NovelToon NovelToon
Senja Sendiri

Senja Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Persahabatan / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:845
Nilai: 5
Nama Author: Senjamenanti

Cecil seorang anak brokenhome yang selalu di hantui dengan perasaan takut menikah. Ia bersahabat dengan Didit yang ternyata mendekati Cecil bukan hanya sekedar sebagai sahabat. Bukan semakin terkontrol, Rasa kecewa yang mendesak Cecil ingin menjauhi siapa pun yang ingin membantunya. Apa yang membuat Cecil semakin kecewa dengan didit? Bisakah Didit meluluhkan hati Cecil?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjamenanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mas..

Masih jam 2 pagi. Aku cari tasku.

"Mau kemana?" Didit garuk-garuk kepala, berusaha membuka matanya.

"Tidur aja dikamarku" Dia nunjuk kamar deket ruang bioskop mininya. Didit balik lagi ke ruang bioskop mininya. Aku masuk ke kamarnya. Kukunci kamarnya. Mataku seger. Ga ngantuk sama sekali...

jam 3. Masih melek..

jam 4, mulai gulung-gulung kasur.

Jam 4 lebih, mulai ngantuk.

"Ciiil..., tok tokk tok" langsung berdiri jam sudah jam 7 pagi. Kubereskan kasurnya.

"Aku balik sekarang"

"Sarapannya sudah mateng" aku geleng-geleng. Udah lama gak ke cafe.

"Gak mandi dulu" Aku geleng-geleng.

Dia anter Aku ke kosan. "Kamu gak macem-macem.kan?"

"Nggaklah!"

"Dit..." Dia fokus nyetir.

Di cafe seperti biasa aku mojok.. gak lamaa, "Cecilnya ada?" ku cari arah suara, Tante Dini. Aduuh! Ku paksa tersenyum. Cipika cipiki. Beliau ajak jalan. Aku menawarkan diri nyetir. Tante Dini cuma senyum. Kayaknya beliau cek CCTV.

Beliau nyetir sendiri.

"Maaf tante, Ada apa ya?"

Tante Dini fokus ke depan "Kebiasaan tidurmu masih sama ya,Cil.. susaah dibangunin.hehehee" Tante Dini berusaha mencairkan suasana.

Cuma karena pikiranku udah kacau "maaf, tante lihat apa di CCTV?"

Mama didit tetep fokus ke depan "Cecil minta maaf Tante. Nggak langsung pulang"

Tante keliatan kecewa

"Ceciiill..."

"Tante paham kamu butuh waktu. Kalian juga sudah mandiri. Tapi meski pun Dia anak Tante, tetep gak bisa pegang janji Dia. Apalagi temen-temen kalian udah nikah dan temen-temen Didit itu gaya pacarannya bebas, Cil." Tante Dini tetep gak lihat Aku sama sekali

"Didit emang gak pacaran, tapi sekarang beda dari jaman Tante. Bisa jadi dari apa yang Dia tonton atau waktu kumpul di singapura atau negara lainnya. Tante juga gak pernah tahu lingkungan pertemanannya setelah SMK"

Aku diem. Nyetir muter-muter sekitar cafe.

"Maaf Cil, kamu mau Didit nunggu sampai kapan? Jangan sampai kamu ngecewain Tante atau Bundamu lagi. Balik ke cafemu. Tante harus anter baju ke customer" aku diantar ke depan cafe. Dari dalam cafe seseorang ke mobil Tante Dini tukar posisi.

Aku beneran ngantuk. "Beo, buatin americano" aku nglipet tanganku diatas meja nyandarin daguku keatas tanganku

"Mbak.. mbak kalau sakit istirahat aja" Ipek yang nganter

"Kalian belum libur. Kapan ambil libur? Masa Saya terus yang libur?" Mereka nyaut gak libur kecuali libur akhir tahun. Aku ambil minumanku, bener - bener ngantuk. Notifikasi HPku terus berbunyi. Aku jalan ke kosan. Langsung rebahan. Ku lihat notifikasi dari bunda, didit, gea, Mas Sony.

Bunda "Sudah sampai,cil? "

Gea "abaikan candaan mereka berdua. Mereka emang rada'-rada' "

Didit "mamaku nemuin kamu? Maaf, aku bakal jelasin ke mamaku dulu. Kita sementara lewat chat dulu ya,Cil"

Badanku beneran capek apa karena nyetir kemarin.

Mas Sony "Kenapa chatku cuma dibaca? "

Aku : "Aku butuh Mas disini "

Seminggu Aku dan Didit cuma chat sama telponan.

Minggu kedua, Dia yang chat atau telpon lebih dulu. Aku mulai cari-cari workshop sama aktif kegiatan olahraga lainnya.

Minggu ketiga, aku udah jarang ke cafe. Aku minta tolong bunda cariin manager. Aku juga ngajuin beli bangunan cafe ke bunda. Chat atau telpon Dia juga gak ku jawab.

Minggu ke empat Aku udah sering ikut workshop-workshop ke luar kota. Aku mulai ketemu temen-temen baru. Aku ikut kelas baking diluar kota.

"Halo, Aku abe" kami salaman "Cecil"

"Kayaknya gak pernah liat kamu disini"

"Iya, aku bukan asli kota ini. Gak sengaja lihat di media sosial, terus tertarik" selesai kelas, karena cuma sehari dan di coffee shop.

Aku ngobrol-ngobrol sama dia dan ternyata kita sekota. "Aku ngekos disana, Awalnya cuma sementara tapi ternyata kota itu nyaman ditinggalin."

Dia nawarin pulang bareng tapi Aku tolak karena Aku sudah pesen hotel dan pesawat besok. "Kamu bisa mampir ke cafeku"

Satu bulan 4 hari gak ketemu Didit, bahkan gak inget kalau nggak Dia yang hubungin Aku lebih dulu. Tapi Aku gak angkat dan cuma baca chatnya.

Di Cafe "Mbak, dicari Mas Didit kemarin."

"Bilang aja Aku gak kesini"

"Udah mbak, tapi gak percaya. Saya udah bilang kalau ada manager yang bantuin kita disini". Aku keluar cafe, ketemu Didit. Aku buru-buru masuk. Masuk ke bawa meja kasir "cecil kesini?" Tanya Didit ke manager

"Dia gak kesini,Mas. Mas bisa langsung hubungi beliau. Soalnya kita sendiri juga susah hubungi beliau" aku denger suara langkah keluar. Manager ngode jangan keluar. Managerku ini kakak kelasku, Sony. iyaa.. Mas Sony.

Mas Sony yang ku peluk saat Vino meninggal. Dia selama ini juga chat nyemangatin aku.

Atau penyemangatku..?

" Tunggu, Dia lagi di parkiran." katanya pelan sambil nyatat pesanan customer.

Aku bersandar. Untung mejanya full ketutupan kaki. 2 jam Aku nunggu.

"Udah pergi" kata Mas Sony. Aku merangkak. Kakiku kesemutan. Dibantu Mas Sony

"Cil.. ciiil.. kalau mau putus, putus aja. Gak usah pake nghindar" Aku bersihin lututku.

"Makasih yaa" Aku ke kosan.

"Darimana cil?" Aku lupa, cafenya sebrang gang kosku. Aku balik badan

"Kenapa kesini?" HPku berdering. Dari Abe. Didit ngintip HPku. Ku abaikan telfonnya

"Aku pengen ngobrol sama Kamu.bisa?" kata Didit. "Ngmall, Gimana?"

"Kita ketemu disana"

"Naik mobilku aja" tawar Didit

"Naik kendaraan masing-masing, lebih aman" aku ambil kunci motorku.

Nunggu di tempat makan siap saji yang ada dalam mall. "Aku udah pesen, kamu pesen sendiri sana" aku makan kentang. Nungguin didit.

"Cil, Aku harus ngyakinin mamaku dulu biar gak bilang ke bundamu." Aku makan kentang goreng sambil scroll-scroll medsos. Dia ngeletak'in kotak cincin, aku perhatiin kotanya beda.

"Aku mau tanggungjawab" Aku diem. Bingung.

HPku berdering, dari abe. Aku berdiri ngjauh. Aku ngobrol agak lama. Aku kembali

"Dari tadi nama Abe. Kamu selingkuh?" Aku ngliatin didit. Aku geleng-geleng kepala.

"Jalan.yuk.." ku masukkan sisa makananku ke wadah yang ku bawa dalem tas. Dia berusaha pegang tanganku. Aku langsung pura-pura main HP.

"Emang kamu ngapain sih, Dit?" tanyaku kesal

"yaa cuma tidur sebelahmu" Ucap Didit Ragu.

"Aku balik dulu.ya"

"Mau kemana lagi?"

"Ada workshop di cafe depan" Aku nunjuk Cafe didepan kami. "Kamu pulang dulu sana" Dia malah pesen makanan di cafe tempat yang sama.

"Heii cill" Abe nyapa Aku. Aku sempet nglirik Didit yang mau berdiri tapi langsung duduk lagi. Acara 3 jam'an. Didit sambil main hp dia nungguin.

"Kamu habis ini kemana?" Tanya abe

"Ke rumah suaminya" jawab Didit ketus.

"ini suamimu?"

Aku nyengir "Dia sahabatku dari SMK,maaf yaa."

Abe pamit pulang dulu.

Kami jalan pelan ke luar cafe "sahabat?" Didit kesel sambil nyeruput kopi dari sedotan.

Aku jalan ke arah parkiran motor Dia ngikut. "Parkiran mobil gak disini.mas"

"Kamu gak ke rumahku,Cil"

"NGGAK" aku tancap gas keliling cari cemilan.

Malamnya, aku mampir Cafe.

"Gimana Pak manager?" Mas Sony senyum dengan tongkat pelnya. Cafe hari ini tutup lebih awal. Stock bahan hampir habis karena abis disewa. Tau-tau ada yang nyelonong masuk, padahal rolling door udah cuma tinggal pintu yang belum di tutup

"aapaa siih,Dit!" Tanyaku tanpa ngliat dulu siapa yang dateng.

Telingaku langsung dijewer "Masss Sony" Mas Sony kasih kode ke yang lain buat cepet balik. Tangan bunda ditahan Didit, Tante Dini juga ada disana. Mas Sony ngarahin dua karyawanku pulang.

"Kami balik dulu,Mbak. Mas. Bu" pamit mas sony dan dua karyawanku. Kami semua ngiyain. Tapi kupingku masih dijewer bunda. Kami berempat duduk. Tante Dini dan Bunda didepan kami. Bunda kasih aku testpack.

Aku ketawa "Apa'an siih,Bund, kita gak ngapa-ngapain juga. Yaaa. Kan,Dit" Didit nunduk ketakutan. Aku ambil testpack, ambil stock gelas plastikku dan ku beri catatan kalau Aku ambil gelas. Ku potong agar tidak terlalu tinggi. Masuk ke toilet. Langsung test. Ada-ada aja bunda. Aku cek seksama, mastiin aku gak hamil. Ku cuci dulu gelas plastiknya lalu ku buang.

"Negatif" ku tunjukin ke Bunda.

"Dia masih perawan, Te" kata Didit. Kami semua natap kaget. "Mak.. Maksud Didit. Didit gak nglakuin sampai situ." Dia nunduk ketakutan.

"Lagian emang kamu ngapain siih,Dit?" tanyaku makin kesel.

Dia nunduk. Mama didit gebrak meja! "JAWAB DIDIT!"

"Maaf permisi" kata Mas Sony tiba-tiba masuk.

"Cuma cium bibirnya, terus tidur disebelahnya." Jawab Didit.

Aku natap Mas Sony yang kaget denger ucapan Didit. "Mas.." Mas Sony berikan kunci cafe ke aku " Saya udah pegang kunci cadangan " Dia buru-buru pergi.

...****************...

1
Coke Bunny🎀
Terima kasih author! 🙏
Camila Llajaruna Cornejo
Pengen baca lagi dan lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!