NovelToon NovelToon
PAIJO, GIGOLO MENCARI CINTA

PAIJO, GIGOLO MENCARI CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Harem
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: CACING ALASKA

Paijo, pria kampung yang hidupnya berubah setelah mengadu nasib ke Jakarta.

Senjata andalannya adalah Alvarez.

***

Sedikit bocoran, Paijo hidupnya mesakke kek pemeran utama di sinetron jam lima.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CACING ALASKA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

04. Uang Banyak, Hati Melompong

Rumah Madam Sofie di bilangan Kemang bukan rumah biasa. Pagar tinggi, pintu kayu jati ukiran Jepara, taman kecil dengan air mancur yang kalau malam berubah warna. Satu-satunya hal yang bikin rumah itu makin hidup... adalah Paijo Madindun.

Tapi hari itu, rumah terasa lebih sunyi.

Paijo sedang beres-beres barang. Madam Sofie berdiri di ambang pintu dengan ekspresi patah hati… mirip karakter sinetron jam tujuh malam.

“Kamu yakin mau keluar dari sini, Joe?”

“Bukan gitu, Madam. Aku cuma... belum siap.”

Minggu lalu, Madam Sofie secara resmi menawarkan Paijo untuk tinggal tetap di rumahnya. Bukan sekadar gigolo lagi. Tapi partner rumah tangga semi-resmi. Gaji bulanan. Kamar sendiri. Akses dapur bebas. Bahkan, katanya:

“Aku bikinin kamu BPJS, Joe. Biar kamu bisa pijet gratis di Puskesmas!”

Sayangnya semua itu ada Sofie's terms & conditions. No job lain, harus makan malam bareng tiap Kamis, wajib gendong Madam Sofie kalau dia pegal.Dan yang lebih penting dari semua itu… gak boleh bawa cewek lain masuk rumah.

Paijo Ragu. Paijo sempat goyah. Rumah Madam Sofie nyaman. Ada kolam renang, ada dapur bersih, dan ada lemari yang bisa muat semua koleksi kaos oblongnya.

Tapi satu hal yang bikin dia mikir ulang:

“Kalau aku teken kontrak, aku bukan lagi Paijo si petualang. Aku jadi Paijo... si pasangan tetap.”

Dan lebih dari itu, dia masih ambil job di luar. Tante-tante di Menteng, mahasiswa kaya di BSD, bahkan langganan lama di Cipete yang suka roleplay jadi dokter.

“Aku belum bisa berhenti. Belum bisa milik satu orang.”

Madam Sofie, Terluka Tapi Elegan. Dia mencoba tersenyum. Tapi dari getaran gelas tehnya, kelihatan banget kalau dia kesel.

“Oke, Joe. Kalau itu keputusanmu... silakan. Tapi inget, rumah ini akan selalu ada buat kamu. Tapi jangan bawa klien masuk lagi, ya. Waktu kamu ngajak Bu Irma masuk dapur dan dia pegang blender gue... gue trauma.”

Barang Paijo minimalis. Barang Paijo cuma dua koper dan satu tas kecil. Isinya hanyalah Kaos “Gigolo Tapi Setia”, celana ketat bonus Madam Vivi dan parfum yang dikasih Tante Yuni dari Singapura

...****************...

Sore itu, Paijo keluar dari mall dengan langkah gagah. Tangannya penuh tas belanja—Gucci, Louis Vuitton, Uniqlo yang lagi diskon. Di tangannya yang satu lagi, es kopi susu kekinian. Custom. Pake almond milk. 50% less sugar. Mewah, Bro.

Semua mata orang-orang mandangin dia. Wajahnya yang tampan, tinggi 185 cm, baju slim fit, celana kulit asli. Kalau bukan seleb, pasti anak pejabat. Atau minimal sugar baby bintang lima. Yang mana... ya, bener semua.

Paijo sekarang gak main-main. Uang dari tante-tante, sosialita, sampe istri pejabat terus ngalir kayak ingus pas lagi pilek. Belanja tinggal tunjuk, makan tinggal pilih bintang berapa, mau ke Bali, tinggal booking jet pribadi milik kliennya yang maniak travelling.

"Hidup gue udah kayak sinetron Indosiar campur drama Korea," katanya dalam hati, sambil senyum sendiri.

Tapi tiba-tiba... di tengah jalan keluar dari mall, dia berhenti. Sepasang Kekasih di pinggir jalan pojokan food court luar mall, ada sepasang anak muda yang menarik perhatiannya.

Cowoknya sederhana, ceweknya juga biasa aja. Pake seragam SMA, celana udah agak ngatung. Tapi mereka ketawa bareng, makan bakso tusuk, dan saling suapin sambil godain satu sama lain.

Nggak ada branded.

Nggak ada saldo ratusan juta.

Nggak ada hotel bintang lima.

Tapi ada yang gak bisa Paijo beli.

Tulus.

Paijo diem. Langkahnya berhenti. Es kopi susu di tangannya udah lumer. Tas-tas branded di genggamannya jadi terasa... kosong.

Dia lihat mereka saling peluk, tertawa, makan bareng. Lalu Paijo menunduk. Dadanya kayak ditekan sesuatu.

Terumbar dalam hatinya suatu kegetiran.

“Gue bisa beli semuanya...”

“Tapi... kenapa hati gue kayak nggak punya apa-apa?”

“Gue bisa tidur sama siapa aja, tapi... gue bahkan gak tau rasanya tidur dalam pelukan orang yang cinta beneran sama gue.”

“Gue... iri.”

Paijo akhirnya pulang, apartemen begitu terasa dingin. Lemari mewahnya penuh baju. HP-nya bunyi terus, ada belasan notifikasi dari para klien:

Kangen ya, Paijo~

Dateng dong ke vila, aku sendirian nih~

Besok ke Bali yuk, semua biaya aku yang tanggung.

Tapi semua pesan itu dia baca doang. Tak ada niatan untuk membalasnya.

Dia duduk di sofa. TV nyala, tapi gak ditonton. Matanya kosong. Tidak berapa lama dia berjalan masuk ke kamar. Malam itu, di kamar mewahnya yang seharga 2 Miliar, Paijo akhirnya ngerti.

Yang mahal itu bukan tas LV, bukan jam tangan Rolex... tapi rasa dicintai. Dan untuk pertama kalinya sejak jadi gigolo—Paijo merasa kesepian.

...****************...

Langit Jakarta malam itu menggantung mendung, seperti perasaan Paijo yang mulai aneh sendiri. Sudah beberapa hari ini, job datang silih berganti, tapi tak ada satu pun yang bikin dia benar-benar senyum.

Bahkan Madam Vivi yang biasanya heboh pun mendadak cuma minta ditemani makan sushi sambil nonton sinetron.

Dan saat itulah, sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Nomor tanpa nama. Tapi isinya sangat jelas.

“Aku butuh kamu malam ini. Send location.”

Paijo memicingkan mata. Gaya bahasanya sopan tapi lugas. Tak seperti tante-tante genit yang biasa nanya ukuran sebelum nanya kabar. Tapi... ada sesuatu yang terasa familiar.

Dia buka riwayat chat. Nomor itu. Pernah ada. Claudia. Klien misterius beberapa waktu lalu yang hanya memakai jasanya sekali—tapi malam itu membekas seperti kena sabet kabel setrika. Wanita dewasa yang tidak sekadar haus nafsu, tapi menyimpan sesuatu yang lebih dingin dan tajam: rahasia.

Dan sekarang... dia muncul lagi.

Bukan rumah besar seperti dulu. Kali ini Claudia mengundangnya ke sebuah penthouse elit di daerah Menteng. Gedungnya tenang, mahal, dan jelas bukan untuk orang biasa.

Paijo disambut langsung. Claudia masih tampak sama — rapi, cantik tanpa berlebihan, dan memancarkan aura yang... bikin jantung deg-degan tapi bukan karena cinta. Lebih karena... waspada.

“Masuklah,” katanya pelan.

Paijo menunduk sopan. “Lama tak jumpa, Madam Claudia.”

Wanita itu tersenyum kecil. “Kamu masih ingat.”

“Sulit melupakan malam yang... penuh teka-teki.”

Claudia duduk di sofa sambil menuang teh. Tak ada wine malam ini. Tak ada musik. Hanya dua manusia yang pernah berbagi malam, kini duduk saling menatap seperti dua orang asing yang pura-pura akrab.

“Aku cuma ingin ditemani bicara malam ini,” ujar Claudia. “Tak ada permintaan khusus. Cuma... aku sedang ingin dekat dengan seseorang yang bisa diajak diam.”

Paijo diam. Dalam pikirannya, ia tahu ini bukan layanan biasa. Claudia... menyembunyikan sesuatu. Sesuatu yang besar.

“Kamu tinggal dengan siapa sekarang?” tanya Claudia tiba-tiba.

“Sendirian. Apartemen di dekat Senopati.”

“Dan hidupmu baik-baik saja?”

“Terlalu baik sampai kadang bingung harus senang atau sedih.”

Claudia tertawa tipis. Tapi senyum itu tak menyentuh matanya. Ada luka yang mengintip dari balik bulu mata lentiknya.

“Kamu masih ingat... nama yang kusebut malam itu?”

Paijo mengernyit. "Nama?"

“Seseorang yang... penting untukku. Seorang gadis.”

“Yang anda bilang sedang kuliah?” tanya Paijo pelan.

Claudia mengangguk.

“Dia sudah dewasa sekarang. Tapi entah kenapa... aku masih ingin menjaganya, meski dari jauh. Meski dia tak tahu aku siapa.”

Paijo diam. Tidak ingin mengorek. Tapi perutnya terasa seperti dikocok blender. Ia tak bodoh. Meski Claudia tak menyebut nama, ingatannya langsung melompat ke satu nama: Suzy. Entah kenapa saat Claudia bercerita tentang gadis itu, Suzy muncul dalam benak Paijo. Terlalu banyak kesamaan di antara mereka berdua.

Claudia melanjutkan, “Kalau suatu saat... kamu bertemu gadis seperti itu. Yang baik, polos, dan jujur. Jangan sakiti dia, ya.”

“Saya... akan berusaha,” jawab Paijo lirih.

Malam itu berlalu tanpa sentuhan. Hanya dua orang yang berbagi sunyi, tapi dengan ribuan kata yang ditahan dalam dada.

Di Balkon Apartemen Paijo, malamnya, Paijo berdiri sendirian, menatap lampu-lampu kota. Tangannya memegang secangkir kopi sachet murahan—ironis dengan apartemen mahalnya.

“Kalau benar gadis yang dia maksud itu Suzy...,” gumamnya pelan, “...aku harus apa?”

Karena dunia sedang bercanda, dan Paijo tahu... dia sedang jatuh cinta pada seseorang yang menyimpan dunia yang sama dengan Claudia.

Dan dia belum tahu — kalau waktu sedang menyiapkan badai.

...🪱CACING ALASKA MODE🪱...

1
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
sakarepmu clau🙄
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
lubang bikinan ondel
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
cincin satu"nya petunjuk pun dh hilang
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
jgn bilang Paijo saudara tiri Suzy 🤔🤐
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
pdhl aku berharap sakitnya mbok Sarni cuma rekayasa Claudia. tp rupanya.,🤔🤐
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦NOL
duhh gustiii gini amat
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦NOL
karepmu nyemplung dewe Joo
jgn salahkan Suzy aelahh
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Sedikit demi sedikit identitas paijo mulai terkuak.

next nell, semakin menarik 😁😁😁
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
Bagus ceritanya~~~
Tpi bikin greget 😭
Jo terlalu pasrah bet, Jo ga boleh lemah ya kudu kuat lawan dong itu si lambe turah claudia jan mau dijadiin bonekanya😭😭
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
jan*

adududu typoku selalu tidak tau tempat🚶‍♀️
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
Nah kan bilang Claudia itu selirnya om Andi😱😱
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
gubrak😱
bagai petir disiang bolong faktanya😱😱
༄༅⃟𝐐Dena🌹
wah, Claudia pemegang semua kartu paijo, termasuk ibu paijo juga sepertinya 😁😁😁
༄༅⃟𝐐Dena🌹
masuk akal, cincin sdh hilang, karena orang desa ga terlalu ngurusi ngunu kuwi /Joyful//Joyful//Joyful/
༄༅⃟𝐐Dena🌹
pantess, visualnya aduhai, tidak seperti orang desa yg lain, anak ningrat toh😁😁😁
༄༅⃟𝐐Dena🌹
laah diberi teanslate /Joyful//Joyful//Joyful/
▀▄▀▄🪱CACING ALASKA🪱▄▀▄▀: harusnya aman 🙄🙄
༄༅⃟𝐐Dena🌹: nanti double enggak?
total 3 replies
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
kpan Jo bisa tegas sedikit masa mau jdi patungnya Claudia terus😭
gemes sndiri kan jdinya 😶😶
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
udah setaun aja ga ada kabar couple hts kita~
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦NOL: cieeee
total 1 replies
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
wah gilakkk😭🫵

Lu yg terobsesi sama Paijo peak itu bukan cinta lagi namanya dari mana juga pengorbanan disitu 🤯
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
cih penyelamat paan si claudia😒
yg ada dia tuh yg makin memperkeruh keadaan paijo🚶‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!