Kesetiaan yang dibalas dengan pengkhianatan, membuat Bianca rela menyamar menjadi pembantu di rumah wanita yang menjadi istri siri suaminya tercinta.
" Bersiap-siaplah mas, tertawalah sepuas mu. Kau dan gundikmu itu akan membayar rasa sakit dari pengkhianatan ini ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gevha Jeany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Barengan di Salon
Happy Reading...
💞
💞
"Ica hari ini kamu gak perlu masuk kerja dulu, hari ini saya mau keluar sumpek di rumah mulu"ucap Nora saat Ica baru tiba di rumahnya.
"Jadi Ibu gak perlu dimasakin sarapan nih?" tanya Ica.
"Gak usah. Besok jangan telat datangnya".
"Baik Bu. Saya pamit pulang".
Ica pulang ke kontrakannya dengan tergesa gesa. Dia ingin cepat berganti penampilannya menjadi Bianca karna ingin mengikuti kemana Nora akan pergi. Begitu selesai, dia langsung menunggu di dalam mobilnya diujung jalanan komplek.
Tak menunggu lama, mobil Nora muncul melewati mobil Bianca. Bergegas Bianca mengikutinya dari jauh agar Nora tidak sadar jika dia sedang di ikuti.
Selang waktu 20 menit mobil Nora berhenti disebuah salon tapi bukan salon ternama melainkan salon yang bisa dikatakan pengunjungnya dari kalangan menengah ke bawah.
Bianca tidak segera turun, dia masih terus memantau dari kejahuan.
"Untung masih ada sedikit simpanan ku, kalau gak mana bisa hari ini ke salon. Harusnya sebagai istri pengusaha, yang ku datangi tuh salon termewah yang paling bergengsi bukan yang begini" gerutu Nora memandangi salon yang didepannya.
Mau gimana lagi, dia butuh creambath dan lain lain sesuai uang yang dia punya saat ini.
Tak berapa lama muncullah sosok Bianca yang berjalan begitu anggunnya layaknya seorang wanita karir berkelas tinggi.
Dengan ramah dia pun disambut oleh pegawai salon.
Plak
Bianca menoleh kebelakang saat seseorang menepuk pundaknya saat dia baru mendaratkan bokongnya di kursi.
"Kamu Bianca kan?" tanya seorang wanita yang seusia dengannya. Bianca diam menatap bingung, mencoba mengingat siapa gerangan wanita yang tiba tiba sok kenal dengannya.
"Aku pasti gak salah, kamu Bianca kan? Ini aku Mira temanmu di SMA" ucap wanita itu dengan raut wajah yang bahagia.
Mendengar itu Bianca langsung berdiri dan memeluk Mira, "Ya ampun ku pikir siapa tadi. Kamu makin cantik aja" puji Bianca jujur.
Mira tergelak, "Masa sih? Perasaan masih cantikan kamu deh, awet muda malah. Pas kamu masuk aku udah perhatiin kamu, aku takut salah orang tapi ternyata gak hahaha".
"Eeh tapi loh tumben seorang Bianca datang ke salonku?" lanjut Mira.
"Whatt,,ini salon mu?" tanya Bianca kaget.
"Iya. Salon ku baru berapa taun berdiri. Maklum masih kecil, nyesuain biaya dengan kantong" ucap Mira merendah.
"Ya gak apa. Kan merangkak dulu dari bawah baru bisa mencapai sukses asal bersungguh sungguh".
Nora yang sedang di creambath, diam diam menyimak pembicaraan mereka.
"Iya eeh tapi makasih lho udah mau mampir".
"Iya. Tadi aku lagi suntuk sama kerjaan pas lewatin salon ini langsung putar balik. Malas rasanya ke salon langganan, toh sama aja kan".
"Btw...suami kamu mana? Kudengar dari teman teman di grup biasanya kamu suka ditemenin sama suami kesalon?" goda Mira.
"Wah...kalian gosipin aku ya, gak ngajak ngajak iihhh. Joinkan ke grup dong rindu sama teman yang lain"
"Iya ntar ku masukkan".
Pembicaraan mereka terhenti saat suara ponsel Bianca berdering, tertulis nama kakaknya Farel disana membuat senyumnya mengembang. "Sebentar ya" setelah dipersilahkan Mira, Bianca menggeser icon hijau dilayar ponselnya.
"Sayang aku rindu!!!" ucap Bianca dengan nada manja yang dibuat buat ketika melihat wajah sang suami memenuhi layar ponselnya.
"Aku juga merindukan mu, sayang" balas Yuga dari sebrang. Mira yang penasaran mendekat pada Bianca. "Suamimu tampan ya, Bi" puji Mira. Yuga yang mendengar dari sana pun terkekeh begitu juga Bianca.
"Iya dong, selain tampan dia juga suami yang setia. Iya kan mas?".
"Jelas. Hanya Bianca yang dihatiku. Wanita lain mana bisa menandinginya baik itu dalam hal apa pun.".
"So sweet" puji Mira
"Sepertinya kamu lagi gak di butik sayang, dan yang tadi siapa?"
"Aku lagi di salon mas. Oh ya yang tadi tuh Mira teman ku sewaktu SMA daaan dia juga lho yang punya butik ini" ucap Bianca menggebu gebu.
"Ooh gitu". Bianca mengangguk.
"Mas baik baik disana ya, awas lho jangan main perempuan" ucap Bianca dengan nada mengancam.
"Haha gak sayang. Hatiku sepenuhnya hanya untuk mu. Percaya sama mas, gak akan ada perempuan lain selain kamu. Kamu tau wanita di luar sana yang suka cari perhatian hanya saja mas anggap wanita murahan yang tak punya harga diri, udah tau suami orang malah digoda. Mana mungkin mas berpaling dari berlian demi memungut beling" gombal Yuga.
Hati Bianca mencibir, dia tidak tersanjung sedikit pun. Namun wanita yang ada disalon itu mengulum senyum dalam hati mereka memuji betapa beruntungnya Bianca memiliki suami setia. Andai mereka tau, bisa jadi saat ini juga si Nora di botakin rame rame sama mereka.
"Mampus!!!" Bianca bisa pastikan akan ada perang ke tujuh saat suaminya itu kembali.
Nora mengepalkan tangannya, "Liat aja mas, akan ku beri perhitungan saat kamu kembali. Disini aku galau disana kamu bercengkrama dengan istri tua mu. Bahkan sampai hati kamu gak ngabari aku", Nora bisa dengan jelas mendengar bahkan melihat wajah suaminya itu terpampang nyata di layar ponsel milik Bianca, apalagi posisinya yang berada di belakang Bianca pun sangat memudahkannya.
Dia tak menyadari bahwa itu adalah unsur kesengajaan Bianca guna membuat hati madunya itu memanas karna cemburu.
"Ternyata memainkan perasaan orang enak juga ya" batin Bianca. Dia tertawa puas melihat kemarahan yang tertahan pada tatapan Nora.
Sambil bercerita, Bianca mencari posisi agar Yuga bisa melihat kalau Nora juga berada disana dan mendengar semuanya. Dan usahanya tidak sia sia, seketika tawa Yuga memudar dan salah tingkah sesaat matanya tanpa sengaja bertatapan dengan mata Nora yang juga masih memandangnya.
"Mas kenapa kok gugup gitu? Kayak suami yang ketahuan selingkuh" tanya Bianca pura pura polos.
Uhuk...uhuk. Yuga langsung meminum habis minumannya saat dia tersedak air liurnya sendiri.
"Akh...gak- gak kok sayang. Siapa yang selingkuh? Ya udah mas kerja lagi ya kerjaan mas masih menumpuk, mas mencintai mu" usai mengucapkan itu panggilan pun terputus.
🌹
Di tempat lain Yuga makin stress. Masalah kerjaan belum kelar eeh di tambah lagi masalah hidup.
Makanya jadi laki laki itu jangan terlalu rakus.
"Kok bisa Bianca dan Nora bisa barengan dalam satu salon. Arrgh!!!! Nora pasti marah setelah mendengar semua" dia menarik rambutnya kasar.
"Abis nelpon kok mukanya makin kusut. Ada masalah?" tanya Farel yang baru datang membawa kantok plastik berisi cemilan.
"Bu bukan mas. Hanya makin rindu aja".
Farel meletakkam cemilan yang dibelinya ke atas meja. "Berusahalah fokus, biar urusan di sini cepat kelar".
Yuga membalasnya dengan anggukan kepala seraya tersenyum kaku, dia seakan yak punya tenaga lagi untuk menjawabnya.
Farel mengambil berkas dan memeriksa ulang apa yg sudah Yuga kerjakan. Di balik kertas itu Farel tersenyum membayangkan reaksi Yuga. Dia memang sengaja keluar memberi ruang pada Yuga dan Bianca.
Dia tidak kuatir jika Yuga akan menggunakan ponselnya untuk menghubungi istri sirinya itu.
Yuga tidak akan punya keberanian untuk itu. Karna sama halnya memberberkan jika dia sudah berselingkuh bahkan sudah menikahi wanita lain.
Yuga pikir istri dan keluarganya tidak mengetahui kebusukannya. Merasa aman dengan apa yang dijalaninya hingga dia lengah dan tak menyadari jika dia dan Nora sudah masuk dalam perangkap Bianca.
Flashback
"Halo" sapa Farel.
"Kak aku mau bicara sesuatu dan kakak diam saja mendengarkan apa yang ku katakan jangan sampai mas Yuga mendengarnya, okey. Kakak cukup menjawab iya atau tidak".
"Hmm" sahut Farel mengikuti permintaan Bianca.
"Sekarang aku berada di salon ngikutin wanita itu. Nanti kakak atur caranya bagaimana agar mas Yuga menghubungi ku tapi lewat ponsel kakak. Ntar aku kasih kode trus kakak langsung gerak ya".
"Iya"
"Makasih kak, love you"
"Iya"
Flashback Off
💞
💞
😭😭