Kisah ini lanjutan dari kisah ku yang berjudul TRANSMIGRASI WANITA LICIK KE TUBUH MENANTU TAK DIINGINKAN versi kisah cinta Leon.
Dimana ada seorang gadis cantik sangat menyukai pria yang penuh tantangan. Dan akhirnya ia bertemu dengan Leon. Membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Penasaran?!
Ayo langsung mampir saja dan baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCTL~29
...🔥🔥🔥...
...Malam harinya Leticia duduk seorang diri di dalam kamar yang gelap terus menangis sambil menulis. Ini adalah cara Leticia lakukan untuk mencurahkan kesedihan yang tak dapat ia curahkan kepada siapa pun....
..."DEAR DIARY....
...Saat ini aku sangat sedih. Aku tau aku salah telah menyebabkan kematian Mama, dan aku menyesal Ma... Jika suatu saat aku diberi kesempatan bertemu dengan Mama, aku ingin berlutut di hadapan Mama dan meminta maaf, karena aku begitu keras kepala. Maafkan aku Mama, Leticia merindukan kamu." Leticia berhenti sejenak, menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan." Aku aku tau, pernikahan kami terjadi karena keterpaksaan, dan bukan aku yang menjebaknya. Tapi Ma... aku benar-benar mencintainya, maafkan aku Ma... aku tidak bisa melepaskan apa yang sudah menjadi milikku."...
...Tangisan Leticia semakin lama, semakin menjadi-jadi. Tak sanggup melanjutkan tulisnya, Ia memilih melempar penanya menjauh dan lanjut menangis sambil berbaring meringkuk di sofa....
*
*
...Di sisi lain. Leon yang tadi bingung harus melakukan apa, memilih pergi meninggalkan mansion menuju rumah bordil andalannya bersama Roger. Di sana, Leon duduk termenung, tangannya memegang segelas minuman alkohol menatap kosong sang penari cantik berpakaian kurang bahan yang terus menari sejak tadi tanpa menunjukan reaksi apa pun, begitu pun dengan Roger....
"Roger," panggil Leon tiba-tiba.
"Iya, Tuan," sahut Roger tersentak menoleh ke arah Leon.
"Ada temanku, dia curhat kalau dia sangat membenci wanita itu, tapi saat melihat wanita itu menangis rapuh, tiba-tiba hatinya ikut sakit. Rasanya di ingin sekali memeluk wanita itu dan berkata, semuanya akan baik-baik saja, ada aku disini," ucap Leon.
"Apa Tuan sudah jatuh cinta kepada Nyonya muda? Hhhmm... sepertinya Tuan perlu sedikit masukan dariku," pikir Roger."Begini Tuan. Kalau tiba-tiba seseorang ikut merasakan apa yang lawan jenisnya rasakan, artinya dia sudah menyukainya, cuman terlalu gengsi untuk menyatakannya," jelas Roger, sedikit menekan perkataan terakhir.
"Tidak mungkin," ucap Leon meneguk minuman yang ada di gelasnya hingga kandas."Ini cuman rasa kasihan, tidak lebih."
"Tapi itu adalah kenyataannya Tuan," kekeuh Roger.
"Diam, kamu. Tidak ada cinta atau kasih sayang, kecuali kebencian yang mendalam," tegas Leon.
"Terserah, nanti Nyonya muda kabur baru kalan kabut kau Tuan," batin Roger kesal.
"Kau kemari," perintah Leon kepada penari itu sambil menepuk pahanya.
"Siap Tuan."
...Penari itu tersenyum bahagia, turun dari tempat ia menari berjalan ke arah Leon, lalu duduk di pangkuannya. Tanpa aba-aba Leon meremas salah satu gundukan penari itu membuatnya mendesah. Melihat itu, Roger memilih pergi dari sana tanpa mengucapkan apa-apa....
"Tuan, ayo kita pesan kamar..." lirih sang penari menahan gejolak api yang membara dalam tubuhnya.
"Aku sudah tidak tahan lagi, disini saja," ujar Leon membaringkan penari itu di sofa dan menindihnya.
...Saat ia hendak melakukan pergulatan panas, bayangan Leticia terus muncul di pikirannya. Beberapa kali Leon menggelengkan kepalanya agar menghilangkan bayangan itu, tetapi bayangan itu semakin lama, semakin jelas....
"Tuan, tunggu apa lagi? Cepat lakukan," pinta sang penari membuka kedua kakinya dengan lebar, lalu meraih ikat pinggang Leon hendak membukanya.
Swos.
"Jangan lancang," tekan Leon menahan tangan penari itu.
"Tapi-"
"Cukup," potong Leon bangkit dari tubuh penari itu."Aku sedang tidak mood," kata Leon pergi meninggalkan ruangan itu.
...Leon berjalan menelusuri lorong rumah bordil tersebut sambil mendengus kesal. Ini pertama kalinya ia menghentikan pergulatan panas yang seharusnya terjadi. Ia pun sampai bingung kenapa bayangan Leticia terus muncul di saat ia sedang ON. Dari Jauh, Roger yang tengah asik menikmati minumannya mengerutkan kening, saat melihat kedatangan Leon. Tidak biasanya Leon akan selesai dalam waktu sesingkat itu....
"Apa stamina boss menurun?" batin Roger menatap Leon yang semakin dekat ke arahnya.
"Kita pulang," perintah Leon singkat, terus berjalan pergi.
"Baik."
...Cepat-cepat Roger meneguk minumannya, lalu berlari kecil mengikuti Leon dari belakang, pergi meninggalkan keramaian rumah bordil itu kembali ke mansion....
*
*
...Di mansion, Tasya memakai baju tidur seksi berjalan mondar mandir sambil sesekali melirik ke jendela mansion. Malam ini ia memutuskan untuk menginap di mansion, karena ada hal penting ia ingin dia bahas dengan Leon....
"Kemana pria tua itu pergi?" gumam Tasya mengigit kuku-kukunya dengan frustasi.
Vroom!
...Suara raungan mobil milik Leon memasuki mansion, membuat Tasya tersenyum gembira, berlari kecil menuju pintu mansion....
Ceklek.
"Selamat malam, Kakak ipar," ucap Tasya tersenyum menggoda Leon.
"Untuk apa kamu masih disini? Siapa yang memberimu izin untuk bermalam disini?" tanya Leon mengerutkan kening, apalagi saat ini pakaian Tasya sangat mencurigakan.
"Eemm... Kakak ipar." Tasya melangkah mendekat dan merangkul lengan Leon.
Swos.
Leon mengibas tangan Tasya dan menjauh."Jangan sekali-kali menyentuhku. Kalau aku kehilangan kesabaran, ayahmu pun takkan mampu menolongmu," tegas Leon melangkah masuk ke dalam mansion.
"Ih!" desis Tasya kesal, berlari kecil mengikuti Leon dari belakang."Aku bisa membantu mu menyingkirkan Kakakku," ucap Tasya.
Langkah Leon terhenti. Ia berbalik menatap Tasya dengan tatapan dingin."Bagaimana caranya?" tanya Leon.
"Yes, berhasil," batin Tasya. Ia tersenyum, melangkah mendekati Leon, lalu berdiri di hadapannya sambil mendongak."Kita pura-pura berpacaran saja. Sebisa mungkin kita bertindak romantis di hadapan Kakak, maka Kakak akan sakit hati, lalu memilih bercerai. Bagaimana Tuan Leon?"
...Leon terdiam mempertimbangkan ucapan Tasya. Karena ia pun sudah capek dan bingung mencari cara agar membuat Leticia menyerah....
"Baik, besok kamu resmi menjadi kekasih kontrakku," putus Leon.
"Terima kasih sudah mendengar saran dariku..." ucap Tasya manja, mengulurkan tangannya menyentuh dada bidang Leon.
Swos.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Leon mencengkram erat lengan Tasya.
"Aku hanya berlatih, agar nanti tidak canggung Tuan," elak Tasya.
"Tuan perlu." Leon menghempaskan lengan Tasya dengan kasar,"Kamu tinggal ikuti saja perintahku, paham," tegas Leon berbalik, dan berjalan pergi menuju anak tangga.
...Dari belakang, Tasya terus menatap punggung Leon lebar Leon sambil mengigit bibir bawanya. Ia tak menyangka, di usia Leon yang sudah setengah abad ini, ia masih terlihat hot dan menggairahkan....
"Aku akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin," gumam Tasya tersenyum licik.
(Bersambung)
