NovelToon NovelToon
Pernikahan 1001 Malam

Pernikahan 1001 Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cerai / Cinta Murni
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Tiba-tiba pernikahan Raka dan Arumi berakhir setelah 1001 malam berlalu.


“Aku sudah menjalani tugas sebagai suamimu selama 1000 hari bahkan lebih dua hari. Sekarang waktunya mengakhiri pernikahan palsu ini.”


Arumi yang sedang merapikan selimut tertegun, berbalik badan lalu menatap lekat kepada Raka yang tengah berjalan ke arahnya.


“Tidak adakah sedikit pun percikan cinta selama kita bersama ?” tanya Arumi dengan wajah sendu.


Raka tidak menjawab hanya menyerahkan amplop cokelat kepada Arumi yang bergetar menerimanya.


“Jangan mempersulit !” tegas Raka dengan tatapan tajam yang menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Mudah Jatuh Cinta

Meski bergegas, panggilan telepon yang membuat layar handphonenya menyala akhirnya terputus.

“Roni ?” gumam Raka dengan dahi berkerut.

Ternyata sudah ada 5 panggilan tidak terjawab saat Raka berada di kamar mandi dan sekarang handphone di tangannya bergetar dan layarnya menyala lagi.

“Halo.”

“Susah banget ya telepon elo.,” omelan Roni membuat Raka terkejut.

“Cepetan keluar, ada hal penting yang mau gue omongin.”

Raka terkesima dengan gaya bicara Roni yang santai bahkan menggunakan bahasa gaul yang terasa aneh di telinga Raka.

Mereka memang pernah jadi saudara ipar tapi sekarang Raka bukan siapa-siapa bahkan Roni adalah boss besar di tempat Raka bekerja.

“Raka, elo masih hidup kan ?”

“Eh iya… saya keluar sekarang.”

Untung saja malam ini Raka mengenakan training panjang dan kaos oblong sebagai pakaian tidurnya hingga tidak perlu ganti pakaian untuk menemui Roni.

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Raka yakin ada masalah penting dan mendesak sampai Roni datang ke tempat kost-nya.

Moga-moga tidak ada masalah dengan Arumi, batin Raka.

“Masuk !” perintah Roni saat Raka berdiri di samping mobilnya.

“Eh…. Tapi saya nggak bawa dompet.”

Roni memutar bola matanya. “Udah malam, nggak bakalan ada razia. Lagian gue mau ajak ke cafe dekat sini doang.”

Tanpa bertanya lagi Raka menuruti perintah Roni, masuk ke dalam mobil dan duduk di depan.

“Ada masalah penting apa Pak ?”

“Jangan bersikap formal kalau lagi di luar kantor apalagi yang mau gue bahas bukan soal kerjaan. Panggil gue Roni aja. Umur kita nggak beda jauh dan elo kan mantan adik ipar gue.”

“Nggg…tapi….”

Roni terkekeh. “Kayaknya elo dah ketularan Arumi, suka membantah dan keras kepala.”

Raka tersenyum tipis dan mengusap tengkuknya. “Oke, Roni.”

Roni tertawa melihaf kecanggungan Raka. “Gue ganggu waktu lo bentar ya.”

“Nggak masalah.”

Keduanya turun dari mobil, memesan kopi untuk Roni dan air mineral untuk Raka lalu mencari tempat duduk.

“Elo pasti mikirnya gue mau membahas soal Arumi.”

“Iya,” sahut Raka jujur.

“Sayangnya bukan. Arumi lagi sibuk, udah seminggu ini gue belum ketemu bahkan teleponan aja nggak.”

“Lalu masalah apa yang mau ba… maksud saya Roni bicarakan ?”

“Eva.”

“Eva ?” Raka menautkan kedua alisnya. “Apa dia bikin masalah sama Arumi ?”

Roni tertawa apalagi saat menangkap ada rasa khawatir dalam pertanyaan Raka.

“Elo benar-benar terobsesi atau cinta mati sama Arumi ya ?” ledek Roni.

“Cinta mati,” sahut Raka sambil tersenyum bangga, tidak kelihatan malu mengakui perasaannya.

“Nggak sangka elo bisa tunduk sama bocil modelan Arumi,” ujar Roni sambil tertawa.

“Arumi itu perempuan luar biasa yang layak diperjuangkan.”

Roni tertawa sambil geleng-geleng kepala.

“Soal Eva, apa yang mau ditanyakan soal dia ?”

Roni pun mulai bercerita soal pertemuannya dengan Eva di restoran beberapa jam lalu, bagaimana perempuan itu memaksa ikut pergi bersamanya dan minta diantar pulang ke rumah teman dengan alasan belum siap menghadapi kemarahan orangtuanya.

“Elo yakin nggak pernah naksir sedikit pun sama Eva ?”

Raka mengangguk. “Bahkan saya tidak ingat seperti apa wajahnya saat dia datang ke rumah untuk menanyakan boneka beruang.”

“Elo nggak ingat apa pun tentang Eva termasuk giana kepribadiannya saat kalian masih satu sekolah.”

“Sejak SD sampai SMP, hanya dua orang teman yang saya punya, itu pun laki-laki semua, namanya Tarjo dan Harun. Cara pandang saya baru berubah saat pacaran dengan Thalia, mau tidak mau saya harus kenal sama siapa saja yang dekat dengan dia.”

“Elo benar-benar aneh Raka” Roni menggeleng-gelengkan kepala. “Bisa-bisanya cowok kayak elo malah jatuh cinta sama Thalia.”

“Pelajaran di masa muda,” sahut Raka sambil tersenyum.

“Yakin elo jatuh cinta sama Arumi ? Secara kepribadian antara dia dan Thalia bagaikan bumi dan langit.”

Raka terkekeh. “Maaf sebelumnya. Saya yakin tujuan mas Roni mengajak saya kemari bukan untuk membahas masalah saya dan Arumi.”

Roni ikut terkekeh. “Iya sih. Sebetulnya gue mau tanya-tanya soal Eva tapi gimana caranya kalau elo aja nggak pernah ingat sama mukanya.”

“Sedikit informasi yang bisa saya berikan paling soal keluarganya terutama tentang pak Sutikno, ayah kandungnya Eva.”

“Hhhmmm.”

“Menurut cerita para tetangga, keluarga pak Sutikno masih keturunan ningrat, berdarah biru, itu sebabnya orang-orang di sekitar rumah kami sangat menghormatinya.”

“Kalau seperti itu kondisinya, untuk apa dia memutuskan pindah ke Jakarta ?”

“Saya juga baru diceritakan mama setelah Eva datang lagi ke rumah kami. Ternyata sebelum mereka pindah, sempat beredar isu kalau pak Sutikno punya gundik karena istri sahnya, ibu kandung Eva, tidak bisa menambah keturunan padahal pak Sutikno sangat menginginkan anak laki-laki sebagai penerus.”

“Jadi mereka sampai pindah ke Jakarta karena malu ?”

“Tidak ada yang tahu alasan yang sebenarnya tapi lagi-lagi cerita ini gosip para tetangga yang bilang kalau anak gundik pak Sutikno ternyata perempuan juga.”

“Seharusnya mereka datang ke dokter kandungan untuk konsul bagaimana caranya mendapatkan anak laki-laki,” canda Roni sambil tertawa pelan.

“Pria seperti pak Sutkno merasa gampang mendapatkan wanita yang bersedia dijadikan gundik. Mungkin di luar Yogya, dia punya lebih dari satu.”

“Bisa jadi.”

Mata Raka menyipit, memperhatikan dengan seksama setiap ekspresi Roni yang duduk bersandar di kursi dan sesekali menyugar rambutnya.

“Kenapa tiba-tiba mas Roni tertarik dengan kehidupan Eva ? Mulai jatuh hati ?” selidik Raka.

“Mungkin ?”

Mata Raka membola. “Secepat itu mas Roni jatuh cinta sama Eva ?”

“Kenapa ? Kamu cemburu ?” tanya Roni sambil mengangkat sebelah alisnya.

Raka tertawa pelan sambil menggelengkan kepala. “Tadi kan sudah saya bilang kalau cinta saya buat Arumi.”

“Yakin lo Ka ? Eva lebih cantik dari Arumi,” ujar Roni dengan tatapan seperti orang sedang membayangkan.

“Kecantikan yang dilihat dan dicari setiap pria berbeda-beda. Bagi saya Arumi lebih cantik dari Eva.”

“Serius lo ?” Mata Roni melotot selebar-lebarnya.

“Sepertinya elo harus ke dokter mata Ka. Jangan takut gue akan mengagalkan usaha lo mendapatkan kembali cinta Arumi kalau bicara jujur.”

Raka tersenyum. “Kecantikan fisik yang diperlihatkan Eva bisa diperoleh semua perempuan apalagi kalau mereka punya uang.”

“Omongan lo bikin gue merinding Ka,” ujar Roni sambil mengusap tengkuknya.

“Jadi benar mas Roni tertarik atau bahkan jatuh cinta sama Eva ?”

“Menurut lo gimana Ka ? Pantas nggak gue memperjuankan perempuan seperti Eva ?” tanya Roni dengan posisi badan condong ke arah Raka.

“No comment Mas, soalnya saya nggak terlalu kenal sama Eva dan jangan lupa statusnya masih tunangan Anggara.”

“Kan baru tunangan Ka, belum istri orang.”

“Saya sih terserah mas Roni tapi perlu saya ingatkan kalau Eva sedang mencari penyelamat yang bisa membuatnya lepas dari Anggara. Saya pribadi tidak terlalu percaya sama Eva.”

“Karena dia sudah berbohong soal Arumi ?”

Raka menggeleng. “Bukan tapi masalah informasi boneka beruang itu. Tujuannya jelas bukan demi membantu Arumi tapi menjebloskan Anggara ke penjara.”

“Iya juga sih Ka.”

“Mas Roni adalah pilihan yang tepat karena selain tampan, berkuasa dan kaya, Anggara adalah musuh mas Roni jadi mungkin saja segala cerita menyedihkan yang disampaikan Eva membuat mas Roni gampang percaya.”

Dengan kedua tangan terkatup di depan mulutnya, Roni terdiam, mencerna setiap ucapan Raka.

1
Noey Aprilia
Naahhh.....gt doongggg.....
ga ush glau trs,kn raka srius mau bkin arumi bhgia....bntr lg ga bkln dpt status janda,plus ga perawan lg....🤭🤭🤭
Dwi Agustina
Heheeee ikutan seneng Ar😅ikutan malu juga🤭😂
Fera Susanti
nikah kah??
Noey Aprilia
Hayooo....
bru shri loh,tp udh khilangn kn????
mkanya,jgn gngsi lh arumi...mskpn msih ragu,ksih ksmptan raka buat mmbuktikan kl dia srius....
Noey Aprilia
Lgian,spa jg yg mnta bntuan situ...
sok2an mnta bls budi,pdhl mh cma modus aja krna mau dktin raka....
tnggu aja tunanganmu kluar pnjra,kn ccok pnjht sm siluman rubah....😝😝😝
Noey Aprilia
Gngsi stnggi gnung....pdhl blng aja cembokur...🤭🤭🤭
Noey Aprilia
Slmt brjuang raka....
skrng bru spatu yg mlayang,lain kli mngkin kursi atw meja....🤣🤣🤣
Dwi Agustina
Nyebelin tp suka kaaaaaaan🤭ciye Arumiiii😉
Noey Aprilia
Efek kjedot cnta,jdinya beda sm yg dlu... 🤣🤣🤣
Fera Susanti
🤭
Noey Aprilia
Ttp smngt y raka.....ykin bgt kl arumi sbnrnya msh ada rsa,cma gngsi aja buat ngaku....tmbh lg dia pst msih skit hti krna skpmu d msa lalu.....
slmt brjuang......
Dwi Agustina
Hahahaaa Sapta-Bimo yg sabar y🤭👍💪💪
Dwi Agustina
Hadeeeh mainannya laki2 g bisa masuk di otak perempuan😅
Noey Aprilia
Ayo arumi.....ksih raka ksmptan biar dia tau gmna rsanya brjuang plus d acuhkn,sm ky dlu dia sm km....tnggu smp 3 thn,apakh km msih mau nrima dia atw ga.....
Dwi Agustina
Ahaaaa semesta mengabulkan pintamu Raka😀
Noey Aprilia
Roni ngpn jg pke nksir sm tu sluman rubah,udh tau kl dia msih tnangn sm yg onoh.....asl tau aja y,kl dia ga s'baik yg d kira....pling cma mau mnfaatin aja biar dia bs lpas....
Ir
Roni aku tau niat kamu baik, tapi melibatkan orang lain hanya untuk menguji Arumi itu salah Roni, belum aja Arumi meledak dan keluar semua apa dia simpan selama ini, cukup minta Raka berjuang lebih keras aja, ga perlu melibatkan eva
Noey Aprilia
Hhhmmm.....
pling jg bpknya eva pnya htang sm yg onoh,mkanya anknya ga bs lpas....scra kn kl btal msti gnti rugi kaleee......udh biasa jual anknya dmi hrta.....kira2 roni bwa eva kmn y???jgn smp dia bntuin,tp msih ttp ngusik arumi.....
Ir
aku tau kemarahan Arumi bukan lantaran sikap Raka tapi sikap mama Sofia, gini semenjak orang tua Arumi meninggal mama Sofia lah yg bisa menggantikan peran seorang ibu, jadi begitu tau mama Sofia bisa dekat dengan perempuan lain selain Arumi jadi perasaan yg selama ini di anggap anak sendiri tuh udah ga sepesial, apa lagi pas makan malam yg di ceritain Eva Eva Eva terus, kalo aku di posisi Arumi mah ogah lagi deket² sama mama Sofia jujur ae, cukup tau aja ntah apa yg di bilang Eva bener atau engga terserah tapi kalo untuk akrab lagi butuh waktu
Baretta: Terima kasih banyak ataa komentarnya kak Ir 😊😊🙏
total 1 replies
Ir
kak maaf banyak typo part ini
Ir: lebih ke salah sebut nama sih, duh lupa aku apa aja tadi
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!