NovelToon NovelToon
"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: PrinsesAna

Kisah menakjubkan tentang perpindahan Jiwa seorang Ratu Mafia ke dalam Tubuh seorang Gadis Cupu yang diabaikan dan direndahkan oleh keluarganya.
Gadis Cupu itu terus-menerus dianggap tidak berarti oleh keluarganya.

Namun semua hinaan dan pandangan meremehkan itu tak pernah mampu mematahkan semangat nya.

Penuh Drama yang menegangkan, mari ikuti Perjalanan Hidup Mafia Queen X Gadis Cupu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PrinsesAna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Sepulang sekolah, Ara mampir terlebih dahulu ke kantor AL Grup karena ada dokumen yang harus ia tanda tangani. Sesampainya di kantor, Ara langsung masuk dengan mengenakan topeng yang biasa ia pakai setiap kali mengunjungi perusahaan, agar tidak dikenali oleh orang lain.

Hanya sekretaris Ara yang mengetahui identitas aslinya sebagai CEO AL Grup, sementara karyawan lainnya tidak tahu wajahnya. Meski demikian, para karyawan yang melihat kedatangannya tetap menunduk hormat karena mereka menyadari Ara adalah pemimpin perusahaan tersebut.

Ara kemudian berjalan menuju ruangannya menggunakan lift, diikuti oleh sekretarisnya dari belakang. Sesampainya di sana, Kak Dewi, sekretarisnya, menyerahkan dokumen yang perlu diperiksa. "Ini dokumen yang perlu Anda periksa dan tandatangani, Nona. Kalau begitu, saya permisi keluar dulu," ucap Kak Dewi seraya meletakkan dokumen tersebut di atas meja.

"Hmm," sahut Ara singkat sambil mengangguk.

Ara mulai memeriksa satu per satu dokumen dan memberikan tanda tangan di mana diperlukan. Namun, ia berhenti pada sebuah dokumen kerja sama yang diajukan oleh Anderson Grup—perusahaan milik ayahnya. Meski telah melihatnya berulang kali, Ara merasa enggan memberikan tanda tangan.

Setelah dua jam berkutat dengan tumpukan dokumen, akhirnya semua selesai. Namun, dokumen dari Anderson Grup tetap tidak ditandatangani oleh Ara. "Nanti saja," pikirnya dalam hati.

Ara melangkah keluar dengan terburu-buru untuk segera pulang, karena malam ini ia memiliki janji bertemu dengan sahabatnya di markas.

"Saya sudah selesai, dan berkas atas nama Anderson biarkan saja dulu di atas meja," ucap Ara kepada Kak Dewi sambil bersiap pergi.

"Baik, Nona," jawab Kak Dewi dengan membungkukkan kepala tanda hormat.

Ara langsung menuju parkiran untuk segera pulang. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan stabil. Di tengah perjalanan yang cukup sepi, tak sengaja ia melihat seorang wanita sedang dirampok oleh sekelompok preman. Ara segera menghentikan motornya dan bergegas memberikan bantuan.

Ia mendekat tanpa banyak bicara dan langsung mengambil tindakan. Sebuah tendangan keras Ara berhasil menjatuhkan salah satu preman yang tengah sibuk menggeledah korban.

"Sial bocah ini! Eh, cantik juga rupanya, boleh lah kita bersenang-senang sebentar," komentar salah satu preman dengan senyum licik.

"Tante, mundur ke belakang dulu ya," ujar Ara sembari menatap wanita paruh baya itu dengan tenang namun penuh arti.

Wanita tersebut, yang ternyata baru pulang dari acara arisan, segera mundur sesuai perintah Ara. Sebelum kejadian ini, ia sempat menghubungi anaknya untuk meminta bantuan dan saat ini anaknya sedang menuju lokasi.

Ara menatap tajam ke arah para preman dan berkata dengan suara dingin, "Pergi sekarang atau kalian akan aku habisi."

Tatapan Ara yang tajam membuat beberapa dari mereka sempat ragu, tapi gengsi untuk mundur dari seorang gadis muda seperti Ara. Pemimpin kelompok preman itu akhirnya memerintahkan anak buahnya untuk maju menyerang.

"Bocah ini lumayan tangguh, seraaaang!" teriak pemimpin mereka dengan penuh semangat.

Ara hanya menyeringai melihat keberanian mereka yang memilih kejadian buruk ini berlanjut.

Tanpa banyak waktu terbuang, Ara menghadapi mereka satu per satu. Tubuh-tubuh para preman besar itu berguguran akibat pukulan dan tendangan Ara yang tepat sasaran. Suasana berubah tegang, diiringi suara hantaman, tulang berbunyi retak, hingga jeritan kesakitan mereka.

Satu per satu preman tumbang hingga akhirnya semua terkapar tak berdaya di jalanan. Ara mendekati wanita paruh baya yang kini tampak terkejut dan gemetar melihat aksi Ara melawan begitu banyak preman sendirian tanpa rasa takut sedikit pun.

"Tante gak apa-apa kan? Ada barang yang hilang atau luka?" tanya Ara kepada ibu-ibu tersebut.

"Tante gak apa-apa, makasih ya kamu sudah mau nolongin tante. Kalau gak ada kamu, tante gak tahu deh jadinya gimana," jawab ibu itu sambil tersenyum pada Ara.

"Tapi tangan tante berdarah nih. Biar aku bantu obatin ya, sekalian nunggu anak tante yang lagi di jalan. Tapi kenalin dulu, nama tante Daisy Liana. Kamu jangan panggil tante ya, panggil Mommy aja," ucap Daisy sambil menuntun Ara duduk di pembatas jalan untuk mengobati lukanya.

"Ehh iya, maksudnya Mommy," jawab Ara sambil tersenyum.

"Nama kamu siapa, Nak?" tanya Daisy saat membersihkan luka di tangan Ara.

"Nama aku Ara, Mom," jawab Ara sambil sedikit meringis karena lukanya terkena obat merah.

"Kamu sekolah di mana, Sayang?" tanya Daisy setelah selesai mengobati luka Ara.

"Ara sekolah di SMA Garuda, Mom," jawab Ara.

"SMA Garuda ya? Sama dong sama…" Daisy berhenti sejenak lalu berkata, "Eh itu anak Mommy datang," sambil melihat ke arah putranya yang mendekat.

"Mom! Mommy gak kenapa-kenapa kan? Gak ada yang luka kan, Mom?" tanya pemuda itu dengan cemas memperhatikan kondisi ibunya.

Dia belum menyadari keberadaan Ara karena Ara masih duduk dan Daisy berdiri di depannya.

"Ih, kamu nih. Mommy gak apa-apa, tapi orang yang nolongin Mommy ini malah terluka," jawab Daisy terkekeh melihat wajah khawatir putranya.

Mana orang yang sudah menolong Mommy? Biar kita ajak ke rumah sakit sekaligus aku mau ucapkan terima kasih, Mom, ujar pemuda itu sambil memandang sekeliling mencari sosok yang telah membantu ibunya.

Ini orangnya yang sudah menolong Mommy, sahut Daisy sambil berbalik dan menunjuk ke arah Ara yang masih duduk di tempatnya.

Deg.

Aa-Ara…, gumam pemuda itu terbata-bata saat menyadari siapa yang telah menolong ibunya.

Ara, sini, Nak. Kenalin ini anak Mommy, namanya Gio. Dia juga sekolah di SMA Garuda, sama seperti kamu, ucap Daisy sambil memperkenalkan Ara kepada putranya.

Tak disangka, Daisy ternyata adalah ibu dari Gio.

Gio sudah kenal sama Ara, Mom, jawab Gio singkat.

Oh ya? Bagus dong kalau kalian sudah saling kenal. Mommy senang banget jadinya, kata Daisy sambil tersenyum memperhatikan keduanya.

Makasih, Ra, udah nolongin Mommy gue, ucap Gio tulus pada Ara.

Iya, sama-sama, jawab Ara tenang.

Eh, itu tangan kamu, ujar Gio tiba-tiba seraya menunjuk luka di tangan Ara.

Oh, ini? Gak apa-apa kok, santai aja, balas Ara sambil menatap Gio.

Deg-deg-deg. Lagi-lagi jantung Ara berdegup kencang ketika tatapan mereka bertemu. Rasanya seperti Ara perlu pergi periksa jantungnya.

Di sisi lain, Gio juga berusaha keras menyembunyikan debaran dadanya setiap kali ia bertatapan dengan Ara.

Daisy hanya tersenyum lembut menyaksikan interaksi mereka berdua. Dalam hati kecilnya, Daisy mulai berpikir bahwa Ara cocok menjadi calon menantunya—cantik, baik, ramah, dan sopan. Semua kriteria yang membuat Daisy sangat menyukai Ara.

Ehem… Jadi gimana nih, Ara? Kamu bisa pulang sendiri atau Mommy minta Gio antar? tanya Daisy sembari memutuskan momen saling bertatapan antara Gio dan Ara. Ara tersentak dan menoleh ke Daisy.

Gak usah, Mom. Ara bisa pulang sendiri kok, jawab Ara sambil tersenyum penuh keterbukaan pada Daisy.

Namun, Gio tampak terpaku oleh senyum cantik Ara yang begitu memukau baginya.

Tapi tangan kamu luka, Nak. Atau begini saja, biar Gio ikuti kamu dari belakang sampai rumah. Mommy jadi nggak khawatir nanti, ujar Daisy sambil menggenggam tangan Ara dengan lembut.

Hmm… Ya sudah deh, Mom. Gak apa-apa, balas Ara akhirnya menyerah karena tak tega melihat Daisy yang khawatir padanya.

Ya sudah, kamu hati-hati ya. Tapi besok Mommy mau kamu ke rumah, nak. Mommy mohon, mau ya? kata Daisy dengan wajah memelas kepada Ara.

Ara yang merasa tak tega pun mengiyakan.

Iya, Mom, besok Ara main ke rumah Mommy sepulang sekolah, jawab Ara sambil tersenyum kepada Daisy.

Makasih, sayang. Kalau gitu, Mommy tunggu ya, balas Daisy sembari memeluk Ara.

Gio, antar Ara sampai rumah. Jagain, jangan sampai lecet anak gadis Mommy, paham? ucap Daisy dengan tegas kepada Gio.

Iya, iya, Mom. Tenang aja, sahut Gio santai.

Dalam hati Gio merasa senang; berarti besok Ara akan ke rumahnya. Gio tidak sabar menunggu hari berikutnya, dan sepertinya Mommy-nya sangat menyukai Ara. Itu berarti ada peluang restu jika ia ingin mendekati gadis itu.

Besok Ara langsung ke rumah Mommy atau pulang dulu? tanya Daisy sebelum masuk ke mobil.

Pulang dulu, Mom. Ganti baju sama bersih-bersih dulu, jawab Ara.

Ya sudah, besok biar Gio jemput kamu ya, nak, ucap Daisy.

Ara hanya menjawab dengan anggukan. Daisy pun tersenyum, tampaknya dia betul-betul berniat menjadikan Ara sebagai calon menantunya.

Daisy segera melajukan mobilnya, tinggalah Ara dan Gio berdua.

Ra, yuk gue anterin lu pulang. Tapi sekali lagi makasih ya udah nolongin Mommy gue tadi, ucap Gio tulus kepada Ara.

Iya, sama-sama, balas Ara lalu berjalan menuju motornya.

Ara segera mengendarai motor dan Gio mengikutinya dari belakang. Tak lama kemudian, Ara tiba di depan rumahnya. Ia memarkirkan motornya dan melepas helm full face sebelum berjalan menghampiri Gio.

Thanks, ucap Ara kepada Gio yang masih duduk di atas motor.

Sama-sama. Gue balik dulu, sahut Gio dengan santai.

Hmm, hati-hati ya, balas Ara sambil tersenyum kecil yang langsung dibalas senyuman hangat oleh Gio.

Tak lama kemudian, Gio pergi dari hadapan Ara.

Aduh, kenapa jantung gue kalau dekat Gio detaknya cepat banget sih. Pusing gue! gumam Ara berbicara sendiri.

1
Jeremiah Jade Bertos Baldon
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Deyana: Makasih ya kak..
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Ceritanya dapet banget.
Deyana: thanks banget kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!