NovelToon NovelToon
Kumpulan Kisah Misteri

Kumpulan Kisah Misteri

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Rumahhantu / Horror Thriller-Horror / Matabatin / Roh Supernatural
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: iqbal nasution

Kumpulan kisah misteri menceritakan tentang cerita legenda misteri dan horor yang terjadi di seluruh negeri berdasarkan cerita rakyat. Dalam kisah ini akan di ceritakan kejadian-kejadian mistis yang pernah terjadi di berbagai wilayah yang konon mwnjadi legenda di seluruh negeri bahkan banyak yang meyakini kisah ini benar-benar terjadi dan sebagian kisah masih menyimpan kutukan sampai sekarang, Di rangkai dalam kisah yang menyeramkan membuat para pembaca seperti merasakan petualangan horor yang menegangkan,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqbal nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6c. Kuntilanak Meulaboh

Sebulan telah berlalu sejak tragedi itu, namun rasa takut belum juga pergi dari hati Rani, Riko, Surya, dan Nita. Mimpi-mimpi buruk masih menghantui mereka: tawa melengking di tengah malam, bayangan rambut panjang di jendela, dan suara bayi menangis di kejauhan.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk kembali ke Meulaboh, mencari jawaban yang belum sempat terungkap.

Sore itu, mereka tiba di rumah Teungku Zakir. Rumah kayu tua itu berdiri di tepi sawah, dikelilingi pohon kelapa yang meliuk diterpa angin barat. Aroma dupa dan kayu gaharu memenuhi ruangan ketika mereka masuk.

“Teungku… kami ingin tahu,” kata Riko perlahan. “Makhluk itu… siapa sebenarnya dia?”

Teungku Zakir menatap mereka lama. Matanya tajam, namun ada kesedihan yang dalam di sana. Ia lalu duduk bersila, dan mulai berbicara dengan suara berat dan pelan, seolah membuka gerbang masa lalu yang telah lama terkubur.

“Kuntilanak Meulaboh… bukan hanya Jin gentayangan. Dulu Ia pernah manusia. Namanya Cut Zahira, seorang perempuan muda di masa perang Belanda. Ia cantik. Tapi nasibnya kelam…”

Asap kemenyan menari di udara, membentuk bayangan samar wajah seorang perempuan. Rani menelan ludah, tubuhnya bergetar.

“Cut Zahira,” lanjut Teungku Zakir, “adalah istri muda seorang ulama desa pada masa itu. Saat suaminya meninggal, ia dibunuh di hutan dekat sungai Meureubo, dan digantung di pohon kelapa. Tapi tubuhnya tak pernah ditemukan. Sejak itu… setiap malam angin barat berhembus dari laut, terdengar tawa dan tangis di antara pepohonan"

Teungku Zakir meneguk kopi panas di depannya dan bercerita tentang kisah asal muasal Legenda tentang Kuntilanak di Meulaboh:

*****

Alkisah, pada masa kolonial Belanda di tanah Meulaboh, hiduplah seorang gadis muda bernama Cut Zahira. Wajahnya secantik rembulan di malam laut tenang — kulitnya sawo matang, rambutnya hitam berkilau, dan matanya memantulkan cahaya laut tempat ia dibesarkan.

Namun di balik kecantikannya, tersimpan luka dan keinginan yang membara.

Cut Zahira adalah anak seorang nelayan miskin. Setiap pagi ia membantu ayahnya menjemur jaring dan menampung hasil laut seadanya. Ibunya telah lama meninggal karena demam malaria. Kemiskinan telah menjadi sahabat hidupnya sejak kecil.

“Aku ingin hidup seperti orang di kota,” katanya suatu sore, memandang kapal besar milik Belanda yang berlabuh di dermaga. “Aku ingin punya rumah besar, pakaian indah, dan tidak lagi mencium bau ikan asin setiap hari.”

Ayahnya hanya bisa menghela napas. “Zahira… jangan mendaki langit dengan kaki yang tak berpijak di bumi,” katanya lirih. “Kekayaan bukan segalanya, nak. Kadang, keinginan bisa membawa petaka.”

Namun Zahira keras kepala. Ia ingin keluar dari lingkaran kemiskinan itu — apa pun caranya.

Di kampung nelayan itu, ada seorang pemuda bernama Hasan.

Tubuhnya tegap, kulitnya legam terbakar matahari, dan matanya tajam seperti elang. Ia dikenal pekerja keras, ramah, dan selalu membantu warga tanpa pamrih. Sejak kecil, Hasan telah memendam rasa pada Zahira — gadis yang setiap sore menjemur ikan di tepi pantai.

Namun cinta Hasan hanyalah cinta dari kejauhan.

Ia tahu, Zahira memiliki impian yang lebih tinggi daripada seorang nelayan biasa seperti dirinya.

Suatu senja, ketika matahari meredup di cakrawala, Hasan memberanikan diri mendekati Zahira.

Ia membawa sebakul ikan segar dan seutas kalung kerang buatan tangannya sendiri.

“Zahira,” katanya perlahan, “aku tahu aku bukan siapa-siapa, tapi izinkan aku melamarmu. Aku akan bekerja keras, aku akan bahagiakanmu.”

Zahira menatap Hasan, tapi matanya dingin.

Senyumnya samar — antara iba dan keangkuhan.

“Hasan,” ujarnya pelan, “aku berterima kasih. Tapi aku tak mau hidup miskin seumur hidup. Aku ingin rumah besar, pakaian indah, dan masa depan yang lebih dari hanya perahu dan laut.”

Hasan menunduk. Kata-kata itu menampar hatinya lebih keras dari gelombang lautan.

Ia ingin membantah, tapi ia tahu Zahira telah menutup pintu hatinya untuk cinta sederhana seperti miliknya.

Malam itu, Hasan duduk lama di dermaga, menatap ke laut yang bergelombang. Di kejauhan, terlihat kapal Belanda berlayar dengan lampu-lampu terang — dan di antara cahaya itu, bayangan Zahira yang berjalan tergambar dalam khayalnya.

Ia paham… sejak malam itu, Zahira sama sekali tak membuka hati pada pemuda miskin seperti dia.

*****

Di tengah kampung Meureubo, berdiri sebuah surau tua yang beratap daun rumbia dan berdinding kayu kelapa. Dari sanalah suara azan selalu menggema setiap subuh dan magrib, dipimpin oleh seorang ulama tua yang disegani: Teungku Peureuba.

Beliau dikenal bijak, berwibawa, dan memiliki ilmu agama yang tinggi. Tak hanya mengajarkan anak-anak mengaji, Teungku Peureuba juga sering menasihati orang-orang yang tersesat oleh dunia.

Ia sudah lama memperhatikan perubahan Zahira. Gadis yang dulu sopan dan sederhana kini mulai berpakaian indah setiap datang ke pengajian.

Orang-orang mulai berbisik. Ada yang iri, ada pula yang mencibir. Tapi Teungku Peureuba hanya menghela napas panjang.

“Perempuan itu sedang diuji dunia,” ucapnya suatu sore pada murid-muridnya. “Harta dan rupa sering jadi jalan setan menyelinap dalam hati.”

Suatu hari, Zahira datang ke surau, bukan untuk mengaji, melainkan untuk meminta doa. Ia berkata dengan suara lembut namun mata gelisah.

“Teungku… apakah salah bila aku ingin hidup lebih baik dari sekadar menjadi anak nelayan? Aku hanya ingin bahagia.”

Teungku Peureuba menatapnya lama, kemudian berkata dengan nada berat:

“Tidak salah ingin bahagia, Zahira. Tapi jika kau menukar harga dirimu dengan dunia, maka yang kau beli bukan kebahagiaan… melainkan petaka.”

Kata-kata itu menggema di telinga Zahira, namun perlahan memudar ketika ia melihat kehidupan orang-orang kaya.

*****

Selain dikenal sebagai ulama bijak, Teungku Peureuba juga merupakan juragan kaya di kampung Meureubo. Ia memiliki kebun kelapa, tambak ikan, dan beberapa perahu besar yang disewakan kepada para nelayan. Rumahnya berdiri megah di tepi pantai, dengan halaman luas dan kolam ikan yang airnya selalu jernih.

Namun meski bergelimang harta, Teungku Peureuba tetap hidup sederhana. Ia selalu makan bersama murid-muridnya, duduk di lantai tikar pandan, dan menolak duduk di kursi tinggi.

Orang-orang kampung memanggilnya Tgk. Peureuba dengan penuh hormat dan takut, sebab mereka percaya lelaki itu bukan hanya pandai agama — tapi juga memiliki ilmu hikmah yang mampu menundukkan jin dan menolak bala.

Setiap malam Jumat, surau miliknya tak pernah sepi. Lantunan zikir menggema, dan dari kejauhan, cahaya lampu minyak menari di bawah bayangan pepohonan kelapa.

Suatu malam, selepas salat Isya, Teungku Peureuba berbicara kepada murid kepercayaannya.

Teungku Peureuba menghela napas panjang.

“Jika cahaya iman mulai padam di hati seorang perempuan,” katanya, “maka bayangan setan akan mengambil tempatnya. Dan bila itu terjadi, laut pun akan menolak ketenangan…”

Dan malam itu angin dari laut berhembus keras, dan dari kejauhan, terdengar suara ombak menghempas karang. Pertanda awal dari sesuatu yang gelap… sedang menuju kampung Meureubo.

1
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
😭😭
ginevra
kejam banget.... pantes kalau nantinya gentayangan
dilafnp
mampus lu! 😆
dilafnp
obsesi dgn cinta itu beda ya!!
Mingyu gf😘
andai murhaban lebih memahami hati ramli, dan andai ramli lebih ikhlas maka petaka itu tidak akan terjadi
Mingyu gf😘
wahh ini ternyata titik penyebab dendam bermula
rahmad faujan
mantap 🤣
Wida_Ast Jcy
tapi aku bisa lho baca isi hatimu. kamu punya niat jahat kan. dasar kawan Luknuct
Wida_Ast Jcy
Nah... ini sangat sangat betul thor. mmg sudah seharusnya begitu
Blueberry Solenne
Wtf, tak punya pilihan lain? sikat aja neng!!!
Blueberry Solenne
Rasain lu, emang enak di ikutin mulu sama Halimah.
Alna
kenapa harus orang pintar, kan lebih bagusnya ulama
Alna
maksudnya gak punya pilihan gimana?
bukan nya itu sudah kau rencanakan
Vᴇᴇ
nah ini nii yg gue tunggu" di part asal muasalnya 👀
Ani Suryani
Cornelia
Vᴇᴇ
pov : ketika nyoba ngikutin kata hati
Wida_Ast Jcy
apakah yang akan terjadi ya kira kira... oh..no🤔🤔🤔
Wida_Ast Jcy
sakitnya tuh disini 😩
Ani Suryani
untung ada yang menyelamatkan
rahmad faujan
aku takut tapi nagih🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!