 
                            "Kamu selingkuh, Mas?" 
"Vina, Mas bisa jelaskan! Ini bukan seperti apa yang kamu lihat." 
"Bukan, terus apa? Kamu... kamu berciuman dengan perempuan itu, Mas. Terus itu apa namanya kalau bukan selingkuh?" 
***
"Vina, bukannya kamu mencintai, Mas?"
"Maaf! Aku sudah mati rasa, Mas." 
***
Vina, harus terpaksa pura-pura baik-baik saja setelah suaminya ketahuan selingkuh. Tapi, ia melakukan itu demi bisa lepas selamnya dari suaminya. 
Setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan, Vina tentu langsung melepaskan pria yang menjadi ayah dari anaknya. 
Kejam? Tindakan Dimas yang lebih kejam karena menghianati cinta sucinya. Padahal Vina selama menjadi istri tidak pernah menuntut apa-apa, ia selalu menjadi istri yang baik dan taat. Tapi ternyata ia malah diselingkuhin dengan mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iindwi_z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Albian.
"Albian...?" suara Vina terdengar begitu nyaring, membuat pria yang ada di depannya langsung berdecih. Begitupun dengan Vina, perempuan itu menatap penampilan Albian dari atas sampai bawah, berdecih pelan. Beda jauh dengan penampilannya dulu. "Ternyata kamu bisa rapi juga, Kak. Aku pikir, preman sekolah kaya kamu enggak bisa rapi," kekehnya, mengingat bagaimana dulu penampilan Albian yang sangat urakan. "Sekarang kerja di mana? Kamu jadi seles skincare ya? Muka kamu mulus banget, Kak." Vina memperhatikan wajah Albian yang mulus.
Albian, atau lengkapnya Albian Kurniawan langsung melotot mendengar itu. Bagaimana bisa ia disangka seles skincare, apa perempuannya di depannya ini tidak tahu barang yang dipakai saja harganya jutaan.
Vina kembali membuka suara karena tidak ada respon dari kakak kelasnya itu. Ya, Albian adalah kakak kelas Vina saat mereka SMA dulu, sudah hampir delapan tahun mereka tidak bertemu, ternyata Albian masih mengingatnya. Padahal dulu hubungan mereka tidak baik, mengingat dulu Albian sangat nakal dan suka palakin anak-anak termasuk dirinya.
"Skincare apa, Kak? Kasih tahu aku, biar aku bisa juga glowing seperti kamu," ujarnya, karena ia ingin terlihat semakin cantik. Biar suaminya menyesal setelah ia pergi dan berubah jadi cantik, siapa tahu ketemu perjaka kan?
"Kak Albian, kamu jadi seles skincare apa? Aku mau beli ini, biar glowing juga seperti kamu," imbuhnya lagi karena tidak ada jawaban dari kakak kelasnya itu.
Albian membuang nafas dengan kasar, kepalanya menggeleng kecil. Tangannya menoyor kepala Vina dengan pelan seperti yang ia lakukan dulu.
"Kak! Kamu tahu, kepala ini keluar dulu, enggak boleh ditoyor gitu, kalau aku jadi bodoh bagaimana?"
Sudut bibir Albian terangkat tipis, karena ia tahu jawaban itu pasti akan selalu Vina keluarkan. "Emang enggak ada jawaban lain? Kenapa selalu itu aja jawabannya? Padahal, kalau bodoh, ya bodoh aja."
Vina berdecih, lalu tatapnya tertuju pada mobil mewah yang tidak jauh dari sana. Albian mengikuti arah pandang Vina, lalu ia kembali membuka suaranya. "Kenapa lihat mobil itu terus?"
Vina menggeleng pelan, karena emang ia hanya melihat saja. "Enggak apa-apa," jawabnya, lalu kembali minum es cendol nya. Ia harus pulang karena sudah lama meninggalkan Agam, meskipun anaknya akan anteng dengan Sasi
"Mau aku antar pulang?" tanya Albian.
Vina menatap sinis, lalu menggeleng kecil. Melihat itu tentu Albian penasaran, padahal selama ini banyak yang ingin dekat, bahkan merayunya. Tapi, ini adik kelasnya malah menolaknya. "Kenapa?"
"Mau kamu anter pakai apa? Mending naik ojek aja dari pada kamu anter, jalan kaki kan?"
Wah... Albian tidak habis pikir dengan perempuan itu. Bagaimana bisa sampai berpikir begitu? Padahal penampilannya saja keren, jas mahal, sepatu dan semuanya yang dipakai mahal-mahal. Masa mau nganterin jalan kaki sih?
"Berapa Pak?" tanya Vina setelah es di gelas nya habis.
Albian mendengar itu lalu berdiri, dan menyodorkan uang berwarna merah pada penjualnya. "Sekalian punya dia, Pak!"
Eeh! Vina menggeleng mau menolaknya, tapi ia semakin kaget saat Albian kembali membuka suaranya. "Enggak usah kembaliannya, buat Bapak saja." .
Wah, dermawan sekali, pikir Vina. Kerja jadi seles saja bisa sedekah sebanyak itu.
"Ayo aku antar pulang," Albian kembali mengajak Vina.
"Enggak usah Kak, aku bisa naik ojek," tolaknya, tapi saat ia mau memesan ojek online, tangannya sudah di tarik Albian.
Eeh, ini mau di bawa kemana? Pikir Vina, sampai ia kembali dibuat terkejut saat Albian mengeluarkan kunci mobil.
"Ini mobil kamu Kak?" tanya Vina dengan takjub, lalu ia kembali bersuara. "Ini pasti punya bos kamu kan? Owner skincare itu pada kaya raya ya, punya mobil mewah dan juga rumah mewah."
Albian memejamkan matanya, tanpa banyak bicara ia mendorong pelan agar Vina masuk ke kursi penumpang. Biarlah Vina pada pikirannya, toh itu juga enggak pentingkan?
***
"Kamu tinggal di mana?" tanya Albian, ia menatap Vina yang tiba-tiba diam, padahal tadi perempuan itu masih saja nyerocos.
"Anter aku ke apartemen XXX, Kak," jawabnya lemah.
Albian tahu ada yang tidak beres dari perempuan di sebelahnya itu. Tapi, ia tidak ingin banyak tanya karena emang mereka tidak sedekat itu. Dulu saja saat di sekolah mereka malah lebih seperti kucing dan tikus. Vina selalu menjawab dan membantah setiap perkataannya, padahal dulu anak-anak pada takut dengannya.
Sampai mobil mereka berhenti di depan apartemen XXX. "Kamu tinggal di sini?"
Vina tidak menjawab, lalu ia tersenyum tipis. "Terima kasih ya Kak, semoga kamu sukses selalu. Kamu cocok jadi CEO dari pada seles skincare. Dan... kalau sudah sukses jangan semena-mena pada yang lemah!" ujar Vina lalu keluar.
Albian menatap punggung itu semakin menjauh, perasaannya tidak menentu. Tapi, bibirnya membentuk senyuman dengan pertemuan itu.
***
"Suami kamu sekarang lagi Cek-in di hotel sama aku. Bahkan aku juga dibelikan gelang berlian."
"Lihatlah, suami kamu selalu tidur pulas setelah bercinta denganku."
"Kasihan banget ya kamu, diselingkuhin."
Vina meremas ponselnya erat-erat setelah membaca pesan itu, ia tahu kalau mereka di hotel pasti akan melakukan itu. Tapi, kenapa perempuan itu mengirim pesan itu padanya? Bahkan, dengan tidak tahu malunya mengirim foto saat mencium bibir suaminya yang sedang tidur pulas.
"Kamu kirim semua foto dan bukti chat itu ke aku Vin, jangan kamu simpan di ponsel kamu. Nanti suami kamu tahu bagaimana?" pinta Sasi. "Tanpa kamu mencari bukti lebih lanjut, ini sudah bisa buat menghancurkan mereka. Kamu bisa laporkan ke perusahaan tempat Dimas berkerja. Bahkan Dimas juga bisa masuk penjara karena tuduhan perzinahan."
"Tapi aku belum bisa melepaskan dia sekarang Si," jawab Vina pelan.
"Kenapa? Jangan bilang karena kamu masih cinta sama dia?"
Vina menggeleng pelan, ia belum mempunyai penghasilan sendiri. Ia saja baru mulai nulis, jelas belum ada penghasilannya, kalau langsung memutuskan pergi nanti bagaimana hidupnya? Apalagi ada Agam, ia masih butuh biaya, Agam juga sekolah, uang apa yang nanti ia pergunakan untuk membayar itu?
"Ada aku Vin, ada aku sahabat kamu. Aku akan bantu kamu," kata Sasi menenangkan.
Vina masih diam, ia tahu Sasi baik dengannya. Tapi, ia tidak bisa kalau sampai memberatkan hidup Sasi. Karena perempuan itu juga punya kebutuhan, dan juga masalah dengan keluarganya.
"Tunggu aku mengumpulkan uang dulu Sasi. Mas Dimas dia tidak akan mau melepaskan aku, jadi aku harus mengumpulkan uang buat menggugat cerai."
"Baik kalau itu mau kamu, tapi ingat ada aku kalau kamu butuh bantuan!"
***
"Aah, Dim... aku sudah tidak sanggup, ini sudah ke enam kalinya loh," keluh Lara, pasalnya Dimas tidak berhenti menggoyangkan tubuhnya.
Dimas bukannya berhenti, ia malah semakin mempercepat gerakannya. Maju mundur dengan tangan meremas buah d@da Lara dengan kencang, bayangannya sekarang adalah sedang bermain dengan Vina.
Sampai ia langsung ambruk setelah melepaskan semuanya. Lara melihat itu tersenyum licik, kembali mengambil ponselnya dan mengirim pada Vina, berharap perempuan itu pergi dan ia menjadi istri Dimas.
***
busettt pindah lobang sana sini moga moga tuh burung cepat pensiun dini biar nyaho
bahaya loh kalau kena tetangga ku dah mati dia pipis darah ma nanah terus melendung gede kasihan lihatnya tapi kalau ingat kelakuan nya ga jadi kasihan
aihhh suami mu vin lempar ke Amazon
semoga ntar karmanya persis seperti nama pelakornya "LARA", yang hidupnya penuh penderitaan apalagi dia punya anak perempuan
orang udah mati sekarang