NovelToon NovelToon
Pengertian Sang Kaisar Kegelapan

Pengertian Sang Kaisar Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta setelah menikah / Aliansi Pernikahan / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:80.1k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Luna Arindya, pemanah profesional dari dunia modern, meninggal tragis dalam sebuah kompetisi internasional. Saat membuka mata, ia mendapati dirinya berada di dalam novel fantasi yang pernah ia baca—dan menempati tubuh Putri Keempat Kekaisaran Awan. Putri yang lemah, tak dianggap, hidupnya penuh penghinaan, dan dalam cerita asli berakhir tragis sebagai persembahan untuk Kaisar Kegelapan.

Kaisar Kegelapan—penguasa misterius yang jarang menampakkan diri—terkenal dingin, kejam, dan membenci semua wanita. Konon, tak satu pun wanita yang mendekatinya bisa bertahan hidup lebih dari tiga hari. Ia tak tertarik pada cinta, tak percaya pada kelembutan, dan menganggap wanita hanyalah sumber masalah.

Namun semua berubah ketika pengantin yang dikirim ke istananya bukan gadis lemah seperti yang ia bayangkan. Luna, dengan keberanian dan tatapan tajam khas seorang pemanah, menolak tunduk padanya. Alih-alih menangis atau memohon, gadis itu berani menantang, mengomentari, bahkan mengolok-olok

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Beberapa hari setelah peristiwa di gerbang selatan, suasana istana masih diliputi ketegangan yang tak kasat mata. Para pejabat berjalan dengan langkah lebih hati-hati, lidah mereka terikat oleh rasa takut. Nama Zhao Kun bergaung di setiap lorong, bisikan-bisikan kecil seakan menjadi arus bawah tanah yang bisa mengguncang fondasi istana kapan saja.

Rui, meskipun tampak tenang, tahu bahwa dirinya kini menjadi titik pusat perhatian. Kehadirannya di setiap rapat, setiap jamuan, selalu diamati. Ada yang mulai melihatnya sebagai sekutu Kaisar, ada pula yang menganggapnya ancaman. Ia tidak peduli. Baginya, kebenaran sederhana: ular harus dipukul di kepala, bukan di ekor.

Malam itu, ia kembali memasuki ruang dimensi. Pohon persik bersinar lembut, dedaunannya bergetar seolah menyapa. Rui duduk di akar pohon, membuka gulungan kecil yang baru tiba dari jaringan bayangannya.

“Zhao Kun mengadakan pertemuan rahasia dengan beberapa bangsawan barat. Lokasi: kediaman pribadinya. Malam ketiga bulan ini.”

Rui menyipitkan mata. Jadi dia masih berani bermain di bawah hidung Kaisar.

Suara kecil mengganggu lamunannya. Lan Mei , yang setengah mengantuk, bergumam, “Permaisuri… hati-hati. Orang itu licik seperti rubah. Jangan sampai Anda sendirian menghadapi…” Suaranya melemah, ia kembali tertidur di pelukan kain.

Rui tersenyum tipis. “Aku tidak pernah benar-benar sendirian, Lan Mei .”

---

Langit malam gelap pekat tanpa bintang. Rui bergerak di atas atap, menyelinap ke arah kediaman Zhao Kun. Dari kejauhan, ia melihat lentera merah tergantung di gerbang besar, penjagaan berlapis tiga. Para pengawal berpatroli dengan pola bergantian terlalu rapat untuk orang biasa, tapi tidak cukup rapat bagi Rui.

Dengan langkah ringan, ia melompati tembok, mendarat di halaman belakang yang sunyi. Aroma teh dan daging panggang samar tercium dari aula dalam. Ia mendekat, menempelkan diri pada tiang kayu, lalu mengaktifkan jimat kecil di tangannya. Mantra tipis itu membuat percakapan di dalam ruangan terdengar jelas.

“Pasokan barat akan tiba tepat waktu. Selama Kaisar sibuk dengan urusan utara, kita bisa memperluas pengaruh,” suara Zhao Kun dalam dan penuh keyakinan.

Seorang bangsawan lain menimpali, “Tapi Permaisuri Rui… ia terlalu tajam. Beberapa langkah kita terbongkar olehnya. Apakah ia tidak menjadi penghalang?”

Keheningan sejenak, lalu tawa lirih Zhao Kun terdengar. “Wanita itu… hanyalah bayangan yang bersembunyi di balik Kaisar. Selama aku bisa menggerakkan beberapa orang dekatnya, tak lama lagi dia akan jatuh. Tunggu saja.”

Rui mengeraskan rahangnya. Jadi kau sudah menyiapkan tangan-tangan di sekitarku.

Namun sebelum ia bisa mundur, sebuah suara lain menyahut suara yang membuat darah Rui membeku.

“Benar. Permaisuri itu memang berbahaya. Aku sendiri pernah melihat bagaimana ia mengendalikan percakapan di rapat. Jika dibiarkan, ia akan menjadi Kaisar kedua.”

Itu suara Menteri Yan, salah satu pejabat senior yang selama ini tampak netral. Rui mengepalkan tangan, matanya berkilat. Bagus. Semua topeng sudah mulai jatuh.

Ia hendak bergerak pergi, namun tiba-tiba sebuah suara keras terdengar dari atap. “Siapa di sana?”

Panah melesat. Rui berkelit, tubuhnya melayang ke udara. Pertarungan singkat tak terhindarkan tiga pengawal menyerbu, pedang berkilau di bawah cahaya bulan. Rui mengeluarkan jarum energi, gerakannya cepat dan presisi. Dalam beberapa langkah, dua pengawal tumbang, satu terikat oleh jaring mantra.

Namun keributan itu membuat Zhao Kun keluar. Wajahnya terkejut, tapi segera berubah jadi senyum licik. “Permaisuri…” suaranya rendah, penuh ejekan. “Aku seharusnya tahu. Bayangan di balik Kaisar ternyata tak bisa duduk diam.”

Rui menatapnya tajam, namun tidak menjawab. Ia tahu, melawan di sini hanya akan memperkuat posisinya sebagai pihak yang salah. Maka dengan gerakan cepat, ia melepaskan asap tipis dari jimat. Seluruh halaman tertutup kabut putih, dan tubuhnya menghilang ke dalam malam.

---

Aula utama penuh gejolak. Zhao Kun datang bersujud di hadapan Kaisar, wajahnya dibuat penuh luka tipis, seolah bekas serangan. “Yang Mulia! Tadi malam, seseorang menyelinap ke kediaman hamba. Dan hamba… hamba melihatnya dengan mata kepala sendiri. Itu adalah Permaisuri Rui!”

Riuh. Para pejabat saling pandang, bisikan deras menyebar. Beberapa wajah pucat, beberapa lainnya justru tampak puas.

Rui masuk dengan langkah tenang, jubah putihnya berkilau lembut. Ia tidak menunjukkan kegelisahan sedikit pun.

“Fitnah yang menarik,” ujarnya, suaranya jernih namun tajam. “Apakah Zhao Kun punya saksi? Atau hanya ingin menyeret nama saya untuk menutupi pertemuan rahasiamu semalam?”

Zhao Kun membelalakkan mata, pura-pura marah. “Pertemuan rahasia apa? Hamba hanya menjamu keluarga!”

Rui tersenyum tipis. “Keluarga yang datang dari barat dengan pakaian bangsawan, membawa gulungan perjanjian, dan bicara tentang pasokan? Apakah itu keluarga? Atau kaki tangan?”

Ruangan membeku. Banyak pejabat mulai berbisik lagi, kali ini tatapan condong ke arah Zhao Kun.

Tian Ze yang sejak tadi diam, akhirnya bersuara. “Cukup.” Suaranya bergemuruh, membuat semua orang terdiam.

Ia menatap Zhao Kun tajam, lalu Rui. “Kebenaran akan ditentukan dengan bukti, bukan kata-kata. Mulai hari ini, Zhao Kun ditempatkan di bawah pengawasan ketat. Semua keluar masuk kediamannya dicatat. Siapa pun yang berani menutupinya, akan dianggap pengkhianat negara.”

Zhao Kun ingin protes, namun tatapan Kaisar membuatnya tak berani. Ia menunduk, menggertakkan gigi.

Rui menunduk pelan, menyembunyikan senyum samar. Sedikit lagi, ular itu akan tercekik.

---

Rui duduk di depan meja, menuliskan catatan kecil dengan tinta hitam. Di luar, angin bertiup kencang, membawa aroma hujan.

Suara pintu berderit. Tian Ze masuk, wajahnya kelam, tapi matanya penuh kilat.

“Kenapa kau berada di kediaman Zhao Kun semalam?” Pertanyaan itu langsung menusuk, tanpa basa-basi.

Rui meletakkan kuas, menatapnya. “Kalau saya bilang saya hanya ingin berjalan-jalan, apakah Anda percaya?”

Kaisar mendekat, langkahnya berat. “Kau menaruh dirimu dalam bahaya. Lagi.”

Rui berdiri, jaraknya hanya satu langkah dari pria itu. “Bahaya tidak pernah pergi dari hidup saya, Yang Mulia. Bedanya… sekarang saya memilih untuk menghadapinya, bukan melarikan diri.”

Tian Ze terdiam, napasnya berat. Ia mengangkat tangan, nyaris menyentuh wajah Rui, namun berhenti di udara. “Kau…” suaranya pecah, “…kau membuatku gila.”

Rui tersenyum samar, namun dalam hatinya ada sesuatu yang bergemuruh. Ia ingin berkata banyak hal, tapi menahan diri.

Mereka berdiri dalam hening, hanya suara hujan pertama yang mulai jatuh di luar paviliun.

Akhirnya Tian Ze memalingkan wajah, menekan perasaan yang tak pantas bagi seorang Kaisar. “Mulai malam ini, kau tidak boleh bergerak sendirian. Aku akan menempatkan penjaga di sekitarmu.”

Rui mengangkat alis. “Penjaga? Atau pengawas?”

Tatapan mereka bertemu, sengit, namun juga rapuh. Tian Ze akhirnya berbisik, “Apa pun sebutannya… aku tidak akan membiarkanmu hilang.”

Hening lagi. Hanya suara hujan yang semakin deras.

---

Hari-hari berikutnya, istana seperti medan perang sunyi. Zhao Kun bergerak semakin terpojok, namun justru semakin berbahaya. Ia mulai menyuap, menyebar rumor bahwa Rui hanyalah penyihir berbahaya yang memikat Kaisar. Sebagian pejabat goyah, sebagian lagi tetap diam.

Rui tidak gentar. Ia justru semakin berani mengatur langkah membangun jaringan, mengumpulkan bukti. Setiap malam, ia masuk ke ruang dimensinya, merangkai benang-benang informasi yang semakin rapat.

Di sisi lain, Tian Ze tak bisa lagi menyembunyikan kegelisahannya. Setiap kali Rui terlambat hadir di jamuan, dadanya menegang. Setiap kali mendengar rumor baru, ia menahan amarah untuk tidak mengamuk di aula. Ia, Kaisar yang dingin, kini terikat oleh satu hal yang tak pernah ia rencanakan: rasa takut kehilangan seorang wanita yang seharusnya hanya sekadar Permaisuri di catatan resmi.

Malam itu, setelah rapat panjang, ia kembali ke paviliun Rui. Hujan reda, tanah masih basah. Rui sedang duduk di beranda, rambutnya terurai, cahaya bulan membalut wajahnya.

Tian Ze berhenti, menatapnya lama. “Kau sadar… kalau kau terus seperti ini, semua orang akan melihatmu bukan hanya sebagai Permaisuri, tapi sebagai ancaman.”

Rui menoleh, senyumnya tenang. “Ancaman bagi siapa, Yang Mulia? Bagi ular yang bersembunyi? Atau bagi Kaisar yang takut bayangannya sendiri?”

Tatapan mereka bertaut, kali ini tanpa dinding, tanpa pura-pura.

Tian Ze akhirnya melangkah, duduk di sampingnya. “Aku tidak takut bayangan. Aku hanya…” suaranya pelan, “…takut kehilangan cahaya.”

Rui terdiam. Kata-kata itu menembus jauh ke dadanya, lebih dalam dari semua intrik, semua permainan politik. Ia menunduk, berusaha menyembunyikan gejolak hatinya.

Dan malam itu, tanpa kata lagi, mereka hanya duduk berdampingan di bawah cahaya bulan. Dua jiwa keras kepala yang terikat oleh badai yang sama intrik, pengkhianatan, dan sesuatu yang lebih lembut dari semua itu: perasaan yang tak bisa mereka akui sepenuhnya.

Badai besar akan datang. Tapi untuk sesaat, di beranda kecil itu, dunia terasa tenang.

---

Bersambung…

1
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
inilah kelakuan kaisar, banyak istri tapi anak yang slalu jadi korban dan diabaikan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
balas dendam yang terbaik adalah membodohi 🤣
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
ya ada gitu harimau glowing, jadi pengen plihara juga /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
harus jaim kali ini, gak kan rugi kok Rui /Applaud/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
aku suka yang begini yang punya ruang dimensi
gunakan mata air spiritual Rui
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
di jamin menguntungkan 100% ini dong.
ajaib emang 🤣
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
* harimau kecil ini kan kak
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
wow, udah 1 tahun dong
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
gak oerlu di ajarin dong, agak lain emang putri kita yang 1 ini
tapi bikin suka /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
pede sekali anda Rui, tapi emang bener sih gak ada dua nya 🤣
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
roh cantik dari jembatan ancol ya kan /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
aku padamu Rui 🤣
kalo Lan mei harus banyak² stok kesabaran untuk mengahadapi majikan dandom ini 😁
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
anti mainstream ngidamnya Rui 😂😂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
hamil barengan jd nanti anaknya gede barengan jg 😂😂
Yue Li MZy
Raja Yan terlalu pengecut bisa bisa nya dijadikan boneka oleh anak sendiri untuk kehancuran rakyat
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
semoga kalian bahagia selalu 😍😍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kerajaan Yan runtuh karna ulah anaknya sendiri 😏😏😤
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kasihan rakyat pemimpin nya egois 😤😤
Dian Susantie
wah.. bakalan ada demo rakyat ke pemerintah nya nih.. 🔥🔥🤭🤭
Dian Susantie
wah.. ada musuh baru lagi nih... 🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!