NovelToon NovelToon
Adik Iparku, Mantan Kekasihku

Adik Iparku, Mantan Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Amy Zahru

Karma? Apa benar itu yang terjadi padaku? Disaat aku benar-benar tidak berdaya seperti ini.

Bagaimana mungkin aku meghadapi sebuah pernikahan tanpa cinta? Pernikahan yang tidak pernah ku impikan. Tapi sekali lagi aku tak berdaya. Tidak mampu menentang takdir yang ditentukan oleh keluarga. Pria yang akan menikahiku...aku tidak tahu siapa dia? Seperti apa sifatnya? Bagaimana karakternya? Aku hanya bisa pasrah atas apa yang terjadi dalam hidupku.

Aku sebenarnya masih menunggu seseorang dari masa laluku. Seorang pria yang sangat ku cintai sekaligus pria yang telah ku lukai hatinya. Nando Saputra, mantan kekasihku yang telah memutuskan pergi dariku setelah aku dengan tega mengusirnya begitu saja.

Sekarang rasa menyesal kembali menghatuiku saat ku tahu sebuah fakta yang lebih mengerikan...dia Nando, pria yang selama ini ku rindukan adalah adik dari pria yang menikahiku. Rasanya aku ingin bunuh diri saat ini juga....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amy Zahru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Di Balik Kelas yang Ramai

Suasana kampus mulai kembali normal setelah gegap gempita pentas seni. Mahasiswa baru sudah lebih akrab, kelas-kelas pun kembali dipenuhi dengan suara dosen yang menjelaskan teori dan mahasiswa yang sibuk mencatat.

Nando duduk di barisan tengah ruang kuliah, buku catatannya penuh coretan. Tidak semua catatan itu benar-benar sesuai materi, tapi begitulah cara dia menghafal: menulis berulang-ulang sampai tangannya pegal. Bella duduk di sebelahnya, kadang membisikkan jawaban saat Nando lupa.

Aku memperhatikan dari jauh, sengaja datang dengan alasan mengantar dokumen untuk dosen yang kebetulan aku kenal. Sebenarnya… aku hanya ingin melihat Nando di kelas.

Dan seperti biasanya, hatiku bergetar setiap kali melihat ekspresi seriusnya.

---

Setelah kelas usai, aku mendekatinya.

“Nando,” sapaku pelan.

Dia menoleh, sedikit terkejut.

“Kak Aura? Kok ada di sini?”

Aku tersenyum kecil.

“Lagi ada urusan sebentar. Kamu sibuk?”

Dia menggeleng.

“Nggak, kenapa?”

Aku menghela napas, lalu memberanikan diri.

“Ada tempat yang mau aku tunjukkan. Mungkin itu bisa bantu kamu… mengingat sesuatu.”

Wajahnya menegang.

“Tempat?”

Aku mengangguk.

“Iya. Dulu kamu sering ke sana. Sama aku.”

---

Kami akhirnya berjalan menuju sebuah taman kecil di belakang kampus lama—tempat yang dulu sering kami datangi saat masih bersama.

Pohon flamboyan masih berdiri, bangku kayu sudah agak usang tapi masih kokoh.

Saat tiba di sana, Nando terdiam lama. Ia menatap ke sekitar dengan fokusnya yang tajam. Lalu perlahan kedua kakinya mulai berjalan mendekati sebuah kursi kayu dekat pohon.

“Aku… pernah ke sini,” gumamnya. “Rasanya… aku duduk di situ. Ada seseorang di sampingku. Aku main gitar… dia tersenyum…”

Aku tercekat. Ini saatnya aku jujur. Nando, harus mulai bisa mengingat semuanya termasuk tentang kisah 'kita' dulu.

“Itu nyata, Nando. Itu aku.” ucapku tegas.

Dia menoleh cepat, menatapku dalam. Tapi kemudian wajahnya berubah cemas.

“Kenapa kamu selalu cerita seperti ini ke aku, Kak? Kalau benar… kenapa aku nggak tahu dari awal?”

Aku menahan napas. Pertanyaan itu seperti pisau. Aku ingin jujur. Aku ingin mengatakan bahwa Ali yang membuat semua ini terjadi. Tapi belum sekarang.

“Aku hanya ingin kamu tahu siapa dirimu. Kamu berhak atas itu,” jawabku lirih.

Nando menunduk, memegangi kepalanya.

“Tapi setiap kali aku coba ingat, rasanya sakit banget… seolah ada sesuatu yang disembunyikan.”

Aku mendekat, tanpa sadar menyentuh bahunya.

“Kalau sakit, berhenti dulu. Jangan paksa. Aku akan ada di sampingmu.”

Untuk pertama kalinya, dia tidak menolak sentuhanku. Hanya menatapku dengan mata yang begitu rapuh.

“Kenapa… setiap aku sama Kak Aura… rasanya hangat sekali? Seolah aku kehilangan sesuatu, dan sekarang hampir menemukannya lagi.”

Kalimat itu membuat dadaku sesak. Aku ingin sekali menjawab, karena aku memang bagian dari hidupmu yang hilang. Tapi bibirku hanya bergetar tanpa suara.

Kami duduk berdua di sana. Menikmati senja dalam hening. Nando masih tampak menatap sekitar. Aku tak tahu apa yang ada dibenaknya.

"Besok, kau ada waktu?"

Nando menoleh sambil menggeleng.

"Ikut denganku ke suatu tempat ya. Di sana, aku yakin kau akan ingat sesuatu"

Nando hanya menatapku penuh keraguan. Sorot matanya tampak tak yakin. Aku tahu ini tak mudah untuk dirinya. Tapi bagian dalam diriku tetap memaksa. Sisi egois ini cukup menyiksa sampai aku tak bisa melawan. Sisi dalam diri yang percaya bahwa Nando akan kembali padaku lagi.

Di kejauhan, lonceng gereja kecil di kampus berbunyi. Senja turun perlahan, menutup kami dalam cahaya oranye yang temaram.

Aku tahu, kebersamaan ini berbahaya. Tapi semakin hari, semakin sulit bagiku untuk melepaskannya.

1
Desi Oktafiani
Aku berharap kisah ini tidak berakhir terlalu cepat, cepat update ya!
Dzakwan Dzakwan
Cerita ini keren banget, susah move on!
Ami Zahru: Terima kasih /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!