Tak pernah terbayangkan dengan apa yang saat ini di jalani, bergerak tanpa arah, dan melangkah tanpa tujuan.
Terasa sesak di dalam dada mengingat semua kisah yang sulit untuk di lupakan, Namun terasa sakit saat mencoba untuk menerima semua yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvi Noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 35
...Di dalam hidup tidak semua hal yang di inginkan berjalan sesuai dengan keinginan, dan tidak semua keadaan dapat di kendalikan sesuai dengan impian....
...Karena hidup yang kita jalani telah di tulis dan juga telah menjadi takdir untuk kita....
...Akan ada waktu di mana kita merasa kecewa dengan keadaan dan begitu juga sebaliknya. Merasakan kebahagiaan karena keadaan yang kita jalani....
...Akan tetapi saat itu juga proses kehidupan kita pun berjalan, karena melalui proses itu juga kita belajar....
...Rasa sakit, kecewa, bahagia dan juga sedih mengajarkan kita tentang betapa banyaknya lika liku kehidupan....
...Maka jadikan setiap kehidupan yang kita jalani adalah pelajaran agar kita lebih memahami keadaan....
...➳༻❀✿❀༺➳...
Salsa yang masih selalu membayangkan bahwa Emily tak akan kembali tiba-tiba di kagetkan dengan adanya Berlian yang menghampiri mobil yang mereka tumpangi.
senyuman di sudut bibir Berlian terlihat saat melihat Aidan yang ada di dalam mobil.
"Tante, Papa... "panggil Berlian saat menatap Aidan yang ada di dalam mobil.
Salsa yang melihat Berlian seketika tersenyum dengan hangatnya.
"Sayang, maaf Tante ga liat Berlian tadi. " ucap Salsa yang saat ini menatap Berlian.
sedangkan Berlian yang mendengarkan ucapan Salsa hanya tersenyum melihat Salsa.
"Iya Tante, tidak apa-apa. "jawab Berlian tersenyum melihat Salsa.
sedangkan Aidan yang melihat interaksi antara Salsa dan juga putranya terdiam. ia teringat bagaimana saat dirinya dan juga Emily yang menjemput Berlian.
Sikap acuh Berlian dan selalu berkata kasar terhadap Emily, berbeda jauh saat Berlian yang berbicara terhadap Emily.
Yang berkata tak ingin sang ibu turun dari mobil, yang menyatakan bahwa dirinya malu terhadap teman-temannya melihat sang ibu yang tak punya pekerjaan seperti Salsa yang saat ini ada di hadapannya.
Potongan-potongan ingatan berputar kembali dengan detail. ucapan dan juga perlakuan sangat putra terhadap Emily kembali berputar. Aidan teringat bagaimana Emily yang saat itu seketika terdiam dengan tangan yang sesekali menyentuh wajahnya, tangan yang dengan cepat mengusap air mata yang mengalir di sudut matanya akan tetapi air mata itu begitu cepat mengalir. Ia melihat jelas mata yang sembab akan tetapi tetap terus tersenyum, ia teringat tubuh yang letih akan tetapi terus tetap terlihat kuat.
"Pa, kita jalan-jalan dulu ya. " ucap Berlian yang saat ini menatap Aidan.
"Langsung pulang, kasihan mama sudah menunggu kita pulang. " ucap Aidan dengan menatap lurus kedepan.
"Tapi aku ingin pergi jalan-jalan sama Tante Salsa, Pa. " ucap Berlian dengan nada merengek menatap Aidan.
"Mama sudah nunggu di rumah, Mama juga sudah siapin makanan di rumah. " ucap Aidan dengan melihat Aidan yang saat ini hendak menangis.
Salsa yang mendengarkan ucapan Aidan seketika terdiam akan tetapi hati dan pikirannya terus saja mengumpat dan berdo'a agar Emily tak kembali.
"Emily, Emily, Emily saja terus... lihat saja nanti sampai di rumah harapan dan juga keinginan kamu tak akan pernah bisa menjadi nyata. " batin Salsa dengan menatap Aidan yang masih terlihat fokus pada jalanan yang di lewati.
"Aku benci Mama. !" teriak Berlian yang terlihat menatap Aidan.
"BERLIAN. !" bentak Aidan yang saat ini menatap sang putra yang terlihat kesal.
Berlian yang mendengarkan teriakan Aidan seketika terdiam, sedangkan Salsa pun terlihat kaget dengan suara Aidan yang terdengar keras.
"Berlian sayang, ga boleh kayak gitu. Gimana pun kan Berlian anak Mama, kalau ga ada Mama ga akan mungkin ada Berlian kan. " ucap Salsa menatap Berlian dengan wajah yang terlihat hangat.
sedangkan Berlian yang mendengarkan ucapan Salsa seketika terdiam dengan anggukan kepalanya. sedangkan Aidan yang melihat reaksi Berlian kini melanjutkan perjalanan mobilnya.