NovelToon NovelToon
Sulastri, Aku Bukan Gundik

Sulastri, Aku Bukan Gundik

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Cerai / Penyesalan Suami / Era Kolonial / Balas Dendam / Nyai
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Anna

“Sekarang, angkat kakimu dari rumah ini! Bawa juga bayi perempuanmu yang tidak berguna itu!”

Diusir dari rumah suaminya, terlunta-lunta di tengah malam yang dingin, membuat Sulastri berakhir di rumah Petter Van Beek, Tuan Londo yang terkenal kejam.

Namun, keberadaanya di rumah Petter menimbulkan fitnah di kalangan penduduk desa. Ia di cap sebagai gundik.

Mampukah Sulastri menepis segala tuduhan penduduk desa, dan mengungkap siapa gundik sebenarnya? Berhasilkah dia menjadi tengkulak dan membalas dendam pada mantan suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sulastri 4

“Kangmas, lihat anak kita …” Amina tersenyum lebar saat suaminya masuk ke dalam kamar, tetapi, senyuman itu seketika luntur melihat wajah masam Kartijo. “Ada apa, Kangmas?” tanyanya pelan.

Kartijo tak langsung menjawab, tatapannya dingin, sudut bibirnya bergetar saat ia bergumam pelan. “Kemana perginya wanita itu?!”

Amina mengernyit dengan tatapan menyelidik, “Siapa maksud, Kangmas?”

“Lastri,” jawab Kartijo singkat.

Amina memutar malas bola matanya, dadanya bergemuruh saat mendengar nama Sulastri kembali disebut. ‘Wanita itu masih saja jadi pengganggu,’ batinnya.

Perlahan dia beranjak dari sisi bayinya, menghampiri Kartijo yang sedang mengancingkan kemejanya dengan tergesa. Tangannya terulur membantu, tatapannya menelisik curiga.

“Kangmas, ingin mencarinya?” tanyanya, suaranya pelan namun menusuk.

Kartijo menatap kosong ranjang di tengah ruangan, bayangan wanita yang ketakutan di malam pertama melintas dipikirannya, ia menghela napas kasar. “Aku hanya ingin memastikan, apakah benar dia tidak pulang ke rumah orang tuanya.”

Amina tersenyum licik. Dengan gerakan lembut, dia membelai dada sang juragan, “Dia pasti pergi dengan pemuda itu,” ucapnya pelan. “Beberapa hari sebelum Mbak Lastri melahirkan aku sempat melihat mereka bertemu di belakang lapak.”

Kartijo menoleh ke arah Amina, sorot matanya tajam. “Kenapa kamu baru mengatakannya sekarang?!”

Amina berjalan pelan menuju meja kecil, mengambil secangkir kopi, lalu memberikannya pada Kartijo.

“Dihabiskan dulu kopinya,” ucapnya.

Kartijo menyesap kopinya pelan, sebelum kembali menatap tajam Amina.

Wanita itu tersenyum samar, wajahnya menunduk sendu, suaranya lembut, nyaris bergetar, “Aku ini kan, sedari awal sudah di cap gundik sama Mbak Sulastri, juga semua orang yang ada di sini,” ujarnya pelan. “Takutnya … kalau mengadu tidak ada yang percaya.”

Kartijo menghela napas panjang, tatapannya perlahan melunak, tangannya dengan lembut, membelai puncak kepala Amina. “Kamu ini bicara apa, Nimas? Aku selalu percaya padamu,” ucapnya pelan.

Amina merapikan kemeja milik Kartijo, memainkan satu kancingnya, bibirnya tersenyum miring. “Istrimu itu bukan sekali dua kali bertemu pemuda itu, mbokde pengrajang tembakau saksinya. Mereka sering melihat tapi tidak berani mengadu, aku saja kalau tidak pernah melihat sendiri, ya, tidak percaya, wanita sepolos itu suka main gila.”

“Perempuan jan_cok!” umpat Kartijo sambil mengusak rambutnya kasar.

Amina menepuk pundak Kartijo, senyum manis mengembang. “Sudahlah, Kangmas. Jangan dipikirkan. Lebih bagus dia pergi, daripada kamu menanggung malu, punya istri bermuka dua, di depan lembut ... di belakang suka main gila!”

Kartijo menegakkan tubuhnya, menatap tajam pada dinding kayu. “Perempuan itu … akan kubunuh kalau aku menemukannya.”

Amina mencondongkan tubuhnya ke arah Kartijo, sudut bibirnya terangkat tipis sambil berbisik pelan. “Aku malah curiga sama si Dasim. Jangan-jangan, dia yang menyembunyikan Sulastri.”

Kartijo menegang, rahangnya mengeras, dadanya naik turun menahan amarah. “Dasim?!”

“Iya, aku juga beberapa kali melihat mereka berdua bercanda melewati batas. Pernah ada yang melihat juga, mereka sering bertemu di belakang kandang kuda,” ujar Amina.

“Bocah semprul itu. Lihat saja, kalau benar dia yang menyembunyikan Lastri, aku bunuh mereka berdua!” Kartijo mendengus murka.

Amina menyeringai tipis, suaranya tetap lembut. Ia melangkah mendekat, membelai pundak Kartijo pelan. “Jangan gegabah, Kangmas,” bisiknya tenang.

Kartijo menelan ludah kasar, matanya masih menyiratkan amarah. Ia menatap Amina sekilas, senyum tenang tergaris di wajah wanita itu.

***

Dasim baru saja menambatkan dokarnya saat Kartijo menghampirinya dengan wajah penuh amarah.

“Heh! Bocah semprul. Di mana kau menyembunyikan istriku?!” serunya, suaranya bergetar dengan napas tersengal.

“A-apa maksud Anda, Den bagus?” sahut Dasim terbata.

Kartijo menatap sengit, napasnya tercekat menahan amarah. “Kemana kamu mengantarkan Sulastri malam itu?” tanya Kartijo dengan suara tajam.

Dasim tersentak, tubuhnya menegang, “Den ayu hanya minta diturunkan di gardu yang berada di ujung desa—”

“Bohong!” sela Kartijo, sembari meraih kerah baju Dasim.

Dasim menelan ludahnya pelan, keringat dingin membasahi pelipisnya, tanganya gemetar hebat. “Sa-saya tidak bohong, Den. Saya melihat sendiri Den ayu naik angkutan desa, lalu pergi.”

Amina yang berada di belakang Kartijo turut menyahut. “Hari ini pasaran kliwon, tidak mungkin ada angkutan yang datang lepas subuh,” ucap wanita itu.

“Tapi saya melihat sendiri, Den ayu naik mobil pickup,” sahut Dasim.

Amina menyeringai tipis, “Kamu itu jangan berbohong, Kusir miskin. Dibayar berapa kamu, agar mau tutup mulut?” tuduhnya pelan, namun menusuk.

Dasim mengerutkan alisnya, matanya menyipit mencoba memahami ucapan Amina. “Apa maksud sampean?”

Amina menatap datar, bibirnya masih menyeringai tipis. “Lihatlah, Kangmas, dia mulai ketakutan. Sudah jelas dia sedang menutupi sesuatu.”

Kartijo menatap tajam, dengan rahang mengetat. “Jawab bocah semprul, di mana Sulastri?!”

“Sa-saya benar-benar tidak tahu, Den. Malam itu setelah turun dari dokar, Den ayu langsung menyuruh saya pergi, tapi saya melihat dari kejauhan Den ayu naik mobil

pickup. Hanya itu yang saya tau,” jelas Dasim.

Amina mencondongkan tubuhnya, berbicara pelan di telinga Kartijo. “Pemuda itu pasti sudah membungkam mulutnya dengan uang, atau malah Sulastri sendiri yang melakukannya … ah, tapi dia baru melahirkan, apa mungkin …?” ujarnya dengan tatapan licik.

Kedua tangan Dasim terkepal erat, perkataan Amina membuatnya geram. “Jaga bicaramu!” peringatnya ketus. “Den ayu bukan wanita murahan sepertimu. Lagi pula, bukankah kalian sendiri yang menyuruhnya pergi?!”

“Bocah semprul!”

Bugh!

Kartijo menghantam keras wajah Dasim, pria muda itu sampai tersungkur ke tanah. Tanpa memberi kesempatan, ia kembali mencengkeram kerah bajunya dan menariknya kasar. Tatapannya menyala penuh amarah.

“Katakan bocah semprul, kemana perginya Sulastri?!”

“Saya tidak tahu!”

Bugh!

Kartijo menghantam wajah Dasim berulang kali, hingga darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Napasnya memburu dengan tatapan penuh amarah.

“Kalau kau tidak mau memberi tahu kemana Sulastri pergi, minggat dari punjer! Aku tidak mau memperkerjakan pengkhianat sepertimu!” Ancam Kartijo.

Dasim bangkit dari tanah, tubuhnya masih gemetar akibat hantaman dari Kartijo. Ia mengelap sudut bibirnya, napasnya berat, tatapannya tajam ke arah kedua juragannya.

“Kalian akan menyesal atas perbuatan kalian terhadap Den ayu. Tunggu saja, suatu saat aku akan membalas semua ini.”

Kartijo kembali bersiap melangkah maju, tangannya mengepal sempurna, tapi belum sempat mendekat, Amina menahannya.

“Sudahlah, Kangmas,” ucap Amina lembut sambil menyentuh lengan Kartijo yang masih tegang. “Tidak ada gunanya menghajar kusir itu. Jelas dia sudah dibayar untuk tutup mulut.” Wanita itu tersenyum tipis. “Lagi pula, untuk apa mencari yang sudah pergi?” bisiknya pelan. “Sekarang kan sudah ada aku dan anak kita, yang akan selalu setia padamu.”

Kartijo menghela napas kasar, dadanya masih kembang-kempis menahan sisa amarah yang masih membara. Amina kemudian membawanya kembali ke kamar mereka. Tanpa mereka sadari, di joglo utama Rasmi menyaksikan dengan rahang mengetat.

“Wanita itu benar-benar ular,” gumamnya.

Bersambung.

Ada yang gemas sama Amina?

Saya sih terpantau sudah darah tinggi wkkwkwkwk

Dukung like dan komentar, ya, pembaca yang baik ....

biar saya makin semangat memfitnah Sulastri nya😆

Salam hangat dari saya

Anna🍁

1
Sayuri
tolong palu hakim hantam dikit pala ni orang
Sayuri
ngapain sih pram?
Sayuri
g prlu d permalukan kmu dh malu2in kok
Anna: Nggak sadar diri emang.
total 1 replies
Sayuri
otak anakmu itu di urut. biar lurus
Anna: Laa emaknya aja ....🤧
total 1 replies
Sayuri
buah jatuh spohon2nya
Anna: Nahh ...🤣
total 1 replies
Sayuri
ngapa g rekrut karyawan baru sih buk
Anna: Dia juga tak tahannn 🤣
total 1 replies
Sayuri
comelnya🥰
Anna: 🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶
total 1 replies
Sayuri
peter nyebut gak lu. pelan2 woy. awas kejungkang si sul
Anna: Suka keceplosan 😭
total 1 replies
Sayuri
lihat sul. anak yg g di akuin bpknya. tp brharga di org yg tepat
Anna: Jadi anak emas🫶
total 1 replies
Sayuri
bisa aja lu no
Anna: Remaja vintage 😭
total 1 replies
Sayuri
kok sedih y 😔
Anna: makanya mereka berharap Petter nikah, ehh ... ketemu Sulastri🤭
total 1 replies
SooYuu
gundik juga kek anaknya pasti
Anna: Ituu anu .... ituu 🤧
total 1 replies
SooYuu
keturunan ternyata 😭😭
Anna: buah jatuh sepohon-pohonnya🤣
total 1 replies
SooYuu
apa maksudmu, Meneer?????
Anna: ngaku-ngaku🤧
total 1 replies
Nanda
mending simpen energi gue buat yang lebih penting ketimbang ampas ini
Anna: Wkwkwkwkkk ... bangkotan tak tau malu🤧
total 1 replies
Nanda
jangan bilang Peter itu anaknya Rasmi?? atau mantan gundiknya ayahnya Peter??
Anna: Mana yang lebih seru? 🤭
total 1 replies
CallmeArin
uluh uluhh lutunaaaa😍
Anna: 🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶
total 1 replies
Sayuri
profesional bung. jgn gitu
Anna: Cari-cari kesempatan.
total 1 replies
Sayuri
gk. g ada yg di kuasai emosi d sni. ini udh berbulan2. lastri mengambil keputusan bukan krna emosi lg, tp krn kesadaran sndiri.
Anna: Yeeheeee 🫶
total 1 replies
Sayuri
ayo jgn gugup. ini kesempatan mu
Anna: Libass habis, ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!