Kiara terpaksa menikahi Orion karena satu tujuan yaitu untuk balas dendam. Dirinya merasa dipermainkan oleh Leonard Arven Hadinata, anak sulung sebuah keluarga konglomerat Hadinata. Kiara dan Leo sudah menjalin hubungan cukup lama dan dijanjikan akan dinikahi suatu hari nanti. Namun sang pria justru menghilang tanpa satu alasan. Kiara hingga merasa sedih dan kecewa.
Kiara melakukan sebuah pernikahan kontrak dengan Orion Alaric Hadinata, sang putra tidak sah alias anak haram Hadinata. Dari Aditya Pramana Hadinata, sang kepala keluarga dengan seorang wanita yang tak diketahui siapapun. Sekaligus adik tiri dari sang putra sah yaitu Leonard.
Orion menyetujui pernikahan itu karena ia juga ingin menghancurkan keluarga yang selama ini merawatnya dari kecil. Juga untuk mencari tau dimana keberadaan ibu kandungnya sekarang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NABABY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Leta dan Rion
Suasana pagi di kantor cabang mendadak ramai. Orion yang baru datang karena baru saja bertemu dengan Aditya pagi tadi terlihat kebingungan melihat orang-orang berdiri didepan ruangan CEO yang merupakan ruangan dari kakaknya Leo.
"Ada apa?" Orion mendekat karena penasaran.
"Sepertinya pak Leo sedang bertengkar dengan pacarnya." Jawab salah satu diantara mereka.
Pacar? Leo tidak punya pacar bukan? Begitulah pikir Orion saat mendengar jawaban dari rekan kerjanya. Tapi suara wanita berteriak dari ruangan Leo terdengar jelas. Begitupun sebaliknya. Sahutan demi sahutan dari keduanya membuat suasana makin tegang dalam ruangan itu. Sedangkan para karyawan yang lain tidak berani untuk memisah.
Tiba-tiba pintu terbuka dengan lebar, beberapa orang yang berkerumun didepannya langsung membubarkan diri. Seorang wanita berjalan tegap dengan pandangan yang cukup mematikan. Sedangkan Orion masih berdiri ditempatnya tadi. Pandangan mereka saling bertemu beberapa detik. Dan tiba-tiba saja, wanita itu berlari dan memeluk Orion.
"Oriooon...!" Suara Arleta membuat semuanya terkejut tak terkecuali Orion sendiri. Dia tak tau siapa wanita yang baru saja memeluknya ini.
"Kau siapa?!" Orion mendorong wanita itu agar menjauh darinya. Beberapa rekan langsung berbisik satu sama lain membuat Orion gelagapan untuk mengatasi situasi saat ini.
"Kamu lupa sama teman masa kecilmu?! Aku ini yang punya kau. Dasar mainan tidak tau diri!" Suara Arleta meninggi membuat kesalahpahaman orang-orang makin menjadi.
Mainan? Oh, dia adalah Arleta. Orion baru mengingatnya sekarang. Bagaimanapun dan dilihat dari sisi manapun Arleta memang terlihat berbeda. Dulu, dengan pipi chuby dan kuncir dua, sedangkan sekarang postur tubuhnya sangat ramping. Bahkan pipinya sudah mengecil. Garis rahangnya pun terlihat jelas, tidak seperti saat kecil, tertimbun lemak. Arleta benar-benar tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik.
"Kau ingat aku sekarang?" Arleta kembali mendekat dan mencondongkan tubuhnya kearah Orion.
"Arleta?" Ucap Orion lirih.
Arleta tertawa kecil. Dia senang Orion masih mengingat dirinya. Suasana sedikit tenang sekarang. Namun beberapa pasang mata masih mengintai keduanya dengan tatapan penasaran dan penuh tanda tanya.
Orion segera menarik tangan Arleta agar keluar dari ruangan tersebut. Orion membawa Arleta menuju tempat yang lebih sepi. Sebuah koridor panjang yang menghubungkan ruangan karyawan dengan lobby.
"Kamu ngapain kesini?"
"Aku? Ngapain ya? Mungkin aku mau ketemu sama kamu." Jawab Arleta sembarang.
Orion menghela nafas. Ya, wanita yang tengah berada didepannya memang belum berubah. Masih bersikap sembarangan sesuai kemauan hatinya.
"Aku dengar kamu sudah menikah ya? Kenapa kau menikah tanpa seizinku? Kau tau sendirikan, kalau kau itu masih menjadi milikku." Arleta kini berkacak pinggang sesuai kebiasaanya saat kecil.
"Kita sudah dewasa Leta. Seharusnya kau berhenti bermain seperti itu. Aku sudah punya istri sekarang." Orion menjawab dengan pelan agar tak menyulut amarah dari gadis itu.
Leta. Arleta tersenyum saat Orion memanggilnya persis saat mereka masih kecil dulu. Setidaknya Orion masih ingat panggilan antara mereka berdua, Leta dan Rion. Ya, panggilan khusus yang Arleta buat yang hanya ditujukan pada mereka berdua saja.
"Aku nggak suka dengan gaya istrimu. Dia terlalu sederhana untukmu yang penuh ambisi. Kau yakin benar-benar menyukainya? Kau tidak berusaha memanfaatkan wanita itu karena dia adalah mantan pacar kakakmu kan?" Arleta kini menatap tajam seperti mengetahui sesuatu.
Mata Orion membulat. Dia lupa, jika yang dihadapinya adalah Arleta, wanita licik yang bisa melakukan apa saja yang dia mau. Ditambah pikiran kritisnya terlalu tajam. Bahkan dia juga sudah tau jika Kiara merupakan mantan pacar dari Leo.
"Berhenti mengganggu istriku. Kau kemarin datang menemuinya kan? Apa kau berusaha menjatuhkan mentalnya?"
Belum sempat menjawab, Leo tiba-tiba datang menghampiri mereka. Tatapannya terlihat gusar dengan kedekatan Orion dan Arleta.
"Kita harus bicara berdua sekarang." Leo langsung menarik tangan Arleta tanpa memperdulikan Orion.
"Lepas. Aku nggak mau pergi sama kamu! Rion, tolong aku." Arleta mencoba melepaskan pergelangan tangannya.
Leo menatap gadis itu tajam sambil mendesis pelan. Lalu menariknya paksa agar menjauh dari Orion. Orion hanya bisa terdiam. Karena dia gau, jika kedua orang itu akan segera menjadi pasangan suami istri.
Meski rencananya sedikit terhambat, tapi ini bukan masalah besar. Lagipula Orion entah sejak kapan mulai ragu dengan rencana awal miliknya. Semakin dia sering bertemu dengan Kiara, semakin pula dirinya menjadi nyaman. Bahkan dia hampir lupa tujuan utamanya apa. Tapi satu hal yang tak berubah, yaitu mencari kebenaran dibalik kematian ibu kandungnya.
......................
Kiara pulang ke rumah sendirian. Hari ini dia gak dijemput Orion karena pria tersebut harus lembur dan pulang sedikit terlambat akibat dari meeting bulanan direksi.
Kiara melihat sudah hampir jam sepuluh malam. Dirinya menuju dapur untuk memasak makan malam, karena hari ini Orion tidak bisa makan di kedai bersama yang lainnya. Dia memasak sebuah sup ayam kesukaan Orion. Dengan telaten Kiara membuat bumbu yang Orion sukai. Setelah hampir satu jam, akhirnya sup ayam buatan Kiara selesai. Dia langsung menyajikannya ke mangkok dan diletakkannya diatas meja makan.
Kiara melihat kembali jam yang tergantung di dinding. Sudah hampir jam sebelas, namun belum ada tanda-tanda Orion pulang. Akhirnya dia menunggu lebih lama di ruang tamu, berharap Orion segera pulang. Kiara terus menunggu di sofa hingga ketiduran.
Pukul setengah dua belas malam. Mobil Orion terparkir sempurna di area car port depan rumahnya. Dia keluar dari mobil dengan wajah lesu. Dirinya segera masuk agar bisa segera istirahat.
Ceklek... Pintu depan terbuka. Orion kaget melihat Kiara tengah tertidur di sofa tanpa selimut ataupun bantal. Dia segera menghampiri istrinya. Orion berjongkok depan Kiara lalu melihat sosok Kiara yang tengah tidur sangat pulas. Perlahan tangannya mengelus rambut itu pelan dan lembut, seakan tak ingin merusak keindahannya.
"Kiara..." Panggil Orion lembut.
"Kiara, bangun..." Panggilnya lagi.
Kiara perlahan menggerakkan badannya, lalu membuka mata. Tatapannya langsung tertuju pada wajah Orion yang sangat dekat hingga membuatnya terkejut.
"Orion?!" Kiara langsung duduk. Ingatannya langsung kembali saat insiden dia jatuh dan menindih Orion hingga terjadi sebuah hal kecil dimana tangan Orion menyentuh buah dadanya.
"Maaf aku mengagetkanmu." Orion langsung mundur.
"Tidak apa-apa. Aku hanya terkejut." Sahut Kiara yang kini berusaha menutupi badan bagian depan dengan kedua tangannya.
Wajah Orion langsung memerah melihat tingkah Kiara yang seperti itu. Bagaimana tidak, Orion sama dengan Kiara. Dia juga tak bisa melupakan insiden tak terduga tersebut. Dan yang membuatnya menjadi ereksi.
"Aku sudah memasakkanmu sup ayam. Jadi makanlah." Kiara mencoba mengalihkan pembicaraan.
Orion mengangguk, mencoba bersikap biasa saja. "Iya... Nanti... Nanti aku akan memakannya." jawabnya terbata-bata.
"Kalau begitu, aku akan tidur duluan." Kiara langsung pergi tanpa mengucap sepatah kata atau melihat wajah Orion sekali lagi.
Orion hanya berdiri disitu, bengong. Sekarang dia terlihat seperti orang mesum yang membuat seorang wanita ketakutan. Padahal kemarin-kemarin mereka biasa saja, tapi entah mengapa Kiara bersikap seperti takut jika berada dekat dengan Orion.