Olivia Wijaya, anak kedua Adam Wijaya Utama pemilik perusahaan Garda Utama, karena kesalahpahaman dengan sang Ayah, membuat dirinya harus meninggalkan rumah dan kemewahan yang ia miliki.
Ia harus tetap melanjutkan hidup dengan bekerja di Perusahaan yang Kevin Sanjaya pimpin sebagai bos nya.
Bagaiman selanjutnya kisah Oliv dan Kevin.. ??
Hanya di Novel " My Perfect Boss "
Follow Me :
IG : author.ayuni
TT : author.ayuni
🌹🌹🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Kosan Kemala
Minggu pagi datang dengan cahaya matahari yang lembut menembus tirai tipis kamar kos. Suara burung dari pepohonan di halaman belakang terdengar samar.
Bagi sebagian mahasiswa magang, ini adalah hari paling ditunggu yaitu hari libur. Tapi tidak bagi Olivia, ia masih terbaring di ranjang, menatap langit-langit kamar yang seolah menertawakan pikirannya yang penuh sesak.
Kata-kata Kevin kemarin terus berputar di kepala, berulang-ulang tanpa jeda.
“Bilang aja kalo kamu udah capek jaim"
"Kalau kamu mau Liv.. Kita mulai dari awal.. Bukan dari kesalahpahaman tapi dari kejujuran"
Olivia menutup wajah dengan bantal, berusaha menenangkan detak jantungnya yang kembali berdebar setiap kali mengingat suara itu, suara Kevin yang dalam, lembut, tapi penuh arti.
Pintu kamar diketuk pelan.
“Liv, udah bangun?” suara Dira terdengar dari luar.
“Iya, bentar!” Olivia menjawab cepat sambil duduk, menyisir rambutnya dengan tangan.
Begitu pintu dibuka, Dira sudah berdiri dengan satu gelas cokelat panas di tangan.
“Minum dulu. Lo kayak orang habis lari maraton, padahal cuma tidur semalem” godanya.
Rani yang ikut masuk kedalam kamar Olivia lalu duduk di kasur sebelah Olivia.
“Tidurnya sih semalem, tapi pikirannya dari tadi malam lari keliling dunia.”
Olivia mendengus. “Haa.. Kalian ini…”
“Jangan menyangkal deh, Liv. Lo keliatan banget mikirin sesuatu” ucap Dira sambil menyodorkan gelas.
Olivia menerima gelas itu, menatap permukaan cokelat hangatnya.
Dira yang duduk di kursi belajar sambil membuka Novel yang ia bawa, sementara Rani sibuk menggulung rambutnya pakai roll rambut kecil-kecil. Tapi meski masing-masing sibuk, dua pasang mata itu melirik ke arah Olivia bergantian.
"Liv" suara Dira memecah keheningan.
"Hmm" Olivia mengangkat wajah.
"Lo dari tadi diem terus. Biasanya juga udah heboh ngomongin drama Korea atau gosip anak kreatif” celetuk Dira dengan nada menggoda.
Rani menimpali cepat “Atau lagi mikirin seseorang nih? Jangan bilang.."
Olivia langsung menatap mereka. “Jangan bilang apa?” tanyanya dengan nada waspada.
Dira nyengir nakal. “Jangan bilang yang Lo pikirin itu seseorang yang ada di kantor".
"Siapa tuh Dir, yang dikantor? Inisial R ya" ucap Rani menggoda.
"Siapa R?" tanya Olivia mengernyitkan dahinya.
"Hmm.. Gue tahu, Pak Rey pasti.. " susul Dira.
"Duh.. Ngaco ya kalian.. Nggak, gak ada hubungannya sama mereka"
Olivia menghela napas panjang, berusaha menahan senyum.
“Kalian berdua tuh suka ngarang bebas banget".
“Tapi mukanya nggak bisa bohong, Dir!” seru Rani sambil menunjuk wajah Olivia.
"Tuh liat, senyum dikit, terus pura-pura serius lagi. Klasik banget!”
Olivia memutar bola mata.
“Gue cuma lagi mikir aja".
“Mikir Pak Rey?” tanya Dira cepat.
“Diraaa…” Olivia memperpanjang suaranya dengan nada protes.
“Ya habis Lo dari semalem aneh banget! Biasanya kalau abis lembur aja masih semangat cerita. Sekarang malah bengong di depan gelas cokelat kayak orang jatuh cinta tapi belum siap ngaku" cibir Dira sambil tertawa.
"Kalo emang Lo jatuh cinta sama Pak Rey, kita dukung kok, lagi pula Pak Rey sosok laki-laki, idaman banget, selalu sigap, siap, antar dan jaga" susul Rani tertawa.
" Bukan.. Bukan Pak Rey, gak ada hubungannya" ucap Olivia cepat.
"Ya udah kalo gak sama Pak Rey, Pak Rey buat Gue aja.." susul Dira kembali tertawa.
Kedua temannya mengira Olivia memikirkan Rey, karena Olivia memang sesekali terlihat lebih akrab dengan Rey, mereka belum tahu saja jika sebenarnya Rey adalah perantara dua hati yang sempat terpisah untuk bersatu kembali.
"Jadi apa? Jangan bikin kita jadi mikir, kita udah capek mikir di kantor, sekarang jangan suruh lagi kita buat mikir.. Liv" ucap Dira lagi.
Olivia tertawa kecil mendengar ucapan Dira.
"Gue cuma lagi mikir"
"Mikir apa?"
"Mikirin sesuatu yang bikin Gue gak tenang" ucap Olivia.
Dira menatapnya penasaran. "Gak tenang gimana?"
"Kalian tahu nggak sih, rasa gak tenang nya tuh kayak… lega tapi juga berat? Kayak sesuatu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, tapi datangnya bikin takut".
Rani dan Dira mendekat, ia memposisikan tubuhnya mendekati Olivia.
"Liv, sebenernya yang bikin Lo gak tenang itu bukan kata-katanya, tapi karena siapa yang ngucapinnya" ucap Dira.
Rani berdiri, lalu merenggangkan tubuh.
"Ya udah Liv, kalo Lo belum mau cerita gak tenang karena apa dan siapa, jangan terlalu banyak di pikirin, masih beberapa bulan lagi kita disini, dengan projek-projek yang diluar nalar, tetap semangat, kembalikan ceriamu" susul Rani tersenyum kecil.
"Hmm.. Makasih ya.."
"Hmm.." Dira dan Rani memandang Olivia.
Mereka bertiga kembali dengan aktifitas nya masing-masing, di hari libur ini, biasanya mereka akan menghabiskan waktu untuk menonton drama korea dan drama cina, untuk sekedar melepas penatnya tugas-tugas kantor.
Namun bagi kedua temannya, pasti ada sesuatu yang sedang menganggu pikiran Olivia.. Mereka yakin lambat laun mereka akan tahu penyebabnya.
🌹🌹🌹
Jangan lupa untuk dukung author dengan vote, like dan komennya ya ❤️