"Mama kemana, ti? Kok ndak pulang - pulang?"
-----------
"Nek nanti ada yang ajak kamu pergi, meskipun itu mamak mu, jangan ikut yo, Nduk!"
-----------
"Nggak usah urusin hidup gue! lu urus aja hidup lu sendiri yang rusak!"
-------------
"LEA! JANGAN DENGER DIA!!"
-------------
"GUE CUMA MAU HIDUP! GUE PENGEN HIDUP NORMAL!! HIKS!! HIKS!!"
-------------
"Kamu.. Siapa??"
----
Sejak kematian ibunya, Thalea atau yang lebih akrab di sapa dengan panggilan Lea tiba - tiba menjadi anak yang pendiam. Keluarga nya mengira Lea terus terpuruk berlarut larut sebab kematian ibunya, tapi ternyata ada hal lain yang Lea pendam sendiri tanpa dia beri tahu pada siapapun..
Rahasia yang tidak semua orang bisa tahu, dan tidak semua orang bisa lihat dan dengar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 35. SOSOK ITU TAKUT DENGAN LEA.
"Ngopo toh Le.."
Aris kebingungan saat mendapati Lea sudah berada di rumah nya selepas dia pulang dari mushola, Pakaian Lea masih sedikit basah dan dia duduk di dalam kamar Aris. Aris tau saat Lea begitu itu tandanya ada yang terjadi, apalagi mata Lea sembab.
"Ndak apa - apa." Sahut Lea.
"Ndak apa - apa tapi nangis, kata mamaku kamu di marahin bapakmu, yo?" Tanya Aris.
"Aku ndak mau punya mama baru Ar, bapak mau nikah lagi." Ujar Lea, dan satu butir air matanya lolos lagi.
"Lho, jadi beneran bapakmu mau nikah lagi?" Tanya Aris dan Lea mengangguk.
"Ndak berguna toh usahaku." Ujar Lea..
Lea selalu menjadi garda terdepan saat ayah nya membawa seorang perempuan ke rumah, Lea tidak mau sama sekali ayah nya memiliki pacar apalagi sampai menikah lagi, Lea hanya mau ayah nya bersama nya, itu saja..
Setiap ada perempuan datang, tak tanggung - tanggung Lea mengejek perempuan itu supaya tidak suka padanya dan tidak betah di rumah, semua cara itu berhasil tapi kali ini dia kecolongan. Lea tidak tahu ayah nya sudah menjalin hubungan dengan seorang perempuan di luar sepengetahuan nya dan berakhir melamar.
"Sabar yo, Le.." Ujar Aris, dia hanya bisa mengusap kepala Lea.
"Pinjemin bajumu, Ar. Aku ndak mau pulang lagi, males aku ada pacar bapaku di rumah." Ujar Lea, dan Aris mengangguk.
Akhir nya Lea sungguhan tidak pulang lagi, kali ini dia berbuat nakal dan membangkang. Padahal Lea belum mendapat ijin tapi dia nekat tidur di rumah Aris, dimana di rumah itu sedang ada sodara Aris yang sedang hamil dan menginap di sana juga.
Dan untuk melupakan rasa kesal nya, Lea mengobrol sambil belajar bersama Aris malam itu. Lea di jemput oleh Firman juga tidak mau pulang, dia memutuskan benar - benar menginap. Hanya satu yang Lea takutkan, buyut nya akan pergi seperti semalam..
"Krek! Krekkkkk!"
DEG!!
Tiba - tiba atap rumah Aris berderit, Lea menatap kesegala arah dan di atap seperti ada sesuatu besar berwarna hitam. Lea langsung bangun dan menghampiri bulek Aris yang sedang hamil dan menggenggam tangan nya.
"Bulek baca - baca doa yo, jangan kosong pikiran nya." Ucap Lea tiba - tiba..
"Ono opo, nduk? Itu tadi opo yang bunyi, kok koyo gempa rumah iki." Ujar bulek Aris.
"Bulek baca doa yo, sebisanya.." Ujar Lea, bulek Aris mengangguk - angguk.
"Aris, koe sudah jadi minta Kyai datang belum?" Tanya Lea pada Aris yang wajah nya sudah ketakutan.
"Belum, aku lupa Le" Ujar Aris, Lea pun menghembuskan nafas nya.
"Koe bisa ndak lari ke pak Ustad sebentar, iki bahaya Ar." Ujar Lea.
"Oke - oke, sek yo." Ujar Aris, dia lalu beranjak bangun tapi..
"Huhuhuhu.." Tiba - tiba bulek Aris menangis sambil menunduk.
"Lho, kenapa iki nduk?" Tanya ibunya Aris, dia semula tidur di kamar dan terkejut mendengar keributan.
"Nyai, bulek ketempelan." Ujar Lea.
"Hihihihi.."
Bulek Aris tiba - tiba tertawa dengan sendirinya dan tatapan matanya jelas sudah lain. Bulek Aris menatap ibunya Aris lalu menatap Lea dan mendekatkan wajah nya tepat di di depan wajah Lea sambil berkata..
"Cah ayu.. ndak usah melu - melu (ikut campur) aku ndak bakal ganggu koe, koe ada yang jaga." Ujar nya pada Lea.
Suara bulek nya Aris sudah berubah, bukan suara bulek Aris lagi tapi suara lain. Senyum nya senyum smirk yang menakutkan, tapi dia tidak berani menyerang Lea. Dan entah mengapa di mata Lea, wajah bulek Aris juga berubah - ubah menjadi sosok berwajah hancur dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
"Aku yo wedi karo sing ning burimu (takut dengan yang di belakangmu)." Ujar nya lagi, yang di maksudkan adalah yang di belakang Lea.
"Iki bulekku, ndak boleh kamu sakiti dia, aku ndak ijinkan." Ujar Lea.
"Hihihahahahaha. Cah ayu, aku ndak bodoh." Ujar nya. Hanya saja dia tidak berani memberontak dari cekalan tangan Lea.
Sebab di mata sosok yang merasuki bulek Aris, yang di lihat adalah sosok berjubah merah dengan wajah yang tidak terlihat dan mengeluarkan energi besar, saat Lea memegang tangan bulek Aris maka energi Lea juga mengalir, dan sosok yang di belakang Lea ikut mengalirkan energi juga.
Aris langsung lari sekencang - kencang nya untuk memanggil ustad, sementara ibunya Aris memanggil warga sekitar, dia meminta tolong pada tetangga nya.
"Tolong!"
"Tolong!"
Beberapa tetangga membuka pintu rumah nya dengan panik, mereka bergegas menghampiri ibunya Aris. Salah satu tetangga yang membuka pintu rumah juga adalah kakung nya Lea, yang rumah nya persis di belakang rumah Aris. Kakung Lea dan mak tua keluar menghampiri ibunya Aris, dan keadaan sudah ramai di rumah Aris.
"Ono opo?" Tanya kakung Lea.
"Iku, si anu siapa namanya iku kerasukan." Ujar salah satu tetangga.
Mak tua langsung masuk kedalam karena dia ingat Lea menginap di rumah itu, dan betapa terkejut nya mak tua saat melihat Lea duduk berhadapan dengan bulek Aris yang sedang kerasukan.
"Ya allah Gusti, Lea cul (lepas) nduk! Iku lagi kerasukan!" Mak tua tanpa aba - aba menarik Lea.
"Mak.."
"HAAARRGGHH!!!" Dan saat tangan Lea lepas sosok yang merasuki bulek Aris langsung memberontak mengamuk.
"HAHAHAHA!! UCUL! UCUL! UCUL! (Lepas) HAHAHA!!!" Tawa bulek Aris menggelegar dan dia langsung bangkit.
Para pria di sana langsung sigap memegangi tubuh bulek Aris tapi dua orang saja tidak mampu menehan tenaga bulek Aris yang begitu besar. Beberapa pria lain kemudian mencoba menahan juga, lima pria dewasa masih kuwalahan menahan bulek Aris.
"HAARRGGG!!! Aku mau jabang bayi iki!!" Teriak nya.
"Pulang nduk! Pulang ayo!" Mak tua langsung menarik Lea pulang, tanpa bantahan.
Lea tidak bisa melihat lagi apa yang terjadi, dia di bawa pulang mak tua. Yang jelas yang Lea dengar teriakan dan tawa sosok itu begitu menggelegar..
"Manusia bodoh, Haaaa hahahaha!" Itu yang Lea dengar terakhir kali.
"Koe di apain nduk?" Tanya Mak tua saat di rumah.
"Ndak di apa - apain mak, Lea lagi nunggu Aris manggil pak ustad." Sahut Lea, karena memang Lea tidak di apa apakan oleh sosok itu.
"Wes! Wes! Alhamdulillah nek kamu ndak di serang, jangan keluar lagi nduk." Ujar mak tua nya dia ketakutan.
"Tapi bulek Aris butuh Lea, mak." Ujar Lea.
"Butuh koe, memang nya koe bisa apa?! Biar orang dewasa saja, kamu di rumah saja." Ujar mak tua, Lea tidak bisa melawan..
Ada juga yang mencari ayah Lea, tapi ayah Lea sedang tidak berada di rumah. Semua orang yang di kabarkan memiliki kelebihan di cari - cari untuk membantu menyadarkan bulek nya Aris.
Lea hanya bisa duduk di rumah, dia harap - harap cemas karena suara teriakan bulek Aris masih terdengar. 1 jam lebih telah berlalu, barulah Lea tidak mendengar apapun.. Saat itu sudah pukul 2 pagi dan Lea tidak bisa tidur sama sekali.
Lalu sekitar jam 3 dini hari, kakung Lea baru pulang. Lea sudah dalam posisi sangat mengantuk saat itu tapi dia masih bisa mendengar kakung nya bicara.
"Sopo pak?" Tanya mak tua Lea.
"Kiriman iku, ada yang mau jadikan dia wadal (tumbal)." Ujar kakung Lea pada mak tua.
"Lea ndi (mana)?" Tanya kakung nya.
"Iku, di kamar belakang." Ujar mak tua.
Lea tidak bergeming, dia menutup matanya tapi dia masih bisa mendengar dan samar - samar melihat kakung nya berdiri menatap nya dari pintu kamar.
"Kenapa toh, pak?" Tanya mak tua.
"Ndak opo - opo, semoga cuma kebetulan." Ujar kakung Lea, Lea tidak mengerti apa artinya.
...••••...
Lalu ke esokan harinya, Lea menjalankan aktivitas nya seperti biasa. Tapi dia mendapat kabar dari Aris bahwa bulek nya di bawa ke kota menggunakan ambulans desa, sebab bulek nya Aris mengalami pendarahan hebat.
"Semoga bulekmu ndak apa - apa, Ris." Ujar Lea, dan Aris mengangguk.
Lea berpencar menuju ke kelas nya, tapi saat dia berjalan dan pandangan nya menatap ke arah lain, dia melihat utinya berdiri di antara para siswa yang sedang berlarian di sekolah.
"Uti.." Gumam Lea, tapi sedetik kemudian hilang..
Lea menoleh kesana kemari, perasaan nya tidak enak sekarang. Jantung nya berdebar sakit, rasanya begitu tidak nyaman.
Jam pelajaran berlangsung dan wali kelas Lea sedang tidak berada di kelas nya, Lea terus merasakan jantung nya tidak nyaman sepanjang pelajaran. Sampai tiba - tiba wali kelas nya kembali ke kelas, tapi dia tidak sendiri melainkan membawa seseorang..
"Saudari Athalea Kanina." Panggil Waki kelas Lea, dan Lea mendongak.
Lea terkejut melihat Lek Bowo ada si depan kelas, Lea mengangkat tangan nya.
"Saya bu." Sahut Lea.
"Lea, silahkan kemasi buku dan peralatan sekolahmu, kamu boleh pulang nak." Ujar wali kelas nya, Lea bingung.
"Pulang?" Tanya Lea, dia tidak merasa membuat kesalahan pikir nya.
"Lea, uti ninggal (meninggal) nduk."
DEG!!!
"Ngiiiiiiiiiinnngggggg!!"
BERSAMBUNG!
#guru gede,jika lea pindah apakah itu jaminan iblis itu tak bisa menemukannya?? kan iblis pasti bisa mencari walau di mana berada,sebab bau lea sudah familiar sekali buat itu iblis...
sekali lagi jika pindah apakah itu jaminan lea tidak bakal ditemukan??