"Patuhilah semua peraturan, hanya enam bulan, setelah itu kau bebas melakukan apapun."
"Nona, terimalah. Setidaknya Anda bisa sedikit berguna untuk keluarga, Anda."
Ariel dipaksa menikah dengan Tuan Muda yang selama bertahun-tahun menghabiskan waktunya di kursi roda. Enam bulan, inilah pernikahan yang sudah terencana.
Hingga waktunya tiba, Ariel benar-benar pergi dari kehidupan Tuan Muda Alfred.
Di masa depan, Ariel kembali dengan karakter yang berbeda.
"Kau, masih istriku, kan!"
"Tuan, maaf. Sepertinya Anda salah mengenali orang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Sambutan Untuk Ariel
Meskipun lelaki itu lumpuh dan tidak bisa memiliki keturunan tapi dia cukup kaya, tidak salah Julie memiliki pemikiran demikian, Ariel dari keluarga miskin tentu mengharapkan pasangan kaya-raya untuk mengangkat derajat keluarganya.
Sempat terkejut dengan pertanyaan tidak terduga Julie, Ariel cepat-cepat menata suasana hatinya. Dia kembali mengulas senyum, “Merayu…untuk itu, lebih baik Anda tanyakan langsung pada tuan muda, rayuan seperti apa yang saya gunakan hingga beliau memilih saya.”
Dasar perempuan licik! Dia mengibahkan pertanyaanku pada Alfred.
“Ariel apa kamu tahu, jika dulu Alfred sudah mempunyai tunangan? Namanya Milea."
Kali ini Alfred yang terganggu dengan pertanyaan Julie, “Cukup!”
“Maafkan mama Al. Ariel, apa kamu merasa tidak nyaman jika saya membahas mantan tunangan Alfred?”
“Tidak, nyonya.”
“Ahh…kamu cukup berbesar hati, Ariel."
“Julie, tolong jangan membahas orang lain saat sedang berkumpul bersama keluarga,” nada kesal Ayunda lontarkan, sejak tadi dia diam tapi lama-lama Julie memancing emosinya.
“Astaga! Kakak Ayunda. Apa kamu tersinggung, maafkan aku. Tapi...Milea bukan orang lain di keluarga ini."
“Tidak, hanya saja tidak pantas membahas yang tidak ada hubungannya dengan Alfred dan Ariel. Masih ada topik lain selain membahas Milea."
Ini kali pertama Ayunda menegurnya dengan ucapan sedikit keras, Julie tersinggung dengan wanita itu tapi posisinya yang sebagai selir tidak bisa melawan secara terang-terangan, "Maafkan aku, kakak."
Ariel mengamati, Hubungan keluarga ini rumit. Apa semua keluarga bangsawan seperti ini?
“Kalau begitu mari kita makan, saya sudah memasak untuk kalian.” Ucap Julie mengalihkan suasana.
“Ariel, bisa bantu saya untuk menyajikan makanan. Sebagai menantu sudah seharusnya mengabdi pada keluarga besar suami, kamu tidak keberatan melakukan ini, kan?" tanya Julie.
“Tentu nyonya…saya akan membantu Anda.”
Ini sudah menjadi salah satu tradisi keluarga dan Ariel tahu ini.
Kurang dari 10 menit sesaat setelah Ariel pergi bersama Julie, Milea datang. Gadis ini bilang, seharian sibuk dengan pekerjaannya dan tidak sempat melakukan apapun, tapi dia menyempatkan diri untuk datang dengan penampilan yang seperti suda disiapkan dari beberapa jam yang lalu, cantik dan elegan.
“Apa aku terlambat, Al…kamu sudah datang!” Yang pertama kali di sapa gadis itu tentu saja Alfred, alasan dia datang pun ingin menemui lelaki itu.
“Tidak Milea, Al baru saja tiba. Ayo duduklah!” Sahut Marion, sedangkan Alfred hanya diam tanpa menimpali sapaan mantan tunangannya.
“Terima kasih, paman. Oya! Al, apa istrimu tidak datang?”
“Dia ada di dapur, sedang menyiapkan makanan bersama mama.” Alih-alih mendapat sahutan dari Alfred kali ini yang menjawab justru Justin.
Lelaki ini sedikit kesal pada Milea yang mengabaikan dirinya, bahkan melirik saja tidak.
“Kalau begitu aku benar terlambat, aku akan membantu mereka.”
“Tidak perlu, itu bukan tugas kamu tetaplah disini,” cegah Justin.
Milea mengalah, “Baiklah! Aku akan sabar menunggu untuk berkenalan dengan istri Alfred.”
….
Jadi dia orangnya... tidak buruk!
Milea mengulurkan tangannya, “Hai! Aku Milea."
Milea! Bukankah nama ini yang tadi sempat dibahas nyonya Julie! Dia ada di sini ? Bukankah dia sudah menjadi mantan tunangan? Tapi...nyonya Julie mengatakan dia bukan orang lain...aaahhh...rumit sekali hubungan keluarga ini, jika wanita bernama Milea ini masih keluarga Smith, kenapa Arthur tidak memberitahuku, batin Ariel, “Aku, Ariel.”
“Senang bisa secara langsung bertemu denganmu. Semoga setelah ini kita bisa menjadi teman.”
Teman...apa dia bisa berteman dengan wanita yang sudah menikahi mantan tunangannya.
“Semoga…”
“Ayo, makanlah!” Ajak Marion dan semua menempati posisi masing-masing terkecuali Ariel, yang kebingungan…. Kursi di meja makan tidak mencukupi. Apa mungkin seperti ini?
Ayunda menyadari kesalahan ini seharusnya Ariel mendapatkan kursinya. Ayunda yang memastikan pelayan menambahkan satu kursi untuk Ariel. Bahkan kursi yang biasa diduduki Jonas pun tidak ada.
“Bibi….!” Panggil Ayunda cepat.
“Saya…nyonya!”
“Kenapa? Dua kursi disini tidak ada?”
Bibi melihat apa yang Ayunda tunjukkan, wanita paruh baya ini sama terkejut dan kebingungan. Tadi ada, dia yang memastikannya sendiri, kenapa tiba-tiba menghilang....
“Maafkan saya nyonya…tuan.”
“Kamu ini bagaimana, bukankah saya sudah mengatakan jika ada anggota baru di keluarga ini! Ceroboh sekali,” bentak Julie, ikut kesal dengan kesalahan di meja makan.
“Mohon maafkan saya nyonya. Saya akan memeriksa belakang, mungkin ada yang memindahkan kursi secara tidak sengaja.”
Meskipun tidak masuk akal karena semua pekerja di kediaman itu bersertifikat dan tidak pernah melakukan kesalahan apalagi memindahkan benda yang sudah menetap di sana, bibi pelayan tidak membela diri, mungkin saja benar ada kesalahan.
“Sudah! Cepat sana cari!” Julie kembali membentak bibi pelayan.
Ariel yang masih berdiri menghela, wanita ini sadar betul jika ini sambutan dari orang yang tidak menyukainya, Beruntung aku tidak benar-benar menjadi menantu di keluarga ini.
Dia melirik Alfred dan lelaki itu hanya diam saja tanpa respon, sungguh menyebalkan…istrinya tidak mendapatkan tempat duduk yang seharusnya sudah menjadi haknya sebagai menantu di Keluarga itu. Tapi Alfred tidak peduli.
“Ariel, tunggu sebentar ya sayang…dan maafkan mama,” Ayunda yang merasa bersalah mendekati Ariel.
“Tidak ma, kenapa harus meminta maaf. Kesalahan seperti ini bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Tidak apa-apa.”
Milea ikut bangun, “Ariel, kamu duduk disini saja.” Gadis yang memiliki image baik ini menyerahkan tempat duduknya.
“Tidak perlu, terima kasih. Aku tidak bisa mengambil sesuatu yang sudah menjadi milik orang lain.”
Milea tertegun….. Milik orang lain.....
….
Sudah dicari ke sana kemari tapi dua kursi yang hilang tidak ditemukan, ke mana? Tidak mungkin kursi itu bisa berjalan sendiri! sekaya apapun Keluarga Smith tidak mungkin memiliki kursi yang bisa berpindah tempat dengan sendirinya dan bersembunyi layaknya bermain petak umpet.
Terpaksa, mereka menyiapkan kursi yang berbeda.
Ini jelas kesengajaan. Orang itu ingin menunjukkan fakta yang bisa membuat Ariel down, Ariel dari Keluarga kasta rendah dan Keluarga Smith dari kasta tinggi, inilah yang orang itu tunjukkan pada Ariel.
*Tidak apa Ariel... yang penting kamu mendapat tempat duduk sekali berbeda. Ini sedikit lebih baik dari pada makan berdiri*.
Drama kursi yang tiba-tiba hilang sudah bisa teratasi meskipun masih membuat Ayunda bersalah, mereka menghabiskan makan siang dalam diam, tapi di meja itu Ariel menyadari bahwa gadis yang bernama Milea selalu memperhatikan Alfred, pandangan gadis itu tidak teralihkan dari sosok Alfred.
.....
“Selamat datang! Tuan muda!” Sapa penjaga yang selalu siaga di depan pintu, tuan muda yang disapa adalah Jonas, yang baru saja kembali setelah mencari gadis yang membuatnya tidak enak makan, tidak nyenyak dan sering membuat jantungnya berdetak kencang.
“Apa tuan muda, yang duduk di kursi roda itu sudah datang?” Tanya Jonas.
“Maksud Anda, tuan muda Alfred?”
“Siapa lagi? Diantara kita bertiga hanya dia yang bergerak dalam kendali kursi roda.”
Sungguh ucapan yang sangat tidak sopan….
“Sudah tuan, beliau sedang makan bersama tuan besar.”
"Dia datang bersama istrinya?"
"Benar, tuan."
minimal 2bab sehari🥰
lanjut thooor