NovelToon NovelToon
2 Suami

2 Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cerai / Beda Usia / Angst
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Inaya tidak pernah menyangka pernikahan yang ia paksakan dengan melanggar pantangan para tetua, berakhir dengan kabar kematian suaminya yang tidak ditemukan jasadnya. Selama dua tahun ia menunggu, berharap suaminya masih hidup di suatu tempat dan akan kembali mencarinya.
Akan tetapi, ia harus kecewa dan harus mengajukan gugatan suami ghaib untuk mengakhiri status pernikahannya.
Fatah yang sudah lama menyukai Inaya akhirnya mengungkapkan perasaannya dan mengatakan akan menunggu sampai masa iddahnya selesai.
Mereka akhirnya menikah atas restu dari Ibu Inaya dan mantan mertuanya.
Akan tetapi, saat mereka sedang berbahagia dengan kabar kehamilan Inaya, kabar kepulangan Weko terdengar. Akankah Inaya kembali kepada Weko dan bercerai dengan Fatah atau menjalani pernikahan dengan bayang-bayang suami pertamanya?
.
.
.
Haloo semuanya, jumpa lagi dengan author. Semoga semua pembaca suka..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memperhatikan Keluarga Suami

“Na, minggu depan bisa ikut ke kota P dan K tidak?” tanya Suhar saat Inaya akan pulang.

“Ada acara apa, Pak?”

“Backup audit, Na.”

“Amel bagaimana?”

“Amel sudah mengajukan pengunduran diri minggu kemarin. Lusa dia akan resmi keluar karena pengunduran dirinya sudah di ACC pusat.”

“Oh!”

“Bisa ikut?”

“Iya, Pak.” Suhar mengangguk dan pergi lebih dulu.

Amelia yang sengaja menunggunya di depan koperasi melambaikan tangannya saat Inaya baru saja keluar.

“Kenapa tidak mengatakan apapun?” tanya Inaya.

“Maaf, Mbak. Ini juga mendadak. Makanya aku mau menebusnya dengan mengajakmu makan.”

“Ayo! Ke mana?”

“Tunggu sebentar lagi, Mbak. Oh itu dia!” Amelia melambaikan tangannya kepada Syafak yang baru saja menepi.

“Hey, Na!” sapa Syafak.

“Makin subur saja itu badan!”

“Jangan menggodaku, Na! Kamu itu yang tidak bisa gemuk.”

“Ini tandanya susunya cocok, Mbak!” kata-kata Amelia membuat Inaya tertawa.

Inaya mengikuti motor Syafak dari belakang, sampai motornya memasuki sebuah kafe. Tidak hanya Inaya, ternyata Amelia juga mengundang beberapa teman sekolahnya dan juga Fatah yang sudah menunggu kedatangan mereka.

Acara makan perpisahan itu diwarnai dengan keseruan Amelia dan teman-temannya yang justru saling mengejek. Ternyata Amelia sebelumnya pernah mengejek temannya yang rela resign untuk mengikuti tugas suaminya yang menjaga perbatasan. Dan kini Amelia rela resign untuk ikut suaminya.

Inaya hanya tersenyum melihat tingkah Amelia dan teman-temanya, sedangkan Syafak hanya menggelengkan kepalanya.

“Apa kamu juga akan melakukan hal yang sama, Na?” tanya Fatah.

“Maksudnya?”

“Kalau kamu ada di posisi Amelia.”

“Tentu saja, Mas. Mengikuti suami adalah kewajiban seorang istri.” Fatah tersenyum mendengar jawaban Inaya.

“Kenapa? Apa calon Mas Fatah tidak mau?” tanya Inaya.

“Belum ada calon, Na.”

“Masak? Bukankah PNS banyak diincar?”

“Sekarang yang sedang diincar itu pegawai tambang, Na. Gaji mereka perbualan lebih tinggi daripada PNS golongan II sepertiku.”

“Tapi di desaku, PNS masih menjadi incaran, Mas.”

“Benarkah? Apa aku harus mencari calon di sana?”

“Terserah kamu, Mas!”

“Tapi kamu sendiri, bagaimana pandanganmu tentang PNS?”

“Aku?” Fatah mengangguk.

“Pekerjaan apapun itu sama saja, Mas. Yang penting disyukuri dan menjalankannya dengan Ikhlas. Berapapun gajinya, Allah akan melimpahkan berkah.”

“Ciee…” seru semua orang yang melihat Inaya dan Fatah berbincang.

Seruan itu membuat Fatah salah tingkah, sedangkan Inaya hanya menanggapinya dengan senyuman.

Acara makan selesai, Fatah menawarkan diri mengantarkan Inaya pulang. Amelia juga setuju dengan niat Fatah, sehingga Inaya hanya bisa menurut. Fatah mengikutinya dari belakang sampai Inaya memasuki gang rumah.

“Terima kasih, Mas.”

“Sama-sama.” Fatah tersenyum dan mengucapkan salam, lalu berbalik.

Inaya masuk ke dalam gang sendiri. Sampai di pertigaan gang, ia bertemu teman-teman Weko yang sedang nongkrong di pos kampling. Giga yang melihat Inaya segera mendekat dan menyapanya.

Inaya berhenti. Ia mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya.

“Apakah sampai sekarang belum ada kabar, Mas?”

“Belum ada, Na. baik itu jasad atau orang terdampar.”

Selama ini, Giga mengabari Inaya diam-diam jika dirinya mencari informasi dari nelayan dan kenalannya jika saja ada yang melihat Weko dalam keadaan hidup ataupun jasad.

“Terima kasih, Mas.” Inaya menganggukkan kepalanya dan menjalankan kembali motornya.

“Aku iba melihat Inaya yang masih tidak mau menerima kematian Weko.” Kata Yanuar yang juga ada di sana.

“Bukan tidak bisa menerima. Inaya hanya masih yakin suaminya masih hidup.” jawab Giga.

“Sama saja! Apa kau tahu berapa kali Inaya menghubungiku saat kalian tidak ada memberikan kabar?”

“Aku tahu karena kamu sudah mengatakannya! Aku iri dengan Weko yang memiliki istri seperti Inaya.”

“Ya, kamu benar.”

Sementara itu, Inaya yang masuk ke dalam rumah, langsung bersimpuh setelah mengunci pintunya. Tangisnya tertahan, takut kedua mertuanya mendengar suara tangisannya. Walaupun dirinya sudah pasrah, ia tetap berharap suaminya ditemukan.

Ia berakhir tertidur tanpa membersihkan tubuhnya lebih dulu, hingga pagi harinya ia merasa tubuhnya lengket. Beruntung hari ini hari libur, sehingga ia bisa bersantai.

Tapi nyatanya, Inaya tidak bisa bersantai karena ia ingat dengan jatah bulanan keluarga suaminya. ia yang sedang menjemur pakaian segera masuk ke kamar mencari kertas ATM pengambilannya terakhir dan mengeluarkan uang yang diberikan Hamka terakhir kali.

“Jika di totalkan, semuanya jadi 62 juta 200 ribu. Jika satu bulan 5 juta, hanya cukup untuk beberapa bulan dan tabungan Mas akan habis.”

“Jika menggunakan gajiku dan uang hasil sumbangan yang masih utuh, masih tidak bisa karena aku juga harus mengirim bulanan ke ibu.”

“Apa yang harus aku lakukan?” Inaya bermonolog.

Gaji Inaya setiap bulan, sebesar 3 juta 120 ribu. Itu sudah termasuk gaji pokok, tunjangan dan insentif. Jika ada pekerjaan di luar seperti audit, ia akan mendapatkan insentif tambahan sebesar 100 ribu per harinya. Bagaimana ia bisa mengeluarkan bulanan 5 juta untuk keluarga Weko dan 1 juta 500 ribu untuk ibunya?

“Oh iya!” Inaya teringat sesuatu.

Segera ia menyelesaikan jemurannya dan pergi ke rumah kedua mertuanya.

“Bu, bolehkah aku mengusulkan sesuatu?” tanya Inaya kepada Mida yang sedang menumbuk terasi.

“Katakan saja.”

“Bagaimana kalau buka warung sembako kecil-kecilan di rumah?”

“Kenapa tiba-tiba?”

“Mas Weko tidak ada, aku tidak bisa memenuhi uang bulanan ibu dan adik-adik. Kalau buka warung, ibu akan mendapatkan uang belanja harian dan Sebagian bisa ditabung untuk membayar sekolah adik-adik.” Inaya mengatakannya dengan hati-hati.

“Kamu benar. Tapi kami tidak bisa berbelanja ke pasar. Aku tidak bisa menggunakan motor dan ayahmu juga memiliki trauma dengan motor.”

“Aku akan mengurusnya, Bu. Yang penting ibu setuju.” Kata Inaya bersemangat.

“Setuju! Kita rombak Gudang depan ini.” Kata Harto yang baru saja selesai sarapan.

“Urusan merombak, Bapak yang lakukan. Nanti saya siapkan uang untuk bahan bangunan dan tukangnya.

“Tidak perlu. Kami bisa membayarnya.”

“Kalau begitu, saya akan cari pemasok.” Mida dan Harto mengangguk.

Inaya kembali ke rumah dan segera menghubungi sang ibu yang memiliki banyak kenalan di pasar. Sebelum Inaya menanyakan apakah ada pemasok yang bisa mengirimkan barang untuk warung sembako, ia lebih dulu menjelaskan niatnya.

Ranti mengatakan jika ada toko di pasar yang bisa melakukannya. Inaya hanya perlu bertanya langsung dengan pemiliknya. Inaya berterima kasih dan mengatakan jika dirinya sudah mengirimkan uang untuk bulan ini.

“Ibu masih bisa mengurus anak-anak. Gunakan saja untukmu. Kamu akan membutuhkan banyak uang nantinya.”

“Tidak apa, Bu. Aku masih bisa membaginya.”

“Semoga warungnya lancar.”

“Aamiin..”

1
kalea rizuky
lah kok meninggal
indy
sedih
Susanti
ya Alloh weko palah meninggal sedihnya /Sob//Sob//Sob/
indy
aku baru tahu ada mitos bahu laweyan
Meymei: Iya kak, tapi hanya dibagian yang masih kolot yang tahu karena adanya akulturasi di zaman sekarang
kalea rizuky: ada lah uda lama kali itu mitos dr jaman dahulu
total 2 replies
kalea rizuky
pernah Q komen kn soal bahu lawean
kalea rizuky: bkin novel misteri Thor kayaknya cocok heheheh
Meymei: Iya kak, sudah ada dlm draft author dan baru keluar sekarang 🤭
total 2 replies
indy
weko ngintilin Inaya kemana saja. semoga jodohnya memang weko walau harus berputar putar dulu
Susanti
moga masih bisa kembali sama weko kalo nikah lagi sama deni kaya gimana gitu
kalea rizuky
saudara Inayah kok bloon
kalea rizuky
kayaknya mending ma weko to jangan di buat meninggal Thor kesannya kek wanita bahu lawean aja tiap nikah pasti suami ny meninggal
indy
semangat inaya
Dwi Istiani
kuat banget jadi inayah 😔
indy
apa jodon inaya nanti kembali ke weko?
kalea rizuky
gpp kan rujuk sama2 singgle
indy
Bagus Inaya
indy
semoga inaya kuat
kalea rizuky
y ampun kasian selalu di uji
indy
sedih
kalea rizuky
smpga ftah selamat ampe rmh
indy
semoga weko dapat jodoh yang baik juga
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Susanti
fatah cemburu nie /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!