Angelo, yang selalu menyangkal kehamilannya, melarikan diri setelah mengetahui bahwa ia mengandung anak Maximilliam, hasil hubungan semalam mereka. Ia mencari tempat persembunyian terpencil, berharap dapat menghilang dan menghindari konsekuensi dari tindakannya. Kehamilan yang tak diinginkan ini menjadi titik balik dalam hidupnya, memaksanya untuk menghadapi kenyataan pahit dan melarikan diri dari masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cyne gives birth.
"Sial!" Angelo mengumpat, seruannya tertahan di tenggorokan saat melihat Cyne memegang bayi mungil itu. Air di dalam bathtub sudah berubah menjadi merah pekat, mencekam. Darah segar bercampur dengan air, membentuk pusaran mengerikan.
Cyne melahirkan sendiri di dalam bathtub yang dingin, tanpa bantuan siapa pun. Angelo mengabaikan nyeri menusuk di pinggulnya, rasa sakit akibat terjatuh tadi seakan sirna. Dengan gerakan cepat dan sigap, ia merebut bayi itu dari tangan Cyne yang gemetar. Ajaibnya, bayi itu keluar lengkap dengan ari-ari yang entah bagaimana cara terlepasnya. Bayi itu terbaring lemas, kulitnya pucat kebiruan.
"Kau benar-benar gila, Cyne!" Angelo berucap, suaranya bergetar antara amarah dan kepanikan. Aroma anyir darah memenuhi hidungnya, menyengat.
"Tunggu di sini. Aku akan membawa bayi ini ke Dokter Kim," kata Angelo, panik mulai menguasai dirinya. Bayi itu sama sekali tak menangis, kulitnya semakin membiru, dan napasnya tersengal-sengal. Ia buru-buru meraih handuk, membungkus bayi itu dengan hati-hati.
Cyne hanya mengangguk lemah, wajahnya pucat pasi, masih belum mampu mencerna apa yang baru saja terjadi. Ia awalnya hanya ingin ke kamar mandi karena merasakan mulas yang hebat. Mengira itu hanya sakit perut biasa, ia memutuskan untuk berendam sejenak di dalam bathtub untuk meredakan gerah. Namun, yang terjadi justru di luar dugaan. Mulas yang ia rasakan ternyata adalah kontraksi, dan di dalam bathtub dingin itu, ia melahirkan.
Angelo berlari meniti anak tangga, langkahnya tergesa-gesa, bayi Cyne yang terbungkus handuk hangat digendong erat di pelukannya. Janet, yang tengah sibuk mengurus bayi kembar, hanya mengerutkan dahi melihat kepanikan Angelo, lalu kembali fokus pada tugasnya. Suasana mansion yang biasanya tenang kini dipenuhi oleh detak jantung Angelo yang berdebar kencang.
"Dokter, tolong periksa bayi ini!" Angelo memohon, suaranya bergetar, seraya menyerahkan bayi itu kepada Dokter Kim. Dokter Kim, yang selalu siaga di ruang kerjanya—ruangan khusus yang disediakan Angelo—terkejut melihat kedatangan Angelo yang panik dan bayi mungil yang tampak lemas di tangannya. Namun, dengan profesionalitas tinggi, ia langsung bertindak cepat, memeriksa bayi itu dengan teliti.
Keadaan semakin kacau. Alat-alat medis yang memadai tak tersedia di mansion megah itu. Hanya peralatan seadanya yang bisa digunakan. Dokter Kim berjuang keras, jari-jari tangannya cekatan memeriksa denyut nadi bayi, keringat dingin membasahi dahinya. Ketegangan mencekam ruangan. Hingga akhirnya, tangisan bayi yang nyaring memecah keheningan, sebuah suara yang begitu melegakan.
Sementara itu, Angelo memanggil asisten Dokter Kim, "May, Cyne masih di kamar mandi. Tolong tangani dia!"
May, dengan sigap dan profesional, bergegas membawa peralatan medis seadanya untuk memeriksa kondisi Cyne pasca melahirkan. Mansion Angelo yang biasanya rapi dan tenang kini berubah menjadi tempat yang kacau. Angelo, yang semula panik setengah mati, kini bisa sedikit bernapas lega. Dokter Kim pun ikut merasa lega, keringat di dahinya menghapus jejak ketegangan yang baru saja mereka lalui.
Tak lama kemudian, Baby Sister Triple A muncul dengan membawa tas berisi perlengkapan bayi yang lengkap. Ia mendengar kabar dari May tentang kelahiran bayi Cyne dan langsung bergegas datang, mempersiapkan segala kebutuhan bayi mungil itu.
Cyne dan bayinya kini telah mendapatkan penanganan medis yang layak. Angel, dengan sigap, telah memanggil dokter spesialis dari rumah sakit ternama, membawa serta peralatan medis lengkap yang dibutuhkan. Kini, ibu dan bayi dalam keadaan aman dan stabil, selimut hangat menyelimuti mereka, menciptakan suasana tenang dan damai di tengah kekacauan yang baru saja terjadi.
"Kau membuatku panik, Cyne," gumam Angelo, suaranya masih terdengar sedikit gemetar, namun kelegaan terpancar dari sorot matanya. Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri setelah melewati kejadian menegangkan.
Angelo sendiri juga telah mendapatkan perawatan medis akibat terjatuh tadi. Untungnya, cedera yang dialaminya tidak serius. Ia telah menghubungi Kakek Xavier dan anggota keluarga lainnya, memberitahu mereka tentang kelahiran bayi Cyne. Kini, mereka tengah dalam perjalanan menuju mansion Angelo.
"Maaf, Angel. Aku benar-benar tidak menyangka akan melahirkan secepat ini," ucap Cyne, suaranya lembut, terpancar rasa syukur dan lega. Ia menatap bayi mungilnya yang kini tampak sehat dan tenang, rasa syukur memenuhi hatinya. Ia bersyukur atas pertolongan cepat Angelo yang telah menyelamatkan nyawa bayinya.
Ketakutan akan kehilangan bayinya masih menghantui Cyne. Kepanikan melanda saat bayi itu lahir tanpa diduga, lemas dan tak menangis. Namun, sekali lagi, Angelo telah membuktikan betapa berartinya persahabatan mereka. Peran Angelo dalam hidupnya sungguh luar biasa, menguatkan ikatan persahabatan mereka. Cinta dan rasa syukur Cyne kepada sahabatnya semakin dalam.
"Ugh, pinggulku masih sakit karena terjatuh tadi," keluh Angelo, mengusap lembut pinggulnya yang terasa nyeri. Ia meringis menahan rasa sakit, namun senyum kecil menghiasi wajahnya, melihat Cyne dan bayinya yang aman.
"Maafkan aku, Angelo. Aku akan mengganti semua biaya pengobatanmu," kata Cyne, rasa bersalah masih membebani hatinya. Ia sangat terkejut melihat Angelo terjatuh saat berhasil mendobrak pintu kamar mandi.
Angelo mendelik, "Tak perlu, aku bisa membayar semuanya. Aku tak membutuhkan uangmu," jawab Angel, suaranya tegas namun lembut. Persahabatan mereka jauh lebih berharga daripada uang.
"Aku cukup terkejut saat Baby Sister Triple A mengatakan bayi Cyne sedang ditangani Dokter Kim. Jadi, saat kau berlari panik tadi, kau yang membawa bayi Cyne, Angelo?" tanya Janet, suaranya penuh rasa tak percaya. Ia baru menyadari bahwa kepanikan Angelo bukanlah tanpa alasan. Bayangan Angel berlari tergesa-gesa dengan bayi di pelukannya terlintas di benaknya.
"Ya, seperti itulah," jawab Angelo singkat, seakan masih terngiang-ngiang kejadian menegangkan beberapa saat lalu. Ia tersenyum kecil, mencoba meredakan ketegangan yang masih terasa.
"Aku awalnya mengabaikannya karena Triple A sedang tertidur pulas. Aku tidak ingin membuat kegaduhan dengan berteriak memanggilmu," jelas Janet, nada suaranya lembut, memahami situasi yang terjadi. Ia menyesal tidak menyadari keparahan situasi lebih cepat.
Mereka berbincang ringan, mengucapkan selamat atas kelahiran bayi tampan Cyne. Udara di ruangan terasa lebih hangat dengan kehadiran bayi mungil yang baru lahir. Sementara itu, bayi Triple A tertidur lelap di kamarnya, dijaga oleh Baby Sister mereka. Suasana tenang dan damai menyelimuti mansion Angel.
Tak lama kemudian, Kakek Xavier dan keluarga lainnya tiba. Pria tua itu, dengan langkah cepat dan penuh kekhawatiran, langsung menuju kamar Cyne. Wajahnya dipenuhi oleh berbagai emosi; kecemasan, kelegaan, dan kebahagiaan. Ia menyaksikan cucunya yang tercinta menggendong bayi mungilnya dengan penuh kasih sayang. "Astaga, Cyne…" suara Kakek Xavier bergetar, matanya berkaca-kaca, menahan air mata haru.
"Kakek," sahut Cyne, suaranya terbata-bata menahan haru. Ia memeluk erat bayinya, merasakan kehangatan dan cinta dari keluarga yang mengelilinginya. Ia tahu Kakek Xavier pasti sangat khawatir, terutama setelah mendengar kabar dari Angelo tentang persalinan mendadak dan dramatis di kamar mandi. Pelukan hangat Kakek Xavier menghapus sisa-sisa ketakutan dan kepanikan yang masih membekas di hatinya.
Kehadiran anggota keluarga baru semakin menghangatkan suasana rumah, menciptakan harmoni yang lebih dalam. Lalu bagaimana dengan George? Pria itu memang masih ada, namun atas permintaan Cyne, Kakek Xavier tidak mengambil tindakan apa pun terhadapnya. Sebagai gantinya, George sama sekali dilarang mencari tahu tentang Cyne dan kelahiran putra mereka.
Angelo memahami bahwa Cyne tidak mencintai George, namun ia menghargai masa lalu yang pernah mereka lalui bersama. Bagaimanapun juga, mereka pernah tinggal bersama, meskipun tanpa cinta, apalagi ikatan pernikahan yang sah. Kelahiran anak mereka tidak mengubah kenyataan itu.
kbyang gmna tgangnya.....untng angelo gercep,kl tlat dkit aja ga tau gmna jdinya...
trs angelo jth gt????
kmbar 3 trnyta.....slmt jd orngtua y angelo sm max....hdiah udh mnnti mreka,plau pribdi plus sham ktanya.....
Haiissshhh....bayi sultan mh emng beda....
pdhl aku ikutn smngt jmbak tu pelakor,kn pgn ikutn jg sm angelo.....
ayo dong double up.....🤗🤗🤗
Akhrnya...ngekor aja kmna induknya prgi.....
tp yg pst saat ini mreka sdh bhgia....
lgian,brsa bgt jd krban pdhl dia yg jd trsngka....yg slingkuh kn dia,tp janet yg d tduh....dsr gila....
Angelo mau jg nkah sm max.....aws aja kl max ky sng mntan yg bjingn....
Laahhh.....janet mlh ktmu mntan...bkln gelut ga y????🤔🤔🤔