orang gadis yang berusia 20 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang CEO muda yang berusia 26 tahun.
Natasha bukannya bahagia dengan pernikahannya. tapi nyatanya malah selalu disiksa secara fisik serta batin oleh sang CEO karena dia merasa gadis itu adalah penghancur masa depannya dengan hubungan asmara pacarnya.
apakah Natasha bisa bertahan dengan sikap kasar CEO atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Nila purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ketahuan dari sembunyiannya
Dani sedang menikmati keindahan Amerika. tiba-tiba suara Ana menghentikan dari lamunan.
"Kak, es krimnya enak sekali, kak mau?", tanya Ana
Dani menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Tidak kau, saja yang makan"
Dani merasa senang sekarang melihat Ana tersenyum. setidaknya dia tidak terlalu memikirkan tentang Alvaro. Walaupun Dia tiba-tiba teringat tentang Alvaro dan menjadi sedih.
"Ini sudah semakin siang, kau tidak ingin pulang?"
Ana menggeleng kepalanya sambil sesekali menjilat es krimnya terlihat seperti anak kecil.
"Aw....", rintih Ana saat Dani mencubit pipinya dengan gemas
"Dasar anak kecil ",ejek Dani
"Jangan panggil aku anak kecil ,kak. Aku bukan anak kecil lagi"
Dani terbahak lalu merangkul Ana dengan erat saking gemesnya pada adiknya.
"Oke, adikku yang manis", tawa dani yang terbahak-bahak
****
Sementara Alvaro yang sedang termenung sendirian di ruangan kantor. Ya benar-benar tidak bisa fokus pada pekerjaannya karena memikirkan istrinya yang entah pergi ke mana.
Ini sudah lebih dari satu bulan sejak kepergian Ana, tapi dia masih belum juga menemukan keberadaan Ana.
Bahkan semua anak buahnya sudah dikerahkan untuk mencarinya tidak ada satupun yang mendapat informasi tentang istrinya.
Ricky masuk ke dalam ruangan kerja Alvaro. dan melihat Alvaro yang termenung. Dia merasa kasihan terhadap sahabatnya yang terlihat terpuruk.
"Alvaro, Lo jangan kayak gini. Mana Alvaro yang suka marahin gue? mana Alvaro yang selalu kesel sama gue? anak Alvaro yang selalu aduh bacot sama gue?", Kata Ricky yang melihat sahabat yang merasa kasihan
"Lo jangan diem aja dong, Alvaro .jawab pertanyaan gue", kembali berkata
Alvaro meminjamkan matanya selalu menyandarkan tubuhnya sandaran kursi. sangat lelah memikirkan semua ini, Alvaro tidak ingin menyerah dia tetap berusaha untuk mencari keberadaan Ana dan dia tidak ingi kehilangan Ana .
Hidupnya terasa sangat hampa tanpa Ana berada di sisinya. Bahkan dia makan teratur karena memikirkan keberadaan istrinya. bahkan nafsu makannya menghilang.
Ricky menghembuskan nafasnya kasar, dia sepertinya berbicara dengan tembok karena Alvaro tidak menjawab ucapannya.
"Alvaro ,Kenapa lo nggak tanya ke orang tuanya aja ?", jelas Ricky
"Lo gila! apa kata orang tua Ana nanti! Ana itu sudah menjadi tanggung jawab gue. Ayahnya sudah menitipkan Ana ke gue , apapun yang terjadi pada Ana itu urusan gue. Gue gak mungkin tanya tentang Ana dan melibatkan mereka ke dalam masalah rumah tangga gue dan Ana", jawab Alvaro yang frustasi
.
.
Kedua orang tua Ana menelepon Dani. karena orang tuanya sangat rindu pada putrinya Ana.
"Halo"
"Halo Mam, pa"
"Kalian baik-baik saja kan di sana?", ucap mama yang sangat merindukan putra dan putrinya
"Kami baik-baik saja ,Ma, pa. Bagaimana dengan keadaan Mama ,Papa", tanya Dani
"Syukurlah kalian baik-baik saja. Kami juga baik-baik saja di sini?", jawab papa
"Bagaimana dengan keadaan Ana?", tanya Mama
"Sepertinya dia masih tidur, dia sering bangun kesiangan akhir-akhir ini", jawab Dani sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
"Jangan biarkan dia Lalu seperti itu, seharusnya dia sarapan tepat waktu, kasihan pada bayinya yang ada dalam kandungannya. kalau makan tidak teratur", kata Mama
"Ya ,Mama. lain kali aku akan membangunkannya. Papa sama Mama ingin berbicara dengan Ana ? jika ingin berbicara aku akan membangunkannya
Mama dan Papa di seberang sana menganggukan kepalanya, karena mereka sangat merindukan kedua anaknya, apa lagi putrinya yang selalu manja pada mereka.
Dani berjalan menuju kamar adiknya sambil membawa laptopnya yang masih tersambung dengan kedua orang tuanya.
"Ana ,bangun udah siang"
"Oooowww... aku masih mengantuk, kak...", gumam Ana
"Papa dan Mama ingin berbicara denganmu mereka kangen padamu "
"Ooo waw....", Ana meregangkan tubuhnya sebelum duduk dengan mata setengah terpejam dan sesekali menguap
"Oh astaga ,putriku sangat jorok sekali. cepat cuci wajahmu, sayang", ujar Mama
"Oke ,mama", ucap Ana yang sambil hormat kepada orang tuanya
Papa dan mama melihat tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
Lalu Ana turun dari ranjang untuk mencuci wajahnya
"Mama, papa, aku mau bersiap-siap dulu untuk berangkat ke kantor, jadi bicaralah dengan Ana ", pamit Dani kepada kedua orang tuanya
Kedua orang tuanya mengganggukan kepalanya, Dani melangkah keluar meninggalkan kamar Ana.
"Papa dan Mama pasti sangat merindukanku kan?", tanya Ana dengan penuh percaya diri
"Siapa bilang kami merindukanmu, sayang. kami menelepon karena rindukan cucu kami bukan merindukan kamu ,sayang", Jawab Papa yang menggoda putrinya
"Aish.... oke, oke, kalau mama sama papa tidak merindukanku", jawab Ana sambil cemberut
"Aku tidak akan membiarkan apa dan mama menemui anakku", kata Anna sambil memeluk perutnya
"Kau ini, anak yang nakal", chat mama dan papa sambil terkekeh
Setelah beberapa saat mereka mematung dengan ekspresi terkejut.
"Mama dan papa ada apa?", tanya Ana yang bingung melihat ekspresi wajah kedua orang tuanya
Mama dan papa hanya saling tatapan dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.
"Kalian menyembunyikan Ana dari kami?"tanya Mom yang dari tadi berdiri di ambang pintu. Hingga mereka bisa melihat wajah Ana yang ada di laptopnya
"Senang melihatmu baik-baik saja Ana", katanya sambil tersenyum.
Dia lega melihat menantunya baik-baik saja saat ini.
" Dad....", lirih Ana tak percaya melihat kedua mertuanya ada di rumah Mama
Dad, hanya mengangguk sambil tersenyum .
"boleh aku berbicara dengan Putri kalian?", ucap Dad ,pada Papa dan Mama
Mereka berdua pun mengangguk dan menyingkir dari depan laptopnya, kini mereka berpindah untuk duduk.
"Honey, kemarilah. Lihat putrimu ini, kau sangat merindukannya bukan?", panggil Dad pada Mom
Mom melangkah mendekat, matanya berkaca-kaca saat melihat wajah Ana di seberang telepon.
" Ana...", kata Mom lirih
"Aku sangat merindukanmu, sayang", lanjut Mom
Dia benar-benar sangat merindukan ana. Karena mami sudah menganggap Ana seperti putrinya sendiri.
Tapi Dengan bodohnya putranya malah membiarkan Ana pergi dan sampai saat ini belum ditemukan juga oleh Alvaro.
"Aku juga merindukanmu, Mom", jawab Ana yang ikut merasa sedih
"Sayang ,kau baik-baik saja kan?", tanya mommy
"Aku baik-baik saja ,mom. Bagaimana kabar Mommy dan Dad?"
"Kami juga baik-baik saja", jawab Dad
"Bagaimana dengan cucu kami?", tanya Mom
Ana tersenyum lalu mengelus perutnya yang mulai membuncit.
"Dia sehat, Mom"
Mom terharu mendengarnya,cucunya sehat.
"Sekarang kau tinggal di mana, sayang?"
"Aku tinggal di Amerika, Mom. Tapi tolong rahasiakan ini dari Alvaro, Aku tidak ingin dia tau keberadaan Ana di sini", kata Anas sambil tersenyum terpaksa
"Bahkan tanpa kau minta Mommy akan merahasiakannya, Aku tidak akan membiarkan anak bodoh itu menyakitimu lagi, dia tidak boleh menyakiti putriku", jawab Mom
"Terima kasih Mom ", kata Ana
Untung ibu mertuanya mendukungnya daripada mendukung putranya sendiri.
"Ana,Aku berangkat ke kantor dulu, jika ada apa-apa hubungi aku, kau mengerti?", kata Dani
Saat itu ana masih berbincang dengan kedua orang tuanya dan mertuanya menyaksikan Ana dan kakaknya yang sedang berbicara.
"Baiklah ,hati-hati", jawab Ana sambil menoleh ke arah Dani yang berdiri di samping ranjang
Kedua mertuanya belum mengetahui tentang Dani yang mengerutkan keningnya saat mendengar suara pria yang sedang berbicara dengan Ana.
Mereka berdua bertanya-tanya di dalam hati siapa pria itu?
" Aku pergi", pamit Dani lalu mencium pipi Ana
Kedua mertuanya melihat dan terkejut. Melihat pria itu berani mencium pipi Ana .
Apakah Ana telah menemukan pengganti Alvaro mereka menjauhkan Alvaro dari Ana. Tapi mereka tidak ingin Ana sampai bercerai dengan putranya.
"Itu Dani putra pertama kami ia kakaknya Ana", ucap papa
Papa mengerti apa yang ada di dalam pikiran kedua mertuanya.
" Oh....huh... kukira dia pengganti Alvaro", jawab Mom yang bernafas lega.
coba kl Alvaro miskin pasti para pembaca berdoa ana dpt yg lbih krn si laki miskin.
tp krn si laki kaya kn gk mungkin ana dpt yg lbih kaya jd ya rujuk. enth pemikiran yg bgaimana. terlalu lemah perempuan nya, atau terlalu eman krn kaya atau krn terlalu bucin.
tp coba kl si wanita yg salah, pling si laki di dukung untuk dpt jodoh baru.
biasanya begitu sih endingnya