Istri Kesayangan Tuan Muda

Setelah acara Ijab Qabul yang dilakukan Damian dengan satu kali tarikan nafas, maka kini Sarah dan Damian sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Tangis haru mengiringi prosesi sakral tersebut, bahkan mata Sarah masih terlihat sembab karena selama prosesi berlangsung air matanya terus mengalir dari kedua sudut matanya.

Riasan flawless yang menggunakan kosmetik waterproof terbaik yang menempel di wajahnya tak membuat riasan nya luntur akibat tangisan harunya.

Damian mencium kening Sarah dengan penuh cinta, dan sebuah pelukan hangat yang sukses membuat para tamu bersorak karena sikap Tuan Muda yang sangat romantis kepada istrinya. Tentu saja hal itu membuat Sarah tersipu, air mata yang belum kering kini terganti dengan tawa hangat yang tersemat dari bibir menawannya. Damian semakin gemas dibuatnya.

Bibir yang selalu sukses membuat Damian gagal fokus ketika berbicara empat mata dengan gadis yang begitu memikat hatinya, kini telah berhasil ia miliki. Ia bahkan sudah tak sabar untuk mengecup bibir ranum milik sang Istri, memagut dan mengecap rasa dari benda kenyal yang begitu menggairahkan baginya.

🍁🍁🍁

Kini tiba saat acara resepsi pernikahan yang di adakan di hotel mewah milik keluarganya, ballroom hotel tersebut sudah disulap seperti negeri dongeng. Dengan mengusung tema "Beauty In White" pernak pernik dan semua yang menghias ballroom tersebut berwarna serba putih sesuai tema pernikahan.

Sarah yang berhasil tampil manglingi dengan riasan glowing dan glamor yang menonjolkan area matanya. Sukses membuat para tamu berdecak kagum dengan penampilannya yang begitu memukau.

Model gaun pengantin yang dikenakan Sarah adalah model Ball Gown, model ini memiliki ciri dengan rok besar dan bervolume. Model gaun ini menggunakan bahan dasar satin, sutra, tafetta dan beludru dengan hiasan renda, mutiara, payet, bordir, ruffles, pita mawar dan ruching. Damian ingin memberikan yang terbaik untuk sang istri di hari bersejarah mereka, gaun dengan harga delapan milyar itu bahkan sebuah nominal yang kecil menurut taipan kaya Klan Hutama itu.

Sedangkan Damian, pria yang mewarisi wajah imut sang Mama dan tubuh tegap tinggi sang Papa terlihat sangat tampan dengan mengenakan Tuxedo berwarna senada dengan gaun yang Sarah kenakan.

Mereka berdua terlihat sangat serasi sekali, sepanjang acara Damian bahkan tak henti menyunggingkan senyumannya. Sebuah senyuman bahagia yang terpancar jelas di wajah tampannya. Namun, berbeda dengan Sarah. Meskipun tak bisa dipungkiri ada rasa bahagia di hatinya, tapi ia masih belum percaya bahwa kini ia sudah menjadi seorang istri. Kehidupannya akan berubah drastis, dari seorang gadis biasa menjadi seorang putri. Bahkan dalam mimpinya pun ia tak pernah berani bermimpi setinggi ini, tapi kini semua sudah menjadi nyata dalam hidupnya.

Takdir cinta yang mengetuk paksa pintu hatinya yang selama ini hampa dan tak bertuan, seolah menjadi bukti bahwa Damian hadir dengan tidak hanya membawa janji dan bualan belaka. Tapi menariknya pada sebuah ikatan suci yang membuatnya tak bisa berpikir untuk kedua kali, seolah ada bisikan yang hadir di setiap doanya. Dialah orangnya ... Dan hal itu membuatnya yakin dengan pilihannya, meskipun Damian tak pernah memberikannya pilihan. Tapi saat ini Sarah berharap semoga ia bisa menjadi istri yang berbakti untuk suaminya yang selalu tampil perfect di hadapannya.

Damian menautkan jemarinya di sela jemari Sarah, mengecup lembut tangan wanita yang sudah SAH menjadi istrinya itu dengan penuh cinta. Berharap dengan perlakuan yang ia berikan kepada Sarah, gadis itu akan semakin terpesona kepadanya. Hingga cinta tumbuh sempurna di hati sang istri.

Sarah tersipu, rona merah di pipinya terlihat jelas. Meskipun blass on menutup sempurna tulang pipinya, tapi tetap tak bisa menutup rona alami yang muncul akibat perasaan yang membuncah itu.

"Mari cepat kita selesaikan acara ini, aku benar-benar sudah lelah sekali." Alasan klise seorang Damian yang membuat Sarah mengerutkan kening, pasalnya belum setengah jam acara resepsi berlangsung pria tampan itu sudah mengeluh kelelahan.

Sarah hanya mengiyakan ucapan Damian, gadis polos itu bahkan tak berpikiran macam-macam kepada suaminya tersebut. Pria itu menyeringai, ia begitu bahagia bisa menikah dengan gadis yang begitu polos dan lugu ini. Ada daya tarik yang begitu kuat pada keluguan gadis ini, yang membuatnya tak bisa berpaling meskipun hanya sedetik saja.

Paman Eric, Bibi Anggen, Evan dan Erika terlihat berjalan menuju pelaminan. Bibi Anggen dan Erika terlihat sangat cantik mengenakan gaun berwarna putih dengan payet yang menghias bagian dada. Begitu pun dengan Paman Eric dan Evan, mereka mengenakan setelan jas hitam dengan dasi kupu-kupu yang melingkar di leher kemeja mereka.

"Selamat menempuh hidup baru ya sayang, semoga kalian lekas mendapat momongan," doa bibi Anggen seraya memeluk Sarah. Lalu mengecup pipi kanan kiri istri keponakannya itu.

Sarah mengulas senyum, ada perasaan haru yang menyusup relung hatinya. Ia merasa begitu beruntung, ia bahkan tak harus melewati drama untuk masuk ke keluarga suaminya. Drama seperti kebanyakan sinetron di televisi, dimana pihak keluarga yang notabene kaya raya tak memberi restu kepada garis keturunannya yang menikah dengan gadis dari golongan rakyat jelata. Keluarga Hutama bahkan menerimanya dengan tangan terbuka, menyayanginya tanpa memandang latar belakang keluarganya.

"Terimakasih Bibi Anggen," ucapnya dengan mata berkaca-kaca. Bibi Anggen segera menyeka air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya, Bibi Anggen seolah merasakan yang Sarah rasakan. Wanita berusia empat puluh tujuh tahun itu tahu persis bagaimana perasaan gadis yang sudah resmi jadi istri keponakannya itu. Ia pernah mengalami hal yang sama seperti yang dirasakan oleh Sarah saat ini.

"Dam, jaga istrimu baik-baik. Sayangi istrimu seperti kamu menyayangi Mama mu, perlakukan dia dengan baik. Karena dia adalah wanita yang akan melahirkan anak-anakmu kelak," nasihat Paman Eric yang sangat mengena dihati Damian. Pria yang baru menyandang status suami itu dengan mantap menganggukkan kepala, mengiyakan ucapan Paman nya. Lalu segera memeluk sang Paman.

"Pasti Paman, aku akan berusaha menjadi suami yang terbaik untuk Sarah," ucapan Damian ternyata di dengar oleh Sarah. Gadis itu merasa sangat terharu dengan penuturan suaminya itu, ia bahkan tak bisa mengungkapkan bagaimana perasaan bahagianya saat ini.

Erika dan Evan pun melakukan hal yang sama, mendoakan yang terbaik untuk kakak sepupunya itu. Semoga menjadi keluarga yang Sakinah Mawaddah Warrahmah.

🍁🍁🍁

Setelah sesi foto bersama dengan pihak keluarga, kini giliran para tamu undangan memberi selamat kepada kedua mempelai. Pesta pernikahan yang hanya mengundang seribu tamu undangan itu benar-benar meriah dan sangat berkesan untuk Damian, Sarah dan tentu saja bagi tamu undangan yang hadir untuk memberikan doa restu kepada kedua mempelai. Tentunya hal itu, menjadi suatu kehormatan tersendiri bagi mereka.

Para tamu terlihat sangat antusias untuk memberi salam kepada Damian dan Sarah, ada sepuluh bodyguard yang khusus menjaga dan memeriksa para tamu undangan yang akan naik ke pelaminan. Mereka melewati pemeriksaan ketat dari beberapa pria yang bertubuh besar dan kekar itu. Sesuai protokol keamanan keluarga Hutama, bahwa tidak sembarang orang yang bisa mendekati mereka.

Kini giliran tamu Sarah yang memberikan doa restu kepadanya, terlihat Depe, Syala dan Tya. Mereka adalah teman SMA Sarah, mereka sangat antusias karena mendapat undangan istimewa dari keluarga terkaya di negerinya.

"Sarah ...." pekik ketiga gadis cantik itu.

Damian tampak mengernyitkan kening melihat tingkah ketiga teman Sarah yang tampak histeris, mereka secara bergantian memeluk Sarah. Dan memberikan doa terbaik mereka.

Depe tampak berbisik pada Sarah. "Kamu beruntung sekali Sar, mendapatkan pria yang sangat tampan dan kaya raya. Ngomong-ngomong kamu pake dukun pelet mana ya?" seloroh Depe yang membuat mata Sarah membulat. Tak percaya bahwa teman baiknya bisa berkata seperti itu kepadanya.

Depe terkekeh melihat reaksi sahabatnya itu. "Aku hanya bercanda ih, serius amat si kamu!"

Sarah tersenyum canggung dengan guyonan yang dilontarkan temennya itu, tentu saja semua orang pasti sependapat dengan Depe. Gadis biasa seperti Sarah bisa menikah dengan Tuan Muda seperti Damian, rasanya seperti hal yang mustahil. Bahkan tetangganya dengan terang-terangan mengatakan hal tersebut di depan Sarah, namun Sarah tak pernah ambil pusing akan hal itu.

Bukankah, kita memang harus yakin dengan diri kita sendiri. Ketika kita sedang di fitnah orang lain, kita hanya perlu berdoa, ikhtiar dan percaya bahwa suatu saat nanti. Allah akan menunjukkan kebenarannya dan hal itulah yang sedang dilakukan Sarah saat ini.

🍁🍁🍁

Sementara itu rombongan dari perkumpulan pengajian yang biasa di hadiri Bu Karmila juga turut di undang, dan tentu saja tetangga dekat Bu Karmila. Mereka yang kebanyakan adalah para Ibu-Ibu dan teman sebaya Sarah itu terlihat begitu semangat sekali.

Mereka adalah Siti Sartika, Aryani Disa, Kiki Sulandari, Ayi Sarimanah, Isni Riswana, Sukhana Lestari, Asa Bernisle, Liska, Rina Rihewa Taufik, Tria Ayyu Fitria, Heti Kadarsih, Ita, Angela Jasmine, Karlina, Nanda Widdi, Yuli Novelis, Lien Masnan, Dedek Azza, Momogie, Riva Hesti Amelia, Maya, DeLLa, Ade Mila Ade Ade, Natalie Aulia, Choirunissa, Me, Dy. Ikha, Sonata Pardede, Elisabeth Ratna Susanti, Reny Saputro, Ria Wahyu Ningsih, Naomi Duma Nainggolan, Ayona, Zelianty, Afifa Azziqrah, Fa, Satria Santoso, Filzha, Nabella Sari, Khardha Love, Oktafia Nayra dan terakhir Vivian.

Bu Karmila sangat senang dengan kehadiran para tamu undangannya yang telah menyempatkan hadir untuk memberi doa restu kepada putri tercintanya.

🍁🍁🍁

Sedangkan Daisy yang sudah bisa sedikit melupakan kegundahan hatinya, terlihat begitu cantik dengan balutan gaun yang senada dengan sang Mama. Ben bahkan tak henti mencuri pandang pada gadis pujaan hatinya itu.

Di sudut lain, terlihat Satya dan Davian yang sedang bercengkrama. Para pria itu ternyata sudah mengalihkan perhatian Depe dan Syala, mereka berdua tampak melenggang ke arah kedua pria tersebut.

"Sya, lihat deh kedua pria tampan itu. Mereka tak kalah dengan Tuan Damian suami Sarah ya?" ucap Depe dengan mata berbinar senang.

Syala memicingkan mata, ia melihat pada sosok Satya yang saat ini sedang menyesap minuman di tangan nya.

"Pe, tunggu deh. Itu bukannya adik Sarah si Satya?" tanya Syala.

"Eh, masak? Tapi kok beda ya, sekarang gantengan dia. Dulu kan dekil ya si Satya itu," sahut Depe dengan terkekeh.

Saat kedua gadis itu hendak melangkah ke tempat Davian dan Satya, saat itu pula langkah kaki mereka terhenti. Karena Davian segera bangkit dan berjalan meninggalkan Satya seorang diri. Hal itu tentu saja membuat Depe mengurungkan niatnya. Ia tampak berdecak kesal karena gagal untuk berkenalan dengan saudara kembar Damian.

🍁🍁🍁

Setelah dua jam berlalu, Damian segera mengintruksi kepada Ben untuk menyudahi acara para tamu yang ingin memberi doa restu kepadanya. Pria itu ingin segera mengakhiri dan merebahkan diri di ranjang empuknya bersama gadis yang sudah SAH menjadi istrinya tersebut.

Ben segera menjalankan perintah Tuan nya, kedua mempelai pengantin baru itu segera meninggalkan acara resepsi.

Dengan pengawalan ketat dari para bodyguard, mereka akhirnya sampai di kamar President Suite yang berada di lantai atas hotel Hutama.

Namun sebelum mereka masuk ke kamar, Sarah terlebih dahulu dibantu oleh tiga orang karyawan wanita untuk mengganti gaun pengantin nya dengan long dress. Ia merasa lega karena sudah bebas dari pakaian yang bahkan beratnya mencapai tujuh kilogram.

Sarah begitu takjub dengan furniture di kamar tersebut, mata dan mulutnya tak henti membulat saat menangkap sesuatu baru yang begitu menyilaukan matanya itu. Damian tersenyum samar melihat tingkah istrinya itu.

"Kita akan bermalam disini, dan jika kamu menyukainya. Kita bisa bermalam sampai kapanpun kamu mau," ucap Damian yang seolah tak di hiraukan oleh Sarah. Karena gadis itu terlalu sibuk mengagumi barang-barang mewah di kamar yang akan ditempatinya.

Damian hanya menggeleng kepala singkat dengan tingkah sang istri, ia segera melepas sepatu dan tuxedo nya lalu kembali menghampiri Sarah.

"Malam ini, aku sangat bahagia sekali. Akhirnya aku bisa memilikimu," ucap Damian tepat di telinga Sarah. Pria itu kini memeluknya dari belakang, sambil mendekap erat tubuhnya.

Hembusan napasnya yang menerpa telinga Sarah, seketika membuat bulu kuduk gadis itu meremang. Sensasi aneh seketika menjalar naik di tubuh Sarah. Damian semakin mengeratkan pelukannya, mencium tekuk istrinya yang tampak terbuka dengan sangat lembut. Sarah semakin dibuat kelimpungan, gadis itu merasa belum siap dengan apa yang akan terjadi padanya.

"A-aku mandi dulu," ucapnya sambil mencoba melepaskan pelukan Damian. Namun, pria itu nampaknya enggan melepaskan dekapannya.

"Sebentar saja, aku ingin memelukmu seperti ini sebentar saja." Damian sejenak memejamkan matanya, tangannya masih melingkar erat di perut Sarah. Gadis itu hanya bisa pasrah.

"Mandilah, aku akan menunggumu. Malam ini adalah malam panjang kita," bisiknya sekali lagi. Sebuah bisikan yang semakin sukses membuat Sarah gelisah tak tenang.

Bersambung ....

💖💖💖

Papa Arga

Mama Erina

Terimakasih atas dukungan teman-teman yang sudah mendukung author sampai di bab ini, semoga teman-teman semua terhibur oleh karya receh sequel Deadline Menikah! ini. 🤭

Maaf ya, kalau nama teman-teman semua ada yang tidak kusebut. Karena itu aku ambil dari kolom komentar di bab sebelum ini. Jadi semua yang sudah komen otomatis ku sebut namanya untuk menghadiri undangan pernikahan Damian dan Sarah 😁

Dan maaf udah asal comot nama temen-temen, mohon dimaafkan ya😆✌🏻

Love u all💖😘

.

.

.

Mampir juga ke novel temen author ya, dijamin bikin baper 😍