"Ku pikir dengan menikah dengan mu hidup Ku akan bahagia, nyatanya Kau hanya memberikan Ku luka yang sedalam ini." Alisa
Alisa menikah dengan Fahmi putra pemilik pesantren tempat ia mengenyam pendidikan. Pada awalnya rumah tangga mereka begitu bahagia dan harmonis apalagi kini sudah hadir buah cinta mereka berdua, seorang anak yang masih bayi berusia dua bulan.
Namun ternyata kebahagiaan pernikahan itu tak bertahan lama. Fahmi tergoda akan tahta dan wanita, ia berselingkuh dengan saudari kembar Alisa sendiri. Hingga pada akhirnya mereka kehilangan buah cinta mereka.
Alisa merasa putus asa karena mendapatkan ujian yang bertubi-tubi. Ia merasa lelah dengan hidupnya, dan terus menginginkan Tuhan agar membawanya pergi ke sisi-Nya.
Simak ceritanya dalam judul "Tuhan Bawa Aku Pulang." Karya DEWI KD. Jangan lupa untuk mendukung Author dalam bentuk Like dan Komentar kalian ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Alisa pergi ke sebuah Mall berniat untuk membeli ponsel. Sesampainya ia di salah satu toko yang menjual ponsel, Ia memilih salah satu ponsel yang ia inginkan.
“Harganya berapa, Mas ?” tanya Alisa
“Tiga juta, Dek !” sahut pelayan toko.
“Tiga juta ?” Alisa menggigit bibirnya, uang segitu menurutnya sangatlah besar.
“Gak ada yang lebih murah harganya, Mas ?” tanya Alisa
“Ada yang tipe ini, mau ?” pelayan toko tersebut menunjukkan pada Alisa salah satu merek ponsel yang agak murah harganya.
“Ini berapa ?”
“Murah ini, Dek ! Dua juta aja !” kata Pelayan tersebut.
Alisa menggigit bibirnya, ternyata harga sebuah ponsel tidaklah murah.
“Jadi mau yang mana, Dek ?”
Alisa jadi bingung harus membeli ponsel atau tidak. Tapi Alisa sendiri butuh ponsel untuk alat berkomunikasi dan mencari pekerjaan saat ini.
“Kalau yang dua juta Ram nya kecil, tapi kalau yang ini Ramnya besar, lebih tahan lama di pakai.” Kata pelayan toko itu lagi.
Alisa nampak memikirkannya,
“Ya sudah ini saja, Mas ! Gak apa-apa !” Alisa memilih ponsel yang seharga tiga juta. Saat Alisa hendak membayar, tiba-tiba Alisa bertemu lagi dengan Arlan, adiknya ustadzah Syira.
“Alisa !” sapa Arlan
Alisa menoleh dan melihat Arlan ada di hadapannya.
“Kak Arlan !”
“Alisa, Kamu apa kabar ?” tanya Arlan
“Baik Kak !” jawab Alisa apa adanya.
“Sudah selesai ya, mondoknya ?”
Alisa menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
“Alhamdulillah. Kamu ngapain disini ?” tanya Arlan basa-basi.
“Beli ponsel Kak !”
“Oh.”
“Totalnya tiga juta dua puluh ribu, ya Dek ! sekalian kartu nomor ponselnya.” kata pelayan toko tersebut.
“Oh iya, Mas ! Bayarnya bisa debit kan ?” tanya Alisa
“Oh tentu saja !”
Alisa mengeluarkan kartunya, namun tiba-tiba Arlan menyodorkan kartunya untuk membayari ponsel yang Alisa beli.
“Pakai ini saja, Mas !”
Alisa langsung menoleh pada Arlan.
“Loh ! Gak usah Kak !” tolak Alisa.
“Gak apa-apa, Lis !” jawab Arlan
“Kak, serius Aku punya uang sendiri kok !” tolak Alisa
“Kakak juga serius, Lis ! Anggap saja ini hadiah buat Kamu yang sudah lulus dari pesantren !” kata Arlan begitu tulus.
“Kak…” lirih Alisa
“Terima ya !” pinta Arlan.
Alisa tentu saja tidak enak hati menerimanya. Arlan bukan siapa-siapa baginya, tapi Arlan begitu tulus dan baik padanya.
“Kak Aku jadi gak enak ini !”
Arlan tersenyum.
“Anggap saja rezeki !” jawab Arlan dengan entengnya.
“Kakak minta nomor ponsel Alisa, boleh ?” tanya Arlan pelan.
“Oh, Iya Kak !” Alisa kemudian mencoba memainkan ponselnya dan memberikan nomor ponselnya pada Arlan.
“Aku balasnya gimana nih, sama Kak Arlan ?” tanya Alisa, ia sendiri masih tidak enak menerima ponsel yang dibeli dari uang Arlan.
“Gampang ! Kalau Kak Arlan minta di temani makan, mau kan ?” jawab Arlan dengan santainya.
“Hah ?”
Alisa sendiri jadi bingung mendengar ucapan Arlan.
“Temani makan saja kok ! Gak sekarang, tapi nanti kapan-kapan deh kalau Kak Arlan punya waktu !” kata Arlan menatap Alisa.
Alisa menjadi canggung, ia kemudian menganggukkan kepalanya.
“Iya Kak !”
Arlan dalam hatinya tentu saja senang bukan main.
“Terimakasih, ya Kak !” kata Alisa dengan tulus.
“Iya. Sama-sama, Lis !”
“Kamu mau kemana setelah ini ?” tanya Arlan lagi.
“Mau pulang, Kak !” jawab Alisa apa adanya.
“Mau sekalian Kak Arlan antar ?” tanya Arlan
Alisa menggelengkan kepalanya.
“Gak usah Kak ! Nanti malah merepotkan, Kak Arlan ! Lagian, Lisa mau belanja dulu di supermarket !” jawab Alisa
“Kebetulan dong ! Kak Arlan juga mau berbelanja ! Gimana kalau Kita belanja bareng ?” tawar Arlan
Alisa semakin tidak enak sekali karena Arlan jadi terlalu baik padanya.
“Ya sudah deh !” lirih Alisa, pada akhirnya Alisa menerima tawaran Arlan untuk belanja bersama.
Mereka sama-sama membawa troli belanjaan masing-masing, dan membeli kebutuhan yang mereka butuhkan.
“Diapers untuk apa, Lis ?” tanya Arlan yang bingung melihat Alisa membeli diapers yang lumayan banyak.
“Untuk Ibu Ku, Kak !” jawab Alisa apa adanya.
“Ibu Kamu ? Ibu Kamu kenapa ? Sakit ?” tanya Arlan
Alisa menganggukkan kepalanya.
“Sakit apa, Lis ?” tanya Arlan penasaran.
“Ibu kena Stroke, Kak !” lirih Alisa
“Ya Allah. Kakak turun prihatin ya, Lis ! Semoga Ibu mu cepat sembuh !” ucap Arlan dengan tulus.
“Aamiin, terimakasih ya Kak !” jawab Alisa tersenyum manis, menambah debaran jantung Arlan yang tak kunjung beraturan, karena sejak awal pertama Arlan melihat Alisa, Alisa sudah jatuh hati padanya.
Setelah berbelanja, Alisa diantarkan oleh Arlan pulang. Arlan jadi tahu dimana Alisa tinggal saat ini.
“Gak ada orang dirumah Kamu, Lis ?” tanya Arlan melihat kondisi rumah Alisa yang nampak begitu sepi.
“Cuma ada Aku sama Ibu, Kak ! Kak Arlan gak mau mampir dulu ?” tawar Alisa
“Lain kali saja, ya Lis ! Kakak harus kembali ke kantor soalnya.” Kata Arlan apa adanya, sebenarnya ia pun ingin berlama-lama dekat dengan Alisa, namun ia sendiri harus kembali bekerja.
“Oh begitu. Sekali lagi terimakasih ya, Kak ! Aku jadi ngerepotin Kak Arlan !” kata Alisa pelan.
“Gak apa-apa kok ! Kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi Kakak ya !” pinta Arlan
Alisa menganggukkan kepalanya.
“Iya Kak !”
Arlan melajukan mobilnya kembali bekerja, sedangkan Alisa masuk ke dalam rumahnya dan lansung menemui Ibunya di kamar.
“Ibu ! Lisa pulang !”
“Iya, Nak !”
“Senang sekali sepertinya, putri Ibu !” Zulaikha menggoda putrinya.
“Kamu habis diantar sama siapa, Lis ?” tanya Zulaikha
“Ibu lihat, ya ?” Alisa balik bertanya.
“Enggak, Ibu Enggak lihat kok !” ucap Zulaikha berbohong. Padahal ia melihat dari jendela kamarnya jika Alisa di antar pulang oleh seorang pria.
“Iiih…Ibu !” Alisa jadi malu di hadapan Ibunya.
“Siapa, Lis ?” tanya Zulaikha pelan.
“Oh itu, adiknya Mbak Syira, Bu !” jawab Alisa apa adanya.
“Oh, ganteng ya Lis !” goda Zulaikha lagi.
“Ihh…Ibu apaan sih !” Alisa mengerucutkan bibirnya.
“Kita makan ya Bu ! Alisa tadi beli makanan untuk Kita !” kata Alisa mendorong kursi roda Zulaikha ke ruang makan untuk makan bersama.
“Iya, Nak !”
...****************...
Ayok gaes komen...udah lama gak nulis aku ya..hehehe maaf ya gaes...soalnya baru punya ide lagi buat nulis novel 🙏🏻 terus bantu kasih support ya gaes...♥️
cerita nya seru dan menarik
apa salah Alisa sama Anisa dan fahmi