Mendapati kekasihnya memiliki hubungan dengan perempuan lain, membuat Agnes ingin balas dendam.
"Emang siapa yang mau sama kamu? Udah tepos, pendek, miskin lagi."
Agnes menatap tajam Wira, mantan kekasihnya. Laki-laki itu baru saja putus sudah mengatainya.
"Lihat saja nanti, aku akan mendapatkan laki-laki yang baik tidak seperti kamu, tukang selingkuh. Mana selingkuhannya istri orang. Dih amit-amit deh."
PLAK PLAK
Agnes tidak hanya membalas ucapan Wira, tapi juga menamparnya.
Disisi lain, ada seorang laki-laki tengah diejek oleh mantan istrinya.
"Setelah tidak denganku, memang ada yang mau denganmu? Laki-laki yang sibuk bekerja, tidak tahu cara memanjakan istrinya."
Akankah Agnes memiliki takdir bertemu dengan laki-laki yang berstatus duda ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar Kaburnya Wira
"Mas, tadi itu siapa sih? Kok ngeselin banget." Agnes bertanya penasaran. Dia kesal dengan wanita bernama Lindi tapi juga senang karena Daru terus membelanya.
Wajah Daru kembali tersenyum menatap Agnes. "Oh itu, namanya Lindi, salah satu teman dekat Seina, mantan istriku. Seina dan Lindi itu dua wanita gila. Bisa-bisanya dulu Seina memintaku menikahi Lindi sebagai istri kedua, juga Lindi yang dengan senang hati menginginkan jadi istri kedua. Tentu saja aku menolak keras. Punya istri satu saja, kepalaku sudah hampir lepas, bagaimana jika istriku dia, dan mereka satu lingkungan pertemanan. Bisa mati muda aku."
Jelas Daru ingat saat usia pernikahannya dan Seina memasuki tahun ketiga. Wanita itu membawa Lindi menginap di rumah mereka. Malam harinya, Seina mengatakan ingin dirinya menikahi Lindi sebagai istri kedua. Bahkan Lindi dengan berani menggodanya di depan Seina, setuju dijadikan istri kedua.
Malam itu Daru marah besar, dan pergi meninggalkan rumah selama dua hari. Dia tidak habis pikir kenapa Seina memintanya menikah lagi dengan modelan seperti Lindi.
Seina hanya mengatakan jika dia butuh teman di rumah, jika Daru bersedia menikahi Lindi pasti mereka akan memiliki kehidupan rumah tangga lebih bahagia. Tentu alasan yang tidak masuk akal. Seina pikir dia laki-laki seperti apa, mau saja menikahi wanita lain yang tidak jelas asal usulnya. Bahkan bersedia menjadi yang kedua. Pelakor saja pasti terkejut mendengar permintaan konyol ini.
Agnes sendiri tidak kalah terkejut mendengarnya. Dia memegang kepalanya yang mendadak terasa cenat cenut.
"Mantan istri kamu sebenernya waras apa ga sih mas?" tanya Agnes terheran-heran. "Biasanya perempuan itu akan cemburu kalo pasangannya di dekati perempuan lain. Apalagi sampai menggoda di depan mata. Lah ini kok malah menawarkan menikahi. Kuat banget hatinya mau berbagi suami."
"Seina mana pernah waras. Dia selalu memiliki gebrakan-gebrakan baru yang membuatku sering naik darah. Kalo bukan karena amanah kakek dan nenek ingin aku belajar menerimanya, sudah sejak awal menikah aku menceraikan wanita itu." jawab Daru terlihat menyesal sekali pernah menikahi Seina.
"Terus itu Lindi kira-kira bakal ganggu hubungan kita ga ya?" Agnes merasa Lindi adalah perempuan nekat, terlihat sekali dari cara bicaranya tadi.
Daru menggelengkan kepala. "Aku juga ga tahu. Tapi satu hal yang pasti akan aku lakukan jika sampai dia berani ganggu hubungan kita, aku buat hidupnya sengsara."
Agnes bergidik ngeri melihat tatapan Daru yang nampak menyiratkan sesuatu. "Semoga kita dijauhkan dari perempuan seperti dia. Aku ga mau berurusan sama modelan begitu, mas. Nguras energi aja."
"Iya sayang, aku paham. Tenang aja, aku ga akan tergoda sama dia. Aku udah sayang sama kamu." Daru menggenggam tangan Agnes dan menciumnya.
Dalam hati Daru menegaskan tidak akan membiarkan Lindi mengganggu hubungannya. Apapun yang terjadi, hanya Agnes nanti jadi istrinya.
***
Sejak bertemu kejadian itu Agnes menjalani hari dengan baik-baik saja, membuatnya merasa tenang. Berpikir mungkin Lindi tidak akan berani mengganggunya.
Tapi ternyata ujian pernikahan benar adanya. Karena besok akan dimulai ujian pernikahan Agnes dan Daru.
***
Pagi hari, Agnes mendapatkan kabar dari pihak kepolisian jika Wira kabur dari penjara setelah kemarin mendapat kunjungan dari temannya.
Kabar ini tentu membuat Agnes khawatir. Dia takut Wira tiba-tiba muncul di depannya atau bahkan sampai melakukan sesuatu padanya.
Segera Agnes menghubungi Daru sebelum berangkat kerja. Dengan suara gemetar mengatakan kabar yang baru saja ia dapatkan dari pihak kepolisian.
"Wira kabur dari penjara? Gimana bisa polisi ceroboh, sampe tahanan bisa kabur gitu aja."
"Kemarin Wira dikunjungi orang yang katanya temen lamanya. Terus malem, dia ngeluh sakit dan tiba-tiba pingsan. Polisi yang jaga bwa dia ke ruang kesehatan untuk diperiksa dan dirawat beberapa jam. Tapi pas tengah malem, Wira hilang dan sampai sekarang belum ditemukan. Aku takut mas, dia nyari aku." ungkap Agnes gelisah.
"Ya udah kamu berangkat kerja aku anterin. Sekitar 7 menit lagi aku sampe di kontrakan kamu."
Jadi, pagi ini Agnes berangkat kerja diantar oleh Daru. Membuat Rio yang baru juga tiba di kantor menatap heran mereka.
"Tumben di anter Daru? Mentang-mentang mau nikah overprotective gini ya." Mas Rio mengatakan dengan nada meledek saat Agnes dan Daru mendekatinya.
Tapi melihat wajah pasangan itu terlihat tegang, Mas Rio menyadari ada sesuatu di antara mereka.
"Jangan bilang kalian berantem?" ujar Mas Rio mengusap kepalanya. "Ya ampun, mau nikah jangan berantem, cepet selesaiin masalahnya. Paling juga salah paham. Dulu aku pas mau nikah sama istri juga gitu."
Daru menggelengkan kepala, dia menepuk pundak Rio pelan. "Mas Rio, kita ga berantem. Cuma tadi pagi dapet kabar kalo Wira kabur dari penjara. Takutnya sekarang dia cari Agnes dan berniat buruk. Jadi aku minta tolong bantu jagain Agnes ya selama di kantor."
"Kok bisa dia kabur? Polisi gimana sih? Apa di bayar sama Wira?" tanya Mas Rio kaget.
Daru langsung menjelaskan dengan singkat agar Mas Rio tahu.
*Oh gitu, ya udah jangan khawatir. Selama di kantor pasti aman kok. Lagian Agnes udah kosong jadwal keluar kantor, sama Bu Sintia udah di atur biar dia ga kecapean menjelang pernikahan kalian." kata Mas Rio membuat Daru tenang.
"Yaudah aku lanjut berangkat ke kantor ya. Nanti pulang kerja aku jemput lagi. Jangan keluar dari kantor sendiri, oke?"
Agnes mengangguk paham. "Iya Mas, kamu hati-hati ya."
"Iya, Mas Rio nitip ya. Makasih." ujarnya masuk mobil.
"Iya, amannn... "
Melihat Daru sudah melajukan mobilnya, Rio dan Agnes segera masuk.
"Nes, kamu jangan terlalu mikirin Wira. Daru pasti bakal lakuin sesuatu biar kamu aman dan tenang." Mas Rio mencoba menghibur Agnes.
"Mas, aku takut Wira bikin pernikahan aku sama Mas Daru berantakan. Dia pasti dendam sama aku, karena aku ikut jadi saksi dalam kasusnya." jawab Agnes dengan lirih.
"Iya sih, Wira kan ga waras jadi pasti mikir negatif terus ke kamu. Tapi kamu harus yakin semua pasti akan baik-baik aja."
Sampai di ruangan sudah ramai teman-teman lainnya. Ternyata mereka dua datang paling akhir.
"Tumben dateng mepet jam masuk, Mbak?" tanya Andi yang tengah menata berkas ke lemari arsip.
"Iya, Mas Rio juga biasanya dateng lebih cepet dari aku." tambah Selfia ikut heran.
Mas Rio meletakkan tasnya di meja dan mengehela napas kasar. Sedangkan Agnes langsung duduk tanpa ada raut semangat di wajahnya.
"Eh kalian berdua kenapa?" tanya Selfia menyadari ada yang tidak beres.
"Wira kabur dari penjara dan mungkin sekarang lagi coba nyari Agnes." Mas Rio yang menjawab membuat yang lain kaget.
"APA? GIMANA BISA KABUR DARI PENJARA?"
snjta mkan tuan namanya kl ky gt....
nmanya jg kjhtan,psti blik lg k tesngka utamanya.....
Huuffttt.....legaaa....
boooommmm.....trnyta psangannya bkn daru,tp laki2 lain.....
mngkn daru sngja sih bkin sng mntan ngrsa menang,tp akhrnya ttp jtuh jg....
btw,kmna aja kk??lma ga nongol....😁😁😁