LIHAT AKU SEKALI SAJA

Tubuh Erina berguncang hebat. Derai airmata membasahi pipinya. Bulir-bulir bening itu tidak bisa ia tahan lagi. Bahkan akibatnya terdengar nafas tersengal-sengal karena menahan tangisan itu sejak tadi.

Dadanya bergemuruh terasa begitu sesak. Sampai-sampai Erin memukul-mukul dadanya.

Kali ini puncak pertahannya yang tak bisa ia redam lagi. Masalah yang ia pendam menumpuk dalam hatinya selama ini akhirnya meledak juga.

Puncaknya pagi ini.

Terdengar ada yang membuka pintu kamarnya dan langkah kaki mendekatinya. Erin tahu itu pasti langkah kaki Theo. Dan laki-laki itu pasti akan menghardik dirinya seperti biasa. Menyalahkan nya atas apa yang terjadi antara ia dan Nella. Erina sudah pasrah dengan semua yang akan terjadi padanya.

Gadis itu menguatkan diri, membalikkan badannya. Benar saja Theo yang masuk dan berdiri di hadapannya kini dengan wajah dingin dan rahang mengetat.

Dengan linangan air mata dan bibir bergetar, Erina membalas tatapan tajam Theo. Erina tahu laki-laki itu akan memarahinya. Menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi pagi ini.

"A-ku tidak melakukan seperti yang ke kasihmu tuduhkan padaku. Ia yang menyiramkan susu pada ku dan menjatuhkan gelas itu. A-ku tidak tahu mengapa pakaiannya basah seperti itu". Ucap Erin lirih dengan bibir bergetar. Erina mengusap air mata yang berderai jatuh menyentuh wajah dengan punggung tangannya.

Theo tetap berdiri diam di tempat semula.

Erina tahu laki-laki itu pun tengah berusaha meredam amarahnya yang akan segera ia semburkan layaknya bara api panas pada Erin.

Dengan linangan air mata Erina melepaskan cincin pernikahan di jari manisnya. Gadis itu memberanikan diri menarik tangan Theo hendak mengembalikan cincin itu dan mengakhiri semuanya. "Aku ingin mengakhiri pernikahan kita. Aku akan kembali ke Bogor", ucap Erina pelan nyaris tak terdengar.

Terdengar tarikan nafas kasar Theodoriq. Namun tak seperti yang di duga, laki-laki itu justru menarik kuat tangan Erina dan memeluk tubuh gadis itu.

"Kau tidak akan ke mana-mana Erin. Aku menginginkanmu tetap di sini bersama ku", ujar Theo memeluk erat tubuh Erina yang diam seperti patung dengan mulut terbuka dan netral melotot kaget.

"Sebagai pelayan mu?", jawab Erina lirih.

"Tidak. Sebagai istri ku yang sebenarnya", jawab Theo.

*

POV Nella dan Theo..

"Apa-apaan ini?!"

"Sayang kamu sudah bangun". Nella berlari menghampirinya. Memeluk pinggang Theo yang hanya mengenakan bathrobe berwarna abu-abu menutupi tubuhnya. Laki-laki itu baru selesai mandi. Bahkan rambutnya masih meneteskan air.

"Istri kampungan mu ini menyakiti aku, sayang. Dia tiba-tiba marah karena aku meminum susu yang ia buat untuk mu. Dia mendorong ku hingga gelasnya pecah", ujar Nella dengan suara sedih yang di buat-buat.

"Lihatlah pakaian channel ku jadi basah begini, sayang", ujar Nella berlagak sebagai korban penganiayaan yang di lakukan Erina.

Mendengar tuduhan Nella, Erina menggelengkan kepalanya dengan netra berkaca-kaca, membalas sorot tajam Theo padanya. Detik selanjutnya gadis itu berlari ke kamarnya.

Kini tinggal Theo dan Nella saja di ruang makan.

"Kau pikir aku tidak tahu perbuatan mu pada Erina, Nella?!".

Dengan sekali hentakan tangannya, Theo melepaskan pelukan Nella dan mendorong keras wanita yang di nilai Theo pandai bersandiwara itu.

"Aku muak pada mu, Nella. Kau berani memutar balikkan fakta. Kau pikir aku bodoh?". Theo melangkah maju.

"No. Aku tahu semuanya. Kau tidak usah menyangkal, karena aku tahu semuanya", ucap Theo ketus dan lugas.

Seketika tubuh Nella bergidik ngeri. Berdiri dengan tubuh gemetaran apalagi sekarang Theo menatapnya dengan tajam seperti itu.

"Tinggalkan apartemen ku sekarang juga!!".

"Kita putusss!!".

Tegas Theo mau menyusul Erina di kamar tapi di hadang Nella.

"Tidak ..tidak, sayang. Tentu saja aku tidak mau hubungan kita putus. Aku akan menuruti kata-kata mu sayang. Kau memintaku untuk menerima pernikahan mu dan Erina, aku akan menerimanya. Tapi kau tetap di samping ku. A-tau kamu mau aku meminta maaf sekarang dengan Erina? Aku akan melakukannya", ujar Nella memohon pada Theo. Membujuk laki-laki itu agar menarik ucapannya barusan.

"Semua itu tidak berlaku lagi sekarang, karena aku tidak mau kehilangan istri ku. Dan aku menyadari telah mencintai istri pilihan kakek ku".

"Kau pergilah, sebelum aku memanggil keamanan menyeret mu, Nella! Jangan pernah mengusik kehidupan rumah tangga ku!!", tegas Theo dengan wajah dingin melihat wanita yang pernah ia cintai itu.

Tentu saja perkataan Theo bak petir di pagi hari buat Nella.

"No no ...aku tidak akan pergi dari sisi mu, kita telah menjalin hubungan lama. Sementara kau baru beberapa bulan saja mengenal gadis kampungan itu, Theo. Aku tidak bisa di bandingkan dengan gadis itu-".

"Ckck...Kau pikir kau lebih baik dari istri ku, hah? Kau lupa siapa diri mu, Nella?. Kalau bukan karena aku, mungkin sekarang kau hanya gadis kampung yang berjualan makanan di pinggir jalan. Kau tidak akan pernah di kenal orang sebagai chef ternama dan pemilik Delicious Restaurant", hardik Theo dengan suara meninggi.

Nella melebarkan kedua matanya mendengar perkataan Theo.

"Sampai kapanpun aku tidak akan rela, gadis kampungan itu mengambil tempat ku. Kau tidak menjadi milik ku, tidak juga untuk Erina, Theo!!", teriak Nella kencang.

Wanita itu sangat marah. Ia tahu Theo benar-benar memanggil security untuk mengusir nya.

Nella pergi dengan membanting keras pintu apartemen Theodoriq yang telah menyusul Erina di kamarnya.

POV End

...***...

Bersambung..