Juan memutuskan membeli rahim seorang wanita karena istrinya belum juga hamil. Tapi pada saat wanita itu hamil, ternyata Allah berkata lain dengan membuat istri Juan hamil juga.
Setelah mengetahui istrinya hamil, Juan pun lupa kepada benih yang saat ini sedang tumbuh di dalam perut Kamila. Dia mengacuhkan Kamila dan benih itu membuat Kamila marah dan berniat balas dendam kepada Juan dengan menukarkan anaknya dengan anak Raina pada saat dilahirkan nanti.
Akankah Juan dan Raina tahu, jika anak yang selama ini mereka besarkan bukan anak kandung mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23 PPYD
Raina melepaskan pelukannya dan menatap Juan. "Terus, siapa yang dirawat di sini? kenapa Mas nyuruh aku ke sini?" tanya Mommy Raina penasaran.
Juan menghapus air matanya sendiri, lalu menarik tangan Raina dengan lembut. Juan membuka pintu ruangan rawat Alesha dan Raina tampak kaget, kemudian dia kembali menatap Juan meminta penjelasan. "Itu bukannya Alesha, temannya Jovanka?" seru Mommy Raina.
"Sayang, pas kamu melahirkan, Kamila juga melahirkan di rumah sakit ini dan anaknya sama-sama perempuan. Aku sempat tanya 'kan kenapa Jovanka tidak ada tanda hitam di pinggangnya sedangkan aku sangat melihat jelas jika anak kita lahir dengan tanda hitam di pinggangnya. Dan kamu tahu, kalau tanda hitam itu justru ada di Alesha," jelas Daddy Juan.
Raina mengerutkan keningnya. "Maksudnya bagaimana? kok aku semakin pusing," ucap Mommy Raina sembari memegang kepalanya.
"Kamila menukar anak kita dengan anaknya. Jadi yang anak kita itu sebenarnya Alesha dan Jovanka anak aku sama Kamila," sahut Daddy Juan.
Raina membelalakkan matanya, dia benar-benar kaget mendengar jawaban Juan. Dengan langkah tertatih-tatih, Raina mendekati ranjang Alesha dan memperhatikan Alesha yang masih belum sadarkan diri itu. Air mata Raina kembali menetes.
"Pantas saja aku merasa beda saat bertemu dengan anak ini," ucap Mommy Raina dengan bibir bergetar.
"Maafkan aku sayang, gara-gara aku semuanya jadi menderita," ucap Daddy Juan.
Tiba-tiba ponsel Juan bergetar dan sebuah pesan video masuk. Juan segera membukanya dan ternyata itu rekaman CCTV yang dikirimkan oleh orang suruhannya. Juan dan Raina melihat CCTV itu dengan seksama dan benar saja Kamila menukar anak mereka dengan anaknya.
"Jahat banget wanita itu," geram Mommy Raina.
"Kamu tahu sayang, Alesha kekurangan nutrisi ternyata selama ini Kamila bukan hanya menyiksa fisik Alesha tapi dia menyiksa mental dan batinnya Alesha. Bahkan Kamila tidak memberikan makanan yang baik kepada Alesha," jelas Daddy Juan.
"Keterlaluan sekali, bisa-bisanya dia menukar anak kita hanya untuk balas dendam dan menyiksa anak yang tidak bersalah sejak kecil. Ya, Allah sakit sekali hati aku, Mas," ucap Mommy Raina dengan tangisan yang tidak bisa dia bendung lagi.
Juan segera memeluk Raina. "Pokoknya aku ingin Mas menghukum Kamila, aku gak rela anak aku disiksa begitu tapi dia bisa hidup dengan enak di luaran sana," ucap Mommy Raina.
"Tenang saja sayang, aku akan menghukum dia supaya dia bisa merasakan apa yang selama ini Alesha rasakan," sahut Daddy Juan.
Menjelang subuh, Raina tertidur di sofa tapi tidak dengan Juan karena dia sama sekali tidak bisa tidur. Setelah dirasa matahari mulai muncul, Juan pun siap-siap untuk pergi ke rumah Kamila. Sementara itu di rumah Kamila, dia sudah siap-siap bersama Dandi.
Kamila akan kabur tapi sebelumnya dia akan pergi ke rumah Juan dulu untuk membawa Jovanka. "Ayo Dandi!" teriak Mama Kamila.
"Ma, kita mau ke mana? terus bagaimana dengan Kak Alesha?" tanya Dandi.
"Kamu tidak usah mikirin dia lagi karena Alesha bukan kakak kamu," sahut Mama Kamila.
"Maksud Mama apa?" tanya Dandi bingung.
"Sudah, sekarang kamu cepat masuk mobil nanti Mama ceritakan jika kita sudah sampai di tempat tujuan," sahut Mama Kamila panik.
Setelah semuanya selesai, Kamila pun segera melajukan mobilnya menuju rumah Juan. Dia yakin jika Juan tidak ada di rumah karena mengurus Alesha. Kamila nekad ingin membawa Jovanka pergi walaupun dia tahu pasti Jovanka akan menolaknya.
Tidak membutuhkan waktu lama, Kamila pun sampai di rumah Juan. Ternyata memang benar Juan dan Raina tidak ada, dia pun mengaku disuruh menjemput Jovanka atas perintah Juan membuat pembantu rumah itu mengizinkannya. Jovanka menuruni anak tangga dan mengerutkan keningnya saat melihat Kamila duduk dengan perasaan was-was.
"Kamu siapa?" tanya Jovanka dengan angkuhnya.
"Anakku!" Kamila tidak bisa menahan perasaannya dan langsung memeluk Jovanka.
Jovanka yang merasa marah langsung mendorong tubuh Kamila sampai Kamila tersungkur ke lantai. "Kamu siapa? lancang sekali memeluk aku? mana bau lagi," hina Jovanka.
"Nak, aku Mama kamu," ucap Mama Kamila.
"Apa? kamu gila ya? bibi, usir wanita gila ini!" teriak Jovanka.
Kamila segera berdiri dan menghampiri Jovanka. "Sebentar Nak, aku memang Mama kamu dan Rania itu bukan Mama kandung kamu," ucap Mama Kamila.
"Tidak, kamu jangan ngaku-ngaku, mana mungkin aku anak orang miskin kaya kamu? bibi usir wanita gila ini!" teriak Jovanka.
Kamila berontak, dia mencengkram tangan Jovanka dan memaksa dia untuk ikut dengannya. Sedangkan Juan, baru saja sampai di rumah Kamila tapi sayang Juan mendapati rumah Kamila sudah kosong.
"Kurang ajar, ternyata dia berani kabur," geram Daddy Juan.
Ponsel Juan berdering dan ternyata itu telepon rumahnya. Pembantu menghubunginya karena ada wanita yang berusaha membawa Jovanka. Juan panik, dia pun segera menyuruh sopirnya untuk segera pergi ke rumah.
"Ternyata kamu mau bawa Jovanka pergi, tidak semudah itu Kamila," gumam Daddy Juan dengan geramnya.
Saking ngebutnya, tidak membutuhkan waktu lama mobil Juan pun sampai di rumah. Terlihat Kamila sedang memaksa Jovanka ikut dengannya sedangkan si bibi berusaha melepaskan cengkraman Kamila. "Lepaskan, aku gak mau pergi denganmu!" teriak Jovanka.
"Kamila!" teriak Daddy Juan menggelegar.
Kamila terdiam dan menatap ke arah Juan kaget. Merasa Kamila lengah, Jovanka pun segera melepaskan diri dan berlari memeluk Juan tapi Juan tidak membalas pelukan Jovanka. "Daddy, ada orang gila yang ngaku-ngaku jadi Mama Jovanka," adu Jovanka dengan tangisannya.
Juan melepaskan pelukan Jovanka dan berjalan menghampiri Kamila. Kamila mulai memundurkan langkahnya karena dia takut akan tatapan Juan yang sangat menyeramkan. Dia tahu, jika Juan saat ini sedang marah besar.
Plak... plak... plak...
Juan menampar Kamila beberapa kali sampai bibir Kamila berdarah. Dandi yang melihat Mamanya dipukul, langsung keluar dari dalam mobil dan berlari menghampiri Mamanya. Dandi memukul Juan, tapi pukulan remaja SMP sama sekali tidak berpengaruh apa-apa kepada Juan.
Juan mendorong Dandi dengan kasar membuat anak itu tersungkur dan tangannya berdarah akibat terkena batu. Kamila segera berlari dan memeluk Dandi. "Tolong jangan sakiti Dandi, dia tidak salah apa-apa," mohon Mama Kamila dengan deraian air matanya.
Juan tersenyum sinis. "Bagaimana rasanya anak kamu saya perlakukan seperti itu? kalau sekarang saya siksa dia bagaimana? apa kamu akan terima?" ucap Daddy Juan dingin.
Kamila semakin mengeratkan pelukanya kepada Dandi. "Mas, saya mohon jangan sakiti Dandi, dia tidak tahu apa-apa," sahut Mama Kamila dengan deraian air matanya.
"Kalau begitu, bagaimana dengan Alesha? apa bedanya dengan dia? Alesha tidak tahu apa-apa, tapi kamu dengan kejamnya menyiksa dia sejak kecil sampai sekarang, di mana letak hati nuranimu!" bentak Daddy Juan.
Dandi sampai memejamkan matanya, saking takut mendengar suara Juan yang menggelegar itu. Sedangkan Jovanka merasa bingung, dengan kata-kata yang keluar dari mulut Daddynya.
"Alesha, ada hubungan apa Daddy dengan Alesha?" batin Jovanka.