Time Travel Diasingkan Setelah Menikah
Prolog
Tahun 4025, dunia yang pernah dikenali oleh umat manusia telah berubah menjadi neraka. Virus yang dilepaskan oleh laboratorium ilegal telah mengubah manusia menjadi zombie buas. Tidak ada lagi hukum, moral, atau keadilan. Setiap orang hanya berjuang untuk bertahan hidup.
Namun, dalam kehancuran ini, seseorang muncul, bukan sebagai penyelamat, tetapi sebagai wanita yang penuh dendam, kemarahan, dan tekad. Namanya Lin Zirong.
Dua minggu sebelum kehancuran dunia
Lin Zirong duduk di sudut gang gelap, memeluk lututnya. Nafasnya tersengal, dan matanya penuh amarah. "Aku harus keluar dari neraka ini," gumamnya sambil mengingat wajah ayah dan bibinya. Mereka adalah dua orang yang selalu membuat hidupnya seperti mimpi buruk.
“Ayah... kau hanya bajingan yang tidak pernah layak disebut manusia,” dia mendesis pelan. Tangannya mengepal kuat hingga kukunya hampir menembus telapak tangan.
Kenangan pahit membanjiri pikirannya. Ayahnya, Lin Shaoyang, adalah seorang pria yang selalu sibuk mengejar wanita muda, dimana ia sangat suka sekali bercocok tanam dengan sembarang wanita.
Ibunya, seorang wanita lembut, akhirnya memilih mengakhiri hidupnya karena tak sanggup lagi menanggung penghinaan dan sakit hati selama bertahun-tahun. Lin Zirong yang masih remaja waktu itu hanya bisa menangis tanpa daya.
Setelah ibunya meninggal, bibinya mengambil alih rumah tangga. Bukan untuk merawat Lin Zirong, tetapi untuk memanfaatkan dirinya. "Kau harus menikah dengan pria tua itu, Rong'er. Dia kaya, dan dia bisa memberikan kita kehidupan yang lebih baik," bibinya berkata dengan nada manis yang membuat Lin Zirong ingin muntah.
Namun, Lin Zirong tidak bodoh. Dia mendengar percakapan bibi dan ayahnya malam itu. Mereka tidak peduli padanya. Mereka hanya ingin menjualnya seperti barang dagangan.
"Menikah? Dengan pria tua kaya? Tidak, aku tidak akan pernah!" Lin Zirong memutuskan saat itu juga untuk melarikan diri.
Dua minggu kemudian
Langit kelabu dipenuhi asap dan api. Kota tempat Lin Zirong bersembunyi selama dua minggu terakhir kini menjadi puing-puing. Ledakan besar dari laboratorium ilegal telah menyebabkan penyebaran virus yang mengubah manusia menjadi zombie.
Di tengah kehancuran, Lin Zirong terus bergerak hingga tanpa sadar ia mempunyai kekuatan baru, ia berjalan dan menghindari dan sesekali membunuh makhluk-makhluk yang mengejar bau darah. Sementara itu, pikirannya dipenuhi dengan rencana balas dendam.
“Aku tidak peduli dengan dunia ini. Tapi aku tidak akan mati sebelum aku menyelesaikan urusanku dengan mereka,” dia bergumam pada dirinya sendiri.
Tak lama, Lin Zirong melihat sosok yang tak asing berjalan dengan tergesa-gesa di seberang jalan. Itu adalah ayahnya dan bibinya yang berusaha melarikan diri dari kota.
Wajah Lin Zirong mengeras. "Kalian pikir bisa lolos dariku? Tidak semudah itu."
Dia mengikuti mereka dari belakang, memastikan mereka tidak menyadari kehadirannya.
Lin Zirong mendorong tubuh ayahnya ke dalam gudang tua dengan kekuatan penuh. Lin Shaoyang jatuh ke lantai, menatap putrinya dengan wajah penuh ketakutan. Bibinya, yang diikat dan dibungkam, hanya bisa menangis dan meronta-ronta.
“Rong'er, apa yang kau lakukan? Aku ini ayahmu!” Lin Shaoyang mencoba berbicara dengan suara lembut, tetapi suaranya bergetar.
Lin Zirong mendekatinya perlahan, memegang pisau besar di tangannya. "Ayah? Kau pikir aku masih menganggapmu ayah setelah semua yang kau lakukan?"
“Rong'er, tolong... kita bisa bicara…”
"Diam!" teriak Lin Zirong. Dia mengayunkan pisau ke lantai, membuat suara keras yang menggema di ruangan itu. "Kau telah menghancurkan hidup ibu! Kau tidak pernah peduli padaku! Sekarang, kau akan membayar semuanya."
Lin Shaoyang merangkak mundur, tetapi tidak ada tempat untuk melarikan diri.
"Rong'er... kumohon..."
Tanpa ragu, Lin Zirong mengayunkan pisaunya. Satu potongan. Dua potongan. Tangannya berlumuran darah, tetapi matanya tetap dingin. Dia tidak berhenti sampai tubuh ayahnya menjadi tumpukan daging yang tidak dikenali.
Setelah selesai, dia mendekati bibinya. Wanita itu menangis dan memohon melalui matanya, tetapi Lin Zirong tidak terpengaruh.
“Bibi, kau selalu bilang aku adalah anak yang tidak tahu terima kasih. Sekarang aku akan menunjukkan betapa baiknya aku.”
Dia menyeret wanita itu keluar dan melemparkannya ke kerumunan zombie yang berkeliaran di dekat gudang. Jeritan bibinya menggema, tetapi Lin Zirong hanya berdiri dan menyaksikan dengan ekspresi puas.
Ketika zombie mulai mendekati wanita itu, Lin Zirong berbisik, "Selamat tinggal, Bibi." Dia mengayunkan pisaunya, memenggal kepala wanita itu sebelum dia berubah menjadi zombie.
Setelah menyelesaikan urusan balas dendamnya, Lin Zirong kembali bergabung dengan tunangannya, Zhou Feng, dan teman dekatnya, Li Xiu. Bersama mereka, dia bertahan hidup di dunia yang penuh bahaya ini.
Selama lima tahun berikutnya, Lin Zirong mengasah kekuatannya. Kemampuan tumbuhan dan es yang dia miliki membawanya ke level 10, menjadikannya salah satu individu terkuat di dunia yang hancur ini.
Namun, tidak hanya kekuatannya yang berkembang. Di dalam ruang angkasanya, Lin Zirong memiliki tanaman roh yang bisa berbicara dengan tanaman, hewan, dan memberikan energi. Tanaman itu menjadi teman sekaligus gurunya, membantu dia memahami cara menggunakan air spiritual untuk menyembuhkan dan memulihkan energi.
“Zirong, kau semakin kuat,” puji Zhou Feng suatu hari.
Lin Zirong hanya tersenyum tipis. "Aku harus kuat. Dunia ini tidak memberikan ruang untuk yang lemah."
Namun, dia tidak tahu bahwa Zhou Feng dan Li Xiu memiliki rencana lain untuknya.
Lin Zirong mempercayai Zhou Feng dan Li Xiu sepenuh hati. Tetapi kepercayaannya dihancurkan ketika mereka menyeretnya ke markas penelitian rahasia.
Lin Zirong duduk di kursi logam dingin, tubuhnya terikat erat dengan rantai. Wajahnya dipenuhi luka dan darah kering. Tatapan matanya tajam meski tubuhnya lemah. Di depannya, Zhou Feng berdiri bersama Li Xiu, keduanya terlihat santai seolah-olah tidak ada yang salah.
Zhou Feng menatap Lin Zirong dengan senyum kecil. "Rong'er, aku harap kau mengerti. Semua ini demi masa depan."
"Diam," desis Lin Zirong, matanya membara. "Kalian mengkhianatiku. Aku mempercayai kalian!"
Li Xiu tertawa kecil, melipat tangannya di dada. "Oh, berhentilah bertingkah seolah-olah kau ini korban. Kau hanya alat, Lin Zirong. Alat untuk membuat kami lebih kuat."
Lin Zirong menatap Li Xiu dengan jijik. "Kau bahkan bukan manusia. Apa kau tahu artinya persahabatan?"
Li Xiu melirik Zhou Feng sambil tersenyum genit. "Zhou Feng, kau seharusnya menjelaskan padanya lebih awal. Mungkin dia tidak akan terlalu kecewa sekarang."
Zhou Feng mendesah pura-pura menyesal. "Rong'er, jangan salahkan kami. Kau tahu betapa berharganya kekuatanmu, bukan? Dunia ini kacau, dan orang sepertimu menjadi incaran. Kami hanya memastikan kami berada di sisi yang kuat."
Lin Zirong mengepalkan tangan, tetapi rantai logam membuatnya tidak bisa bergerak. "Kalian akan membayar untuk ini. Aku bersumpah."
Li Xiu mendekati Lin Zirong, membungkuk hingga wajah mereka hampir sejajar. "Oh, jangan terlalu bersedih, Lin Zirong. Apa kau tahu yang paling menyakitkan? Selama ini, aku dan Zhou Feng... kita lebih dekat daripada yang kau kira."
Lin Zirong terdiam sejenak, matanya menatap Li Xiu tajam. "Apa maksudmu?"
Li Xiu tersenyum penuh kemenangan. "Dia milikku, bodoh. Bahkan sebelum semua ini terjadi, aku sudah memilikinya. Kau terlalu sibuk dengan misi bodohmu untuk menyadarinya."
Zhou Feng menoleh, terlihat sedikit canggung. "Xiu, tidak perlu mengatakan itu..."
"Tidak," potong Li Xiu dengan nada tajam. "Dia harus tahu. Kau tahu, Lin Zirong, kami telah berbagi segalanya. Bahkan tubuh kami. Kau tidak pernah menjadi bagian dari hidupnya sepenuhnya."
Mata Lin Zirong membelalak, tetapi dia segera menyembunyikan keterkejutannya. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan amarah yang hampir meledak. "Jadi, kalian sudah tidur bersama selama ini?"
Zhou Feng tidak menjawab, tetapi wajahnya yang penuh rasa bersalah sudah cukup menjadi jawaban.
Li Xiu tertawa. "Oh, lebih dari itu, sayang. Kami tidak hanya berbagi ranjang, tetapi juga rencana. Semua ini, menggunakanmu untuk mendapatkan kekuatanmu, adalah ide kami bersama."
Lin Zirong mengertakkan giginya, menahan air mata yang hampir jatuh. "Kalian... benar-benar binatang."
Zhou Feng mendekati Lin Zirong, menatapnya dengan tatapan dingin. "Rong'er, aku ingin kau tahu, ini bukan tentang kebencian. Aku hanya memilih jalan yang lebih realistis. Kau terlalu idealis. Dunia ini tidak akan menyelamatkanmu. Kita harus berpikir pragmatis."
"Pragmatis?" Lin Zirong tertawa hambar, penuh kepahitan. "Kalian menjualku demi keuntungan. Itu bukan pragmatis, itu pengkhianatan. Dan kau, Zhou Feng, kau bahkan lebih rendah dari binatang."
Zhou Feng tampak tersinggung, tetapi sebelum dia bisa membalas, Li Xiu menepuk bahunya. "Sudahlah, Feng. Dia hanya marah karena dia kalah. Lagipula, dia tidak punya kekuatan lagi. Dia hanya wanita lemah sekarang."
Li Xiu berdiri dan menarik Zhou Feng untuk pergi. Sebelum mereka meninggalkan ruangan, Li Xiu berbisik dengan nada mengejek. "Nikmati waktumu di sini, Lin Zirong. Aku yakin para ilmuwan akan sangat menikmati tubuh dan kekuatanmu."
Lin Zirong merasa dunia runtuh di sekitarnya. Orang-orang yang dia anggap keluarga, yang dia percayai, telah menjualnya.
Selama satu tahun berikutnya, Lin Zirong dijadikan objek penelitian. Tubuhnya disiksa tanpa henti, kekuatannya dieksploitasi oleh para ilmuwan dan pejabat rakus.
Namun, di tengah keputusasaan itu, amarah Lin Zirong tumbuh. Dia bersumpah akan membalas dendam, meskipun itu adalah hal terakhir yang dia lakukan.
Hari itu akhirnya tiba. Dengan sisa kekuatannya, Lin Zirong memanfaatkan energi tanaman rohnya untuk menghancurkan seluruh laboratorium.
Ruangan itu dipenuhi ledakan, api, dan teriakan panik. Zhou Feng dan Li Xiu berusaha melarikan diri, tetapi Lin Zirong menghadang mereka.
"Zirong! Kita bisa memperbaiki ini! Kita bisa bekerja sama lagi!" Zhou Feng mencoba membujuknya.
Lin Zirong tersenyum dingin. "Bekerja sama? Setelah apa yang kalian lakukan? Tidak ada lagi yang bisa diperbaiki."
Dia mengarahkan kekuatannya ke arah mereka, membekukan tubuh mereka dengan es yang tajam. Sebelum ledakan terakhir terjadi, Lin Zirong menatap mereka dengan tatapan penuh kebencian.
"Selamat tinggal, para pengkhianat," katanya dengan suara rendah sebelum segalanya berakhir dalam ledakan besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Erni Nofiyanti
aku mampir KK,dari novel si Desi Ama suami bekicot nya.
trus Yasmine Ama suami oon nya.
2025-01-23
1
SATRIA
Assalamu'alaikum, mampir thor 🙏
2025-01-27
1
YAM
mampir thorrrr
thorr knapa mio2 lom up dh kangen loh padahal
2025-01-23
1