Lanjutan Chelsea and The Ghosts
Bermula dari Seiichi Park yang dihantui oleh arwah gadis koma bernama Sasikirana, membuat dirinya terlibat kasus kejahatan yang sadis, terstruktur hingga tidak memperdulikan nyawa manusia.
Kasus Sasikirana membuat Seiichi bersama dengan Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya berhadapan dengan mafia hukum yang bukan hanya dari kejaksaan tapi juga kehakiman.
Puncaknya, saat ada korban, Klan Pratomo pun turun membantu para polisi-polisi yang masih lurus dan berdedikasi.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Agreement with The Devil
"Kamu gila, Sasi! Itu sama saja melakukan perjanjian dengan dokter jagal? Apa kamu tahu, masih ada tiga dokter jagal lagi di keluarga aku! Kalau mereka bertiga dengar, langsung datang tanpa pikir-pikir dulu!" omel Seiichi.
"Mereka mencelakakan ayah, ibu dan aku juga tidak pakai mikir! Lalu, untuk apa aku harus memikirkan soal mereka?" balas Sasikirana sengit. "Ayah dan ibu adalah orang yang lurus, yang sangat mencintai negara ini tapi b@jing@n - b@jing@n itu membunuh orang lurus macam kami! Kalian juga kan! Kalian ingin menghukum mereka tapi tidak mampu karena ... Kalian tidak tahu siapa yang harus dipercaya! Pasca Pak Aizen Akihiro menendang mantan Menkopolhukam, agak mereda tapi hanya setahun! Setelahnya kembali gila-gilaan apalagi persiden mau lengser! Dia tidak mau kehilangan banyak uang yang sudah dirampoknya!"
Hana dan Seiichi mendengarkan Sasikirana mengamuk. Mereka juga tahu tentang kebobrokan pemerintah tapi selama tidak menyenggol keluarga, klan Pratomo tidak ikut campur karena sama dengan Ammar Thahir, mereka tidak tahu siapa kawan dan lawan untuk bisa menghukum para penjahat berkedok pejabat.
"Kita udah salaman, Ichi. Plus sudah deal. Jadi sudah dicatat malaikat maut," jawab Hana cuek.
Seiichi menyipitkan matanya ke kakak sepupunya. "Jangan sampai si Amisha sama nyokapnya dengar. Gegeran nanti!"
***
London
"Berapa kira-kira organ yang harus kita ambil?" tanya Amisha sambil membaca buku anatomi.
"Well, anggap saja begini. Mentri ada lima, Wamen ada lima, Direktur ada lima ... Yang dibawah ... Well, kalau kita beruntung, dapat seratus ginjal. Gimana?" seringai Hana.
Mata biru Amisha berbinar. "Itu orang-orang yang korupsi kan?"
Hana mengangguk. "Tapi yang menjadi fokus utama aku adalah, aku harus mendapatkan dua kecoa yang datang ke ICU kemarin karena mau lihat Sasi. Sekiya dan bokap sudah dapat datanya, tinggal eksekusi. Sayangnya, sekarang bokap lagi ngelayat Mentri Hukum dan HAM yang mati unwajar."
"Jangan bilang dia main klenik," tebak Amisha.
"Bingo!"
"Innalilahi ... Nauzubillah min dzalik! Mending agreement sama kita, yang sama-sama Devil tapi membantu orang lain ...." Amisha menghela nafas panjang. "Kabari kalau mbak Hana butuh tenaga. Nyokap juga dari kemarin marah-marah karena jiwa jagalnya terkunci akibat tidak ada yang bisa diambil organnya."
Hana tertawa terbahak-bahak. "Tentu saja aku bakalan butuh bantuan, wahai calon dokter bedah!"
"Sip!"
***
Di Dalam Mobil AKP Steven dan AKP Arief
"Bagaimana bisa kalian mendapatkan aku?" tanya Lenny yang berusaha melepaskan borgolnya tapi dia juga merasa sakit karena ada cable ties di pergelangan tangannya.
"Dari arwah para pria yang kamu bunuh," jawab AKP Steven dingin sementara AKP Arief tersenyum smirk.
"Apa?"
"Arwah Aldi Daud datang ke kami dengan kondisi membusuk dan dia memberitahukan kami bahwa punya tabungan 50 juta dan sudah dikuras oleh kamu. Pihak polres Kuningan juga sudah mengkonfirmasi siapa kamu." AKP Steven menoleh ke belakang. "Sebelumnya juga ada arwah Husin, arwah Samir ... Mereka datang ke divisi kasus dingin."
Lenny tertawa. "Anda berbohong pak. Mana ada arwah datang!"
"Oke. Bagaimana soal kamu menghina soal kemampuan bertahan Husin? Dia cerita kalau kamu menghinanya karena hanya lima menit sudah keluar? Atau soal surat cerai kamu yang diminta Aldi Daud? Atau kamu minta mas kawin saat nikah siri ke Samir emas dua puluh lima gram sesuai dengan usia kamu?" ucap AKP Steven. "Bagaimana kami tahu itu semua kalau semua pria itu sudah mati membusu**k akibat kamu racun dengan racun tikus?"
Lenny melongo. Benar juga! Bagaimana polisi ganteng ini tahu?
"Itu kan hanya tebakan anda saja!" elak Lenny.
"Yakin? Kami juga mendapatkan rekaman CCTV saat kamu menguras ATM para suami-suami kamu. Padaha**l di jam kamu menguras ATM itu, semua pria-pria itu sudah tewas! Jika kamu bilang itu yang ambil mereka, tidak mungkin karena tidak ada bukti fisik mereka mengambil dana di ATM! Jam kematian pria-pria anda sudah diidentifikasi lalu dibandingkan dengan alibi kamu. Tidak match ...." AKP Steven menoleh ke Lenny. "Sudah waktunya kamu membayar semua kejahatan kamu. Semoga hakim tidak menjatuhkan hukuman mati padamu."
Lenny memucat. Hukuman mati? Aku belum mau mati!
***
Ruang Pertemuan Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya Jakarta
Lachlan terpaksa meminjam ruangan milik divisi kasus dingin dengan ditemani AKBP Victor dan Brigjen Rayyan yang ingin tahu bagaimana sekretaris Mentri Hukum dan HAM menjadi tumbal.
"Aku kenal Bu Susi itu sudah lama. Ada sepertinya sepuluh tahun ya Bu?" senyum Lachlan ke wanita paruh baya itu.
"Benar Pak Lachlan. Dari jaman saya menjadi asisten hakim Ratu. Pak Lachlan waktu itu mengurus perijinan soal tanah di daerah Magelang untuk dijadikan kebun anggur yang akan diekspor untuk pabrik wine di Sisilia."
Lachlan menerjemahkan ke AKBP Victor dan Brigjen Rayyan.
"Lalu Bu Susi diangkat menjadi sekretaris Mentri Hukum dan HAM, membuat Hakim Ratu merasa kehilangan. Lima tahun setelah menjadi sekretaris pak Mentri, Bu Susi meninggal kecelakaan. Aku waktu itu tidak bisa melayat karena sedang berada di Palermo," ucap Lachlan. "Sungguh Bu Susi, aku tidak menyangka anda menjadi tumbal pak Mentri."
"Aku berusaha mencari orang yang bisa aku ajak bicara tapi aku seperti tidak bisa keluar dari rumah itu. Pak Mentri punya ruangan khusus untuk semedi. Katanya ruang spiritual. Tapi disana dia menyerahkan nyawa-nyawa anak buahnya. Kami dibuat meninggal karena kecelakaan rata-rata agar tidak diselidiki. Tidak ada yang mengaitkan kami meninggal karena tidak wajar," lanjut Bu Susi.
AKBP Victor dan Brigjen Rayyan sampai tidak habis pikir.
"Sekarang itu sudah jaman modern, kenapa masih pada musyrik sih! Aku kira jaman Baphomet dulu itu sudah seram ... Eh sekarang jauh lebih seram!" gerutu Lachlan.
Brigjen Rayyan menatap ke arah dimana arwah Bu Susi berada berdasarkan pandangan mata Lachlan.
"Bu Susi, siapa saja Mentri yang memakai klenik yang Bu Susi tahu?" tanya Brigjen Rayyan membuat Lachlan dan AKBP Victor menoleh.
"Kok tanya gitu bang?"
"Karena aku merasa, ini seperti ada rantai makanan. Siapapun yang memakai klenik pasti mencari tumbal. Mereka rata-rata ingin jadi kaya dan tidak ketahuan korupsi kan? Jadi feeling aku mengatakan, ada lingkaran setan di dunia perpolitikan negara kita. Setidaknya kita tahu lah kekuatan musuh karena kita cukup blank ini."
Lachlan termenung saat mendengar argumen Brigjen Rayyan.
"Jadi menurut pak Rayyan, they made an agreement with the devil ( perjanjian dengan setan )?" tanya Lachlan.
"Bisa saja kan?"
Lachlan hendak membuka mulut tapi terdiam karena Bu Susi mengatakan sesuatu.
"Apa yang diucapkan pak Rayyan, memang benar adanya."
Lachlan melongo. What the f ....
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
yg wras mlah skrng ktularan jg....msa nma orng d gnti sih,mna jauh bgt....
pa faris msihkah mau jd pekesor?????
Berkat didikan pak Hoshi bon cabe level 100 😝😝😝😝
Dulu sabrina sdh punya ardiona, skrg ji woo udh sama dr. Nadhif
Belajar sama ikan teri, fariz bkn rm
Meskipun per"dummy"an hanya punya terry seekor 😂😂😂😂