NovelToon NovelToon
Sang Muhallil Yang Tidak Mau Pergi

Sang Muhallil Yang Tidak Mau Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Uwais menjatuhkan talak tiga kepada istrinya, Stela, setelah memergokinya pergi bersama sahabat karib Stela, Ravi, tanpa mau mendengarkan penjelasan. Setelah perpisahan itu, Uwais menyesal dan ingin kembali kepada Stela.
Stela memberitahu Uwais bahwa agar mereka bisa menikah kembali, Stela harus menikah dulu dengan pria lain.
Uwais lantas meminta sahabat karibnya, Mehmet, untuk menikahi Stela dan menjadi Muhallil.
Uwais yakin Stela akan segera kembali karena Mehmet dikenal tidak menyukai wanita, meskipun Mehmet mempunyai kekasih bernama Tasya.
Apakah Stela akan kembali ke pelukan Uwais atau memilih mempertahankan pernikahannya dengan Mehmet?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Di hotel Paris dimana tempat Uwais dan Tasya menginap.

"Tasya, lebih baik kita pulang sekarang. Kita sudah dibohongi oleh Mbak Rini." ucap Uwais sambil menunjukkan ponselnya dimana ada seseorang yang tidak sengaja merekam Mehmet yang membopong tubuh Stela di pantai Kuta.

Stela membelalakkan matanya saat melihat rekaman video itu.

“Tidak, inj tidak mungkin! Mereka di Bali sekarang!” gumam Tasya sambil menepuk meja dengan frustrasi.

Uwais menghela napas panjang, menahan kemarahannya.

“Kita harus tetap tenang. Kalau kita buru-buru ke Bali sekarang, kita bisa ketahuan, atau lebih buruk lagi. Mereka bisa lolos dari rencana kita,” ucap Uwais sambil menatap wajah Tasya yang memerah karena emosi.

Tasya menepuk wajahnya dengan tangan, menahan rasa frustasinya.

“Tapi Wais, aku sudah bilang! Aku tidak bisa melihat Stela bahagia dengan Mehmet! Kita harus hentikan mereka sekarang juga!”

Uwais menunduk sejenak, lalu menatap Tasya yang sedang frustasi melihat Mehmet bersama dengan Stela.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita pulang ke Indonesia. Setelah itu kita ke Bali." ajak Uwais.

Tasya menganggukkan kepalanya dan segera ia bersiap-siap untuk menuju ke bandara.

Ia berharap jika Sesampainya di Bali, ia bisa memisahkan Mehmet dan Stela.

"Sampai kapanpun, Mehmet akan menjadi milikku." gumam Tasya.

Mereka berdua telah sampai di Bandara dan segera mereka masuk ke dalam pesawat yang akan lepas landas.

Sementara itu di hotel Bali dimana Mehmet mengajak istrinya untuk pulang.

"Sayang, kita harus pulang. Orang tuaku besok ulang tahun." ucap Mehmet.

Stela sedikit terkejut ketika mendengar perkataan dari suaminya.

"Met, kenapa kamu selalu mendadak,sih? A-aku saja juga belum pernah bertemu dengan orang tua kamu. Dan sekarang mereka ulang tahun." ujar Stela dengan wajah yang panik.

Mehmet memeluk tubuh istrinya dan menenangkannya yang sedang panik.

"Sayang, tenang dulu. Mama sama Papa sudah tahu kalau kamu istriku. Oleh sebab itu mereka mengundang kita untuk ke rumahnya."

"Kapan mereka tahu?" tanya Stela.

"Hmm, setengah jam yang lalu." jawab Mehmet.

Stela langsung menangis ketika mendengar jawaban dari suaminya.

"Sudah, sudah. Ayo kita ke bandara." ajak Mehmet.

“Sayang, jangan panik. Aku yang akan urus semuanya di bandara,” ucap Mehmet sambil menggenggam tangan Stela erat.

Udara tropis Bali yang hangat menyelimuti mereka, namun Stela merasa dadanya sesak antara bahagia dan gugup karena harus bertemu orang tua Mehmet untuk pertama kalinya.

Di mobil, perjalanan menuju bandara berjalan lancar dan Mehmet terus menenangkan Stela dengan cerita ringan tentang masa kecilnya, orang tuanya, dan hal-hal lucu di rumah mereka.

“Jadi Mama selalu membuat kue cokelat kalau ada tamu spesial,” ucap Mehmet sambil tersenyum, melihat Stela tersenyum tipis meski matanya masih basah.

“Met, aku khawatir,” gumam Stela lirih.

“Tenang saja, sayang. Semua akan baik-baik saja. Aku sudah bilang, mereka sudah tahu kamu istriku. Jadi tidak ada yang perlu kamu takutkan.”

Sesampainya di bandara, Mehmet memarkir mobil dekat pintu masuk VIP.

Ia menurunkan Stela perlahan, memastikan tangannya tetap menggenggam tangan istrinya.

“Siap, sayang?” tanya Mehmet sambil tersenyum lembut.

Stela mengangguk meski napasnya masih sedikit berat.

“Siap, ayo.”

Mereka masuk kedalam pesawat pribadi yang sudah disiapkan.

Di dalam pesawat Mehmet meminta pramugari menyiapkan minuman hangat untuk istrinya.

"Sayang, lihat aku."

Stela memandang wajah suaminya yang kemudian memintanya untuk menarik nafas panjang.

"Met, aku takut. Kalau mereka nggak suka aku bagaimana? Kalau nanti..."

"Stop! Sudah jangan panik seperti itu. Semuanya baik-baik saja,"

Tak berselang lama pramugari memberikan teh hangat dengan campuran daun mint yang membuat tubuh segar.

"Minum pelan-pelan, sayang." ucap Mehmet.

Stela menganggukkan kepalanya dan menikmati teh hangatnya.

Pesawat melaju mulus di atas awan, suara mesin yang stabil membuat suasana di kabin terasa tenang.

Stela menatap keluar jendela, melihat pantulan matahari sore di atas lautan.

Napasnya perlahan menenangkan diri, tapi hatinya tetap berdebar memikirkan pertemuan dengan orang tua Mehmet nanti.

Mehmet duduk di sampingnya, satu tangan tetap menggenggam tangannya, tangan lainnya menenangkan bahu Stela.

“Sayang, aku janji, semuanya akan baik-baik saja. Mama dan Papa hanya ingin bertemu kamu, bukan menilai,” ucap Mehmet lembut.

Stela tersenyum tipis sambil mencoba menenangkan dirinya.

“Aku tahu, Met. Tapi tetap saja, ini pengalaman pertama aku bertemu orang tua suami. Aku takut salah tingkah.”

Mehmet mencondongkan tubuhnya, menatap mata Stela dengan penuh keyakinan.

“Kamu nggak akan salah, sayang. Aku kenal kamu. Kamu cantik, sopan, dan hangat. Itu sudah lebih dari cukup. Tinggal kita tunjukkan kasih sayang kita saja.”

Stela menganggukkan kepalanya sambil menggenggam tangan suaminya.

Mehmet menatap wajah istrinya dan memastikan istrinya benar-benar merasa sedikit lebih tenang sebelum ia menyandarkan tubuhnya di kursi dan menarik selimut tipis menutupi kaki Stela.

“Met…” panggil Stela pelan.

“Hm?”

“Terima kasih.”

Mehmet menoleh ke arah istrinya sambil tersenyum dan merapikan rambut istrinya.

“Untuk apa?”

“Untuk semuanya. Dari liburan sampai jadi pelindung terbaik buat aku.”

Mehmet menghela napas pelan, kemudian mendekat dan mengecup kening Stela lama, seolah ingin menitipkan semua rasa sayang dalam satu sentuhan.

“Kamu istriku, Stela. Tugas aku memang jagain kamu. Selamanya.”

Stela menggenggam tangan suaminya lebih erat, dan untuk pertama kalinya sejak kepanikan itu muncul, ia bisa tersenyum dengan tulus.

Beberapa jam kemudian pesawat mendarat mulus di Bandara Soekarno-Hatta.

Mehmet membuka sabuk pengamannya, lalu membantu Stela berdiri.

Stela menarik napas panjang dan mencoba untuk tidak panik.

Saat akan keluar dari pesawat, tiba-tiba ponsel Mehmet berdering.

Mehmet langsung mengangkat ponselnya sambil menatap ke arah istrinya.

"Ok, Ma. Aku otw sekarang sama Stela." ucap Mehmet.

Setelah mengakhiri percakapannya dengan Mamanya, Mehmet mengajak istrinya keluar dari pesawat.

"Ada apa, Met? Kita kesana sekarang?" tanya Mehmet.

"Iya, sayang. Mama sudah nggak sabar pengen ketemu sama kamu." jawab Mehmet.

Mehmet menggenggam tangan Stela lebih erat saat turun dari pesawat menuju mobil pribadi yang sudah menunggu di landasan.

Stela bisa merasakan telapak tangan Mehmet yang hangat, tapi justru itu membuat jantungnya makin berdebar.

“Sayang, kamu gemetaran,” ucap Mehmet sambil menatap wajah istrinya lembut.

“Aku panik, Met.” jawab Stela lirih.

Mehmet langsung menarik tubuh Stela ke dalam pelukannya di samping mobil, tanpa peduli pramugari atau kru pesawat yang melihat.

“Nggak apa-apa panik. Tapi kamu nggak sendirian. Aku ada di sini,” ucapnya sambil mengusap punggung Stela.

Stela menelan salivanya dan mencoba menarik nafas panjang.

“Baik kita berangkat sekarang,"

Mereka masuk ke mobil dan segera supir langsung menyalakan mesin dan mobil melaju keluar bandara menuju rumah keluarga Mehmet.

Sepanjang perjalanan Jakarta yang padat, Mehmet tetap menggenggam tangan Stela.

Sesekali ia mengangkat tangan istrinya untuk dicium, membuat pipi Stela memerah tanpa bisa dikendalikan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!