NovelToon NovelToon
Rabu Kliwon

Rabu Kliwon

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Siti Nurhasanah

Konon ada sebuah kejadian mistis, roh seorang dukun beranak yang tidak sempurna. Mendatangi setiap warga dengan wujudnya seperti di kala dia hidup, terkadang membuat lupa jika Bu Inggit sudah meninggal ketika orang yang tak sengaja berpapasan dengannya. Kematian Bu Inggit yang tidak wajar masih menjadi misteri di desa, mungkin karena sebab itu rohnya masih gentayangan. Teror tidak berakhir, semua warga di sana menjadi tumbal, tidak akan ada yang lolos, seperti kutukan semuanya meninggal dan akan kembali ke tanah kelahirannya. kecuali, keluarga Asih yang berhasil melarikan diri ke kota 13 tahun berlalu teror itu datang menjadi bumerang untuk kehidupan keluarganya, bagaimana perjuangan Citra, cucu dari Asih yang tidak tahu apapun dan harus berjuang menanggung semua nya, berjuang untuk tetap hidup dan mencari sendiri jawaban yang tersembunyi. Apakah citra bisa melewatinya? Atau takdir membuatnya mati seperti yang dikatakan teror itu, jika tidak akan ada yang selamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Siti Nurhasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

isi buku

Paten nyawa satu mati hilang seribu, seribu hilang semuanya mati!

Kata-kata yang terngiang jelas di telinga. Terdengar seperti ancaman. Pak ustad membolak balik buku sederhana yang tampak tidak ada apa-apanya. Semua tergantung kejelasan Citra, dia harus tahu asal-usul buku, tidak mungkin jika Citra menulis nya sendiri kan?

"Assalamualaikum..."

"Waalaikum salam..." Pak ustad cepat menjawab salam.

Setelah beberapa detik diam, wajahnya berbalik ke arah kanan dan kiri mencari sumber suara. Tapi tidak ada siapapun di sana. Tidak perlu berpikir panjang, pasti hanya sebuah salam dari makhluk Allah yang baru saja lewat.

Pak ustad terlihat sudah bosan, terutama tidak paham dengan semua bahasa yang dituangkan di atas kertasnya.

"Paten nyawa satu mati hilang seribu, seribu hilang semuanya mati!"

"Janji hidup dan semati. Jika tuan mati maka hamba pergi"

Netranya terhenti searah dengan sumber suara yang terdengar. Pak ustad mendengarkan ejaan dari buku yang dia pegang dalam halaman pertama kemudian ketika halaman kedua dibuka maka bacaannya menjadi berbeda.

Pak ustad masih diam, berharap pada lembaran ke tiga sesuatu terdengar lagi.

"Sebuah perjanjian." Batin Pak ustad. Meski semua angka dan huruf dalam buku bersambung tapi intinya sudah dia dengar entah dari mana bisikan itu berasal menembus indera pendengaran.

Pak ustad berbalik menatap Citra, sangat berharap jika citra lekas sadar juga pulih, dengan cara itu Pak Ustad bisa bertanya dan mencari tahu tentang buku.

####

Siang hari di sekitar rumah sakit.

Pak ustad masih setia menemani dua orang yang masih dirawat. Setelah salat Dzuhur rasanya semakin lega, tapi agenda hari ini Pak ustad berencana untuk mencari orang tua Andre, dengan cara pergi ke tempatnya.

Pak ustad cepat bergegas lagi masuk ke rumah sakit.

"Pak!" Teriak salah satu staf rumah sakit.

"Pak ustad Yusuf!" Benar saja setelah namanya dilibatkan Pak Ustad cepat menoleh. Ada seorang perawat yang memanggilnya dari tadi. "Pasien perempuan sudah sadar!" Sang pemberi kabar membuat raut wajah pak ustad berubah senang.

Buru-buru pak ustad pergi ke kamar Citra.

"Neng Citra!" Panggil Pak ustad.

Namun ketika nama Citra disebutkan, dari arah yang acak suara gamelan tiba-tiba terngiang jelas, secara teratur wajah Citra berbalik bersama suara gamelan Jawa kian tenang dan terkesan menyambut.

Wajah dingin tanpa ekspresi, sorot matanya tajam memperlihatkan sosok lain yang menguasai tubuh Citra. Detik berikutnya banyak ingatan yang langsung bisa dilihat pak ustad yang tiba-tiba masuk ke dalam memori ingatannya dengan sekali melihat.

Terjadi singkat. kesadaran Pak ustad melayang pada sebuah desa di sebelah selatan, di dekat pantai dan di tengah hutan. Melihat kebakaran yang hebat di desa, ada orang yang meninggal, dimakamkan, dengan 3 pemakaman baru di sebuah pesantren, dan sosok terakhir adalah seorang lelaki yang tampak ada kyai membawa lelaki itu, terjadi bencana, Mayat dimana-mana menjadi bangkai yang selamanya terkubur dengan hilangnya pesantren di sana. Pak ustad menarik napas, dia cukup syok mendapatkan ingatan seseorang dari alam lain.

Pak ustad melihat Citra , membalas tatapan dinginnya dengan sebuah doa.

"Cah wadon Iki melu aku. Persetujuan antarane manungsa lan jin ora bisa diganti utawa diganti. kabeh kudu dilakoni! Prawan iki minangka prau sing wis dijanjekake dening simbah. Yen ora, kabeh wong sing cedhak karo sampeyan bakal ngalami alangan."

"Gadis ini ikut dengan ku. Perjanjian bangsa manusia dan jin tidak bisa digantikan atau ditukar. semuanya harus selesai! Gadis ini adalah wadah yang sudah dijanjikan oleh buyut nya. Jika tidak, semua yang dekat akan celaka."

Suara yang terdengar ibarat dua orang bicara bersamaan. Tatapan Citra datar, lurus menatap kosong ke arah pak ustad.

"Eyange wis mateni urip sing ora salah. Prawan iki minangka pengganti kapal. Yen ora, banjur urip mbayar kanggo urip."

"neneknya sudah membunuh nyawa yang tak bersalah. Gadis ini adalah pengganti wadah. Jika tidak, maka nyawa dibayar nyawa."

Setelah selesai bicara tubuh Citra kembali terjatuh ke belakang dalam keadaan pingsan.

Pak ustad berjalan pelan ke dekatnya dengan beristighfar terus menerus. Setelah pernyataan terakhir didengar, sekarang Pak Ustad sudah tahu bagaimana ketidak Adilan terjadi, ada nyawa yang sedang menunggu keadilan yang tak seharusnya ditanggung dari kesalahan orang tua. Dan citra seperti korban yang seharusnya tidak terlibat. Pantas saja ada begitu banyak jin yang datang menjadi teror.

Pak ustad mendapatkan lagi sebuah ingatan ketika Ahmad, orang tuanya, dan juga suami dari Nek Asih, semuanya bertempat tinggal di desa yang sama. Desa sebelumnya yang dilihat Pak ustad.

Pak ustad menghela napas yang terasa berat di dada. ketika ingin kembali melepas napas tapi seperti ada yang menahan di tenggorokan, oksigen yang terhirup tidak bisa dilepas dari mulut bahkan hidung sampai wajahnya berubah, persis orang yang tercekik. Matanya melotot keluar dengan lidah yang sudah terjulur, tubuhnya jatuh meronta Mencari oksigen yang seketika hilang.

"Pak! Pak!" Perawat yang sebelumnya bicara dengan Pak ustad langsung syok. "Pak kenapa?" Bingung melihat kondisi pak ustad.

Hoek... Satu semburan darah yang langsung keluar dari mulut pak ustad sampai hampir saja mengotori baju perawat.

Bukan hanya darah yang keluar, tapi juga bersama belatung besar-besar dan banyak membuat sekali melihatnya langsung merinding.

"Astaghfirullah... Pak!" Ucap perawat syok.

Pak ustad masih kesulitan ketika mengatur agar dirinya tenang dan mengembalikan napas yang tadinya sempat hilang. Bukan hanya mulutnya yang panas tapi sensasi sangat panas dirasakan dari perutnya.

Dalam keadaan yang tidak berdaya Pak ustad terus mengucap doa dengan mulutnya, mencari perlindungan Tuhan atas apapun yang menimpanya begitu saja.

"Saya tidak apa-apa! " Ucap pak ustad menenangkan perawat yang setengah mati ketakutan, menjauh sampai terpojok di sudut tembok. Suaranya nyaris tidak keluar, ketika selesai bicara tenggorokannya kembali sakit.

Pak ustad berdiri dengan sulit, menutupi noda darah dan belatung tadi dengan sorban yang dia pakai. Membacakan doa lagi. "Alhamdulillah. Sudah selesai." Sorban dibuka dan membuat mata terbelalak karena rupanya pemandangan menjijikan dari belatung dan darah sudah tidak ada.

"Pak! Pak!" Panggil perawat dengan wajah ketakutan sambil menunjuk ke arah Pak ustad. Di mata perawat wajah pak ustad sudah berubah menjadi sosok yang paling menakutkan.

Tak lama kemudian perawat kerasukan membuat geger seisi rumah sakit.

####

Setelah kejadian mistis tadi seutuhnya penyebab semua kejadian pasti karena ulah jin yang terkutuk. Pak ustad hanya tahu ada amarah dari Jin itu pada keluarga Citra, sebabnya sudah jelas. Dirinya harus tahu tentang Ahmad, terutama kematian tak wajar Ahmad harus segera disempurnakan.

Pak ustad memutuskan untuk melalukan rencananya, namun dia akan pergi terlebih dahulu menemui orang tua Andre langsung ke rumahnya. Berharap ada kabar baik dan Andre maupun citra cepat siuman.

Berat hati Pak ustad pergi.

",Pak!" Terdengar suara lirih yang menghentikan langkah pak ustad. Suara andre. Pak ustad yang sangat senang berbalik dan melihat Andre sudah sadar duduk di atas kasur.

"Alhamdulillah nak Andre!" Pak ustad memeriksa seluruh kondisi Andre. Seperti yang terlihat Andre benar-benar sudah siuman dengan kondisi baik. ",Bapak akan panggilkan dokter." Ucap pak ustad, tapi tangannya dihentikan oleh Andre.

"Pak! Sudah berapa hari?" Andre terlihat khawatir.

"Dua hari!" Jawab pak ustad.

Andre tampak terkejut. "Bisa tolong pergi ke rumah Abi dan umi?" Andre yang merasa tak enak bicara pada Pak ustad.

"Pasti! Bapak dari tadi juga mau menemui orang tua Nak Andre!" Pak ustad tampak antusias.

"Alhamdulillah, terimakasih pak!" Ucap Andre. matanya terlihat mencari-cari ke atas meja dan di bawah kasur, tapi matanya seperti kehilangan sesuatu.

"Nak Andre cari apa?" Tanya pak ustad.

"Saya mau mencari hp milik saya." Sambil terus mencari dengan bingung.

"Oh itu, Bapak sudah mengambilnya dari perawat!" Pa ustad menyodorkan hp yang sudah dalam keadaan nonaktif karena sebelumnya hp nya hancur lalu pak ustad meminta pertolongan untuk diperbaiki. Kemudian Andre menyambungkan kabel charger sampai hp nya bisa langsung mengisi daya.

Mata Andre tampak merasa aneh, tampilan diluar ternyata ada begitu banyak pesan yang masuk di satu hari terakhir ini. Tangan gemetarnya bercampur dengan perasaan cemas, membuka pesan dan melihat semua pesan dari bawah.

"Dre! Innalilahi... Gua turut berduka cita atas kematian orang tua lu. Tapi sebenarnya lu dimana? Keluarga lagi nyariin!" Sebuah pesan yang dibaca Andre.

1
Aurora79
Masih setia...🌹
eka siti N: terimakasih kak untuk support nya ☺️ 💖
total 1 replies
Gugun aldy
luar biasa
Ayo saling Dukung
semakin menarik ceritanya
Selena Selena
bagus
Rizik Mustofa bilah
astaga gak nyangka bisa begini
Rizik Mustofa bilah
jadi si Andre juga mengalami teror juga
Rizik Mustofa bilah
astaga
Rizik Mustofa bilah
nangis berdarah ini
Rizik Mustofa bilah
astaga 😳😳
Rizik Mustofa bilah
udh beda lagi. apa sih mau nya
Rizik Mustofa bilah
teror nya itu loh
Rizik Mustofa bilah
😶
Rizik Mustofa bilah
astaga 😳 Thor ini aku curiga si cantik dari desa yang dulu ya .
Rizik Mustofa bilah
wih awal yang baru ceritanya ... semangat Thor aku suka ceritanya💪
Rizik Mustofa bilah
kemana lagi Ahmad lu
Rizik Mustofa bilah
s Ahmad dan pak kyai
Tiara Andini
astaga terornya bukan main
Tiara Andini
jadi curiga hubungan si nenek sama si Ahmad. kenapa sih
Rizik Mustofa bilah: setuju
total 1 replies
Tiara Andini
paling syuka ceritanya beda dari yang biasa aku baca, gak bisa ditebak bikin penasaran
Tiara Andini
curiga sama si neneknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!