cinta seorang suami yang begitu tulus.hingga seiring berjalannya waktu cinta itu pudar karena adanya keinginan yang belum tercapai. mau tau kelanjutannya kisah nya. yukss buruan mampir...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deby cahya Karmila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rumah sakit.
" Erlan, bagaimana keadaan mu, kami benar benar khawatir saat tau kamu kecelakaan,"Ucap tuan Robert.
" HM ayah, aku tidak apa-apa kok, hanya kepala ku yang terbentur sedikit,"Ucap Erlan.
" Erlan, walaupun begitu kau tidak boleh menyepelekan nya,"ucap jey.
"hmm iya, maaf kan aku, beberapa hari ini nafsu makan ku begitu berkurang, dan setiap pagi aku selalu saja mual dan muntah, jadi 2 hari ini aku tidak makan sama sekali, bahkan sebelum aku berangkat. Di perjalanan kepalaku sedikit pusing, jadi aku memutuskan untuk singgah membeli kopi, tapi aku tidak melihat sebuah mobil yang melaju begitu cepat, aku sempat menghindari nya, tapi apa boleh buat, takdir berkata lain,"
" tapi kalian tidak perlu khawatir, aku baik baik saja kok,"ucap Erlan.
" eh yang bawa mobil itu saya, maaf kan saya, saya siap menanggung semua biaya nya kok,"Ucap wanita itu.
Jey menoleh dan menatap wanita itu, entah kenapa hati nya terasa aneh ketika melihat nya.
" tidak masalah, aku juga baik baik saja, kau membawa ku ke sini saja aku sudah bersyukur kok,"ucap Erlan.
" sekali lagi maaf kan aku, aku benar benar buru buru tadi sampai tak melihat mu,"lirih nya.
" apa kita bisa bicara sebentar,"ucap jey pada wanita itu, dengan cepat wanita itu mengangguk kan kepala nya, sedangkan tuan Robert pun keluar dari ruangan itu, untuk menghubungi orang tua Erlan.
Di dalam sana tinggal lah Feli dan Erlan, Erlan menatap mata Feli yang seperti nya sudah berkaca-kaca.
" sayang,"lirih Erlan.
Feli menoleh dan menatap Erlan begitu dalam, panggilan sayang Erlan begitu menyentuh hati nya, suara lembut pria itu lah yang dia sangat rindukan.
entah dapat dorongan dari mana Feli langsung memeluk tubuh pria itu dan menitihkan air mata nya.
awal nya Erlan terkejut dengan tindakan Feli, tapi dia merasa sangat senang.
" jangan menangis yah sayang, aku baik baik saja kok,"ucap Erlan.
" jika kau baik baik saja, tidak mungkin kau berada di sini,"lirih Feli.
" apa kau tidak mau bertemu dengan anak kita nanti, sehingga kau tidak hati hati,"lirih Feli.
" tentu saja aku ingin bertemu dengan anak kita sayang, maaf kan aku karena sudah membuat mu khawatir,"lirih Erlan mencium puncak kepala istri nya.
" maaf kan aku juga,"lirih Feli.
" maaf untuk apa sayang,? Kau tidak memiliki salah apapun padaku,"ucap Erlan.
" ini semua adalah salah ku,andai saja aku tidak pergi ke rumah ayah, mungkin hal ini tidak akan terjadi pada mu,"lirih Feli.
" sudah sudah jangan mengatakan itu lagi, ini bukan salah mu sayang, ini sudah takdir Allah. aku baik baik, tenang lah,"ucap Erlan lagi.
" aku bawa makanan untuk mu, kau makan yah,"ucap Feli.
" eh tidak sayang, aku tidak mau makan, "ucap Erlan menolak.
" kenapa ?, kamu kan belum makan dari kemarin,"ucap Feli.
" aku tidak mau muntah lagi sayang, setiap aku makan pasti makanan itu akan keluar,"lirih Erlan.
" percaya lah padaku, makanan ini tidak akan keluar lagi kok, kamu makan yah walaupun hanya sedikit,"ucap Feli.
Erlan pun akhirnya mengangguk, dan menerima suapan dari istri nya,.
Setelah beberapa sendok makanan itu masuk, makanan itu pun sama sekali tak mau Erlan keluar kan dan malah terasa nikmat di perut Erlan.