Nia terpaksa menikah dengan Abizar untuk balas Budi. Karena suatu alasan Nia harus merahasiakan pernikahannya termasuk keluarganya. Orang tua Nia ingin menjodohkan Nia dengan Marcelino. Anak dari teman papanya.
Bagaimana kelanjutan pernikahan Abizar dan Nia ? Siapakah yang akan di pilih oleh Nia ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 35
Hari ini Abizar ikut Pak Jefri datang ke perusahaan Newtec. Abizar begitu senang kerena mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Nia. Berbeda dengan Abizar, Nia justru bersikap cuek dan bersikap seperti tidak mengenal Abizar.
Saat ini mereka berada dalam satu ruangan, membahas tentang kerjasama. Abizar yang merasa tidak dianggap mulai iseng dengan mengirimkan pesan kepada Nia.
"Ada apa dengan wajah mu ?" Nia yang sejak tadi fokus dengan rapat melihat pesan masuk di ponselnya dengan kening mengkerut.
Ia membuka kamera ponsel untuk melihat wajahnya. Setelah di rasa tidak ada yang salah, Nia membalas pesan Abizar
"Emang wajah ku kenapa ?"
"Kenapa wajahmu sangat cantik." Abizar membalas pesan Nia. Membuat wajah Nia seketika terasa panas dan merona.
"Tambah cantik." satu pesan lagi masuk dari Abizar.
Ya ampun, sejak kapan Abizar pandai menggombal begini. Setelah hampir satu tahun mengenal Abizar, baru hari ini Nia tau jika pria yang sudah menjadi suaminya itu pandai berkata-kata seperti ini.
Nia melihat ke arah Abizar yang duduk berseberangan dengannya. Wajah Abizar terlihat datar dan sedang serius memperhatikan rapat yang sedang berlangsung.
Bagaimana bisa dia memasang wajah seperti itu setelah membuat ku kepanasan begini. Nia mengumpat dalam hatinya.
Nia memalingkan wajahnya kembali fokus mengikuti rapat. Abizar diam-diam tersenyum melihat Nia yang terlihat sedang kesal kepadanya.
Selesai rapat Nia kembali ke ruangannya dengan perasaan yang masih kesal terhadap Abizar. Nia yang baru saja duduk di kursi kerjanya di buat terkejut apabila tiba-tiba pintu ruangannya terbuka.
"Apa yang kau lakukan ?" Nia melihat Abizar masuk dan langsung mengunci pintu dari dalam.
Abizar tidak menjawab. Ia terus berjalan mendekat ke meja kerja Nia. "Abi. Ada apa ?" tanya Nia lagi.
"Masih marah ?" Abi tersenyum melihat Nia memasang ekspresi marah di wajahnya yang tadi sempat terlihat panik.
"Iya. Kenapa ?" jawab Nia ketus
"Kenapa kau marah ? seharusnya aku yang marah karena istriku pura-pura tidak mengenali aku, suaminya."
Nia diam tidak menanggapi perkataan Abizar. Dia masih memasang wajah kaesalnya. Abizar mengeluarkan sebungkus coklat dari sakunya dan memberikan kepada Nia. Tapi wanita itu diam saja dan fokus pada layar laptopnya.
Abizar kembali menggoyangkan coklat di depan wajah Nia tapi ia tetap tidak mengambilnya. Abizar menghela napasnya karena Nia lagi-lagi merajuk. Kenapa wanita itu mudah sekali merajuk dengannya. Padahal dulu Nia tidak seperti ini.
Abizar berjalan memutari meja dan berdiri tepat di depan Nia menghalangi pandangan wanita itu dari laptopnya. Abizar membuka bungkusan coklat itu dan menyuapkan ke mulut Nia. Tapi Nia sedikit pun tidak membuka mulutnya. "Aku akan mencium mu jika kau tidak membuka mulutmu ?"
Abizar menunduk dan mulai mendekatkan wajahnya membuat Nia panik dan segera memakan cokelat di tangan Abizar.
"Habiskan" kata Abizar sambil meletakkan coklatnya di tangan Nia.
Nia memakan lagi cokelat itu. Wanita mana yang tidak menyukai cokelat. Makanan yang rasanya manis itu katanya mampu membuat mood menjadi lebih baik.
"Sejak kapan kau pandai berkata-kata dan bersikap manis kepada perempuan ?" Nia menatap tajam Abizar yang berdiri didepannya sambil tangannya besedekap di dada.
"Sejak hari ini." jawab Abizar singkat.
"Pasti kau sering melakukannya dengan .."
"Hanya dengan mu." Abizar memotong perkataan Nia seperti tau apa yang akan di ucapkan oleh wanita itu. Nia terdiam mendengar perkataan Abizar.
Abizar mengambil tangan Nia kemudian menghisap satu persatu jari-jarinya yang terdapat bekas cokelat dengan lembut.
"Sangat manis" kemudian Abizar mencium punggung tangan Nia "dan harum"
Nia sangat terkejut sehingga tidak dapat berkata-kata. Jantungnya seakan habis berlari maraton. Nia masih tercenung sewaktu Abizar keluar dari ruangannya.