NovelToon NovelToon
Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World

Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Tamat / Reinkarnasi / Anime / Kehidupan alternatif / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Rika adalah seorang gadis yang mempunyai masalah kesehatan dalam hidupnya, tidak semua orang tau apa yang dialami oleh sosok Rika sampai akhirnya Rika meninggal dunia dan bereinkarnasi ke dunia yang penuh dengan Katafrakt.

Dengan menggunakan Gear-Driver Watch mereka yang ada disana bisa memanggil sebuah Katafrakt Raksasa.

Kembalinya hidup dari kematian seolah membuat Rika untuk mencari jati dirinya yang hilang dan mencari tahu kebenaran tentang dirinya.

Bertemunya dengan teman baru seperti Fukari Gehenna, Asuka Kagami dan sosok senior yang selalu mendukungnya, Membuat Rika menjadi terasa lebih hidup di dunia yang baru, namun takdir selalu memberikan mereka masalah seperti peperangan dan konflik yang tersembunyi. Lalu bagaimana kah cara Rika dan teman-temannya mengatasi konflik yang berkelanjutan?

[TERIMA KASIH SUDAH SUPPORT NOVEL INI]

[CERITA ORISINIL KARYA SETSUNA ERNESTA KAGAMI]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 35: Persiapan Gargantia Grand Prix (Part 3)

Saat mereka berjalan melewati perkotaan, suasana semakin ramai dengan banyak orang yang berkumpul di jalanan. Genangan air dari hujan sebelumnya mencerminkan cahaya lampu jalan dan kios-kios pedagang kaki lima yang berjejer di sepanjang trotoar. Suara percakapan dan tawa terdengar di udara, menciptakan suasana yang hidup dan penuh energi. Pedagang-pedagang kaki lima menjajakan dagangan mereka, mulai dari makanan lezat hingga barang-barang kerajinan tangan yang unik.

Sanade berhenti sejenak, melihat kerumunan di depan mereka. Dengan napas sedikit terganggu, dia berkata, "Kita harus melewati kerumunan ini untuk sampai ke tujuan," dengan nada tegas.

Fukari, dengan senyum cerianya, mencoba melihat sisi positifnya. "Mungkin kita bisa menemukan sesuatu yang menarik di sini!" Dia tersenyum lebar, penuh antusias.

Sanade menoleh ke arah Fukari, "Aku hanya butuh cap jari Rika dan Ursula, itu saja."

Rika mengangguk meskipun merasa sedikit gugup dengan banyaknya orang di sekitar mereka. "Kalau begitu, kita coba cari jalan lewat kerumunan ini," ucapnya dengan tenang.

Fukari menatap Sanade dengan cemberut, merasa kesal karena Sanade tidak bisa diajak bersenang-senang.

Mereka mulai bergerak maju, mencoba menavigasi melalui kerumunan orang-orang. Ursula dan Asuka berjalan di samping Rika, menjaga agar dia tidak terpisah. "Rika, jangan pernah menghilang di kerumunan seperti ini atau aku akan kesulitan mencarimu," ucap Ursula, mengingat kebiasaan Rika yang suka menghilang mendadak.

Rika menanggapi dengan sedikit tertawa dan senyum tak berdosa. Orang-orang yang melihat mereka berjalan, terutama Sanade dan Ursula dengan penampilan mereka yang angkuh dan berwibawa, orang-orang membiarkan mereka lewat dengan mudah.

Saat mereka berjalan, mata Rika tertuju pada seorang penjual bunga yang menjajakan bunga-bunga indah. Bunga-bunga itu mengingatkannya pada sesuatu, dan tanpa sadar, dia tersenyum.

Sanade memperhatikan Rika dan berhenti. "Apa yang kau lihat, Rika?" tanyanya dengan nada lebih lembut dari biasanya.

Rika menunjuk ke arah penjual bunga. "Lihat, bunga-bunga itu indah sekali. Mereka mengingatkanku pada masa kecilku."

Sanade menyipitkan matanya, mencoba memahami apa yang dimaksud Rika. "Huh? masa kecilmu?"

Ursula, yang biasanya dingin, tersenyum tipis melihat reaksi Rika. "Mungkin aku bisa membelinya beberapa sebagai kenang-kenangan untukmu, Rika."

Rika menatap Ursula dengan penuh harap. "Benarkah Ursula?"

Sanade memperhatikan Rika dengan penuh pertanyaan. Dalam pikirannya, ia teringat betapa berbeda Rika yang sekarang dengan Rika yang dulu. "Dia benar-benar berbeda sekali. Terakhir aku melihatnya, dia mampu menghajar Fukari tanpa memandang siapa kawan dan lawan."

Fukari, dengan semangat yang tak pernah padam, segera mengajak mereka semua menuju penjual bunga. "Ayo, kita beli beberapa!"

"Jangan terlalu lama! Aku tidak ingin membuang waktuku!" ucap Sanade dingin, memilih menunggu di situ tanpa bergeming.

Mereka semua setuju dan berjalan mendekati penjual bunga. Penjual bunga, seorang wanita tua dengan senyum ramah, menyambut mereka. "Bunga-bunga segar, silakan pilih yang kalian suka."

Rika memilih beberapa bunga berwarna cerah, sementara Ursula membayar bunga tersebut. Orang-orang di sekitar mereka memperhatikan dengan rasa ingin tahu, tersenyum melihat kebersamaan yang terpancar dari kelompok perempuan ini.

Setelah membeli bunga, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Sanade tetap berada di depan, namun kali ini ada sedikit senyuman di wajahnya, meskipun dia mencoba menyembunyikannya. Ursula, Asuka, Fukari, dan Rika berjalan bersama, merasa senang ketika Rika dibelikan bunga oleh Ursula.

Kerumunan semakin menipis saat mereka mendekati pusat kota. Di kejauhan, mereka bisa melihat gedung-gedung megah dan jalanan yang lebih luas dan bersih. Tujuan mereka semakin dekat, dan suasana hati mereka semakin ringan.

Rika menatap bunga di tangannya, merasa bahagia dan bersyukur atas momen-momen ini. "Aku akan menjaganya," katanya dengan lembut, memegang bunga itu erat-erat. Rasa kebersamaan dan kehangatan di antara mereka membuat perjalanan ini terasa lebih bermakna, meskipun tujuan akhir mereka masih menunggu di kejauhan.

Mereka terus berjalan melewati pusat kota yang semakin ramai. Bangunan-bangunan megah dengan arsitektur futuristik menjulang di sekitar mereka, memancarkan kilauan cahaya dari jendela-jendela besar yang bersih dan mengilap. Jalanan yang lebih luas dan bersih memberikan kesan yang berbeda dari keramaian sebelumnya, menambah suasana modern dan teratur kota ini.

Sanade, masih memimpin di depan, memperhatikan sekitar dengan cermat. Dia tidak ingin ada hambatan lagi dalam perjalanannya. Sesekali, dia melirik ke belakang untuk memastikan semuanya tetap bersama dan agar dia tidak kerepotan lagi.

Ursula, Asuka, Fukari, dan Rika berjalan di belakang Sanade. Ursula masih memegang bahu Rika dengan lembut, memastikan dia tetap dekat. Asuka dan Fukari saling bercanda dan tertawa, berusaha membuat suasana tetap ringan.

Setelah beberapa saat, mereka tiba di sebuah alun-alun besar di tengah kota. Alun-alun itu dikelilingi oleh pohon-pohon rindang dan taman yang indah. Di tengah alun-alun, terdapat sebuah patung besar yang menggambarkan seorang pahlawan legendaris dari masa lalu. Orang-orang berkumpul di sekitar patung, beberapa mengambil foto sementara yang lain duduk di bangku taman menikmati suasana.

Sanade berhenti di tepi alun-alun, menunggu yang lain untuk menyusul. Ketika mereka tiba, Sanade berkata, "Kita hampir sampai. Tempatnya ada di seberang alun-alun ini."

Rika mengangguk, merasa lega bahwa perjalanan mereka hampir berakhir. Dia menatap patung pahlawan itu dengan penuh rasa kagum. "Siapa pahlawan ini?" tanyanya, penasaran.

Ursula menjawab dengan nada serius, "Dia adalah Pilot legendaris di kota ini. Seorang pejuang yang berani dan bijaksana. Patung ini didirikan untuk menghormati jasanya."

Fukari, yang selalu ceria, menambahkan, "Dan konon katanya, dia juga sangat tampan!" Dia tertawa, mencoba mengurangi keheningan.

Asuka tertawa kecil, ikut merasakan keceriaan Fukari. "Fukari, kau tidak cocok dengan dia."

"Hah?!" Fukari menampik ucapan Asuka dengan wajah kaget yang mengundang tawa dari yang lainnya.

Mereka melanjutkan perjalanan melintasi alun-alun, menuju gedung megah yang terlihat di seberang. Bangunan itu memiliki arsitektur yang lebih modern dan futuristik dibandingkan dengan bangunan lainnya di sekitar. Pintu masuknya besar dan megah, dengan penjaga yang berdiri di kedua sisinya.

Sanade melangkah maju dan berbicara dengan salah satu penjaga. Setelah beberapa saat, penjaga itu mengangguk dan membukakan pintu besar tersebut. Mereka semua memasuki gedung dengan perasaan antusias dan sedikit gugup.

Di dalam, mereka disambut oleh seorang wanita muda dengan pakaian militer Gargantia. "Selamat datang. Apakah kalian dari Akademi Gargantia?" tanyanya dengan sopan.

Sanade mengangguk. "Ya, kami di sini untuk mendaftarkan beberapa kandidat."

Wanita itu memeriksa daftar di tangannya dan mengangguk. "Baik, ikuti saya. Saya akan membawa kalian ke ruang tunggu."

Mereka mengikuti wanita itu melewati koridor panjang yang didekorasi dengan lukisan-lukisan indah dan tanaman hijau. Suasana di dalam gedung terasa tenang dan damai, berbeda dengan keramaian di luar.

Setelah beberapa saat, mereka tiba di ruang tunggu yang nyaman. Wanita itu tersenyum dan berkata, "Silakan duduk. Kepala penyelenggara akan segera menemui kalian."

Mereka semua duduk di sofa yang tersedia, merasakan sedikit ketegangan dan antisipasi. Rika memegang bunga di tangannya dengan erat, merasa sedikit gugup.

Sanade, memperhatikan Ursula, berkata, "Ursula, apakah kau tahu? Maiestas dari Akademi Astralis juga ikut serta?"

Ursula mengangguk. "Aku mengetahuinya. Apakah itu yang dikhawatirkan oleh Lena?"

Sanade mengangguk singkat dengan wajah serius, membuat Ursula ikut serius juga. "Aku mengakui bahwa aku enggan bertarung bersama kalian, tapi... aku lebih tidak suka jika mereka lebih mendominasi peringkat akademi di kota ini," ucap Sanade dengan serius.

Ursula memejamkan matanya, lalu tiba-tiba menyeringai. "Aku pikir, turnamen kali ini akan lebih meriah. Bagaimanapun, aku akan menunjukkan kekuatan Saturnus yang sesungguhnya."

Namun, Ursula sedikit prihatin mengenai kemampuan Rika yang sekarang.

Sementara itu, Fukari memperhatikan Rika yang tampak terhanyut dalam pikirannya. "Rika, apakah kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan lembut.

Rika menggenggam bunga itu dengan lembut. Matanya terpaku, pikirannya kembali mengingat kejadian itu. "Apakah Lena berupaya untuk mengingatkanku tentang orang yang bernama Mirajane?" bisiknya pada dirinya sendiri, penuh kebingungan dan kekhawatiran.

1
Gehrman
ini baru ya udah revisi? Soalnya aku cari komenku gk ada di novel ini
S. E Kagami: Iya, Full Revamp. Tapi ceritanya blm dilanjutin lgi. Kena writer block
total 1 replies
Kurokami Melisha
Fukari GG Gaming, diem2 ternyata pro bisa ngalahin Pilot sekelas jendral kerajaan.
Kurokami Melisha
Sanadeeeeeee /Sob//Sob//Sob/
Kurokami Melisha
Woilah jangan ngincer sanadeeee!/Panic/
Kia Shoji
Kagum banget sama karya ini thor
Kurokami Melisha
Fukari /Drool/
Kurokami Melisha
Fukariiiii, hampir aja Lena mati *Thanks thor!! lena dibikin plot armor gini /Whimper//Whimper//Whimper//Whimper/ kasian lena udah berjuang demi rika
S. E Kagami: Hihi.. Nanti ada kejutan lainnya.
total 1 replies
Kurokami Melisha
Asukaaa /Sob//Sob/
Kurokami Melisha
Asukaaaaa /Sob//Sob/ awal di eps Asuka emang nyebelin, tapi di arc ini asuka keliatan banget sayang sama rika /Sob//Sob/ semoga plot armornya tebel asuka /Sob/
S. E Kagami: Setipis tisyu
total 1 replies
Kurokami Melisha
lanjutkan thor
Kurokami Melisha
Lena kalau udah serius serem juga
Kia Shoji
Rikaa... ❤️❤️
Kurokami Melisha
The best ceritanya, lanjutkan thor go update!! /Drool/
Kurokami Melisha
Rika berkharisma banget, saya jadi terhura-hura dengan Rika versi ini /Drool/
Sani
wahhh aku suka yang kaya gini
Kurokami Melisha
Apakah Rika bakalan jadi OP thor? setelah ikuti ceritanya diawal itu Rika versi yang lain OP kayak setsuna ya??
S. E Kagami: Rahasia
total 1 replies
Kia Shoji
Salut thor sm idenyaa
S. E Kagami: Terima kasih banyak
total 1 replies
Sary Utami
lanjut thor
Mirza Pradana
Mantep
S. E Kagami: Makasih /Smile/
total 1 replies
kuze masachika
seru banget ka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!