Orang Ketiga (Ipar Maut)

Setelah pulang dari rumah sakit bersama Oma Gina kemarin, membuat Cecil banyak diam. Cecil belum mengerti semuanya, bagaimana juga dia hanya anak usia delapan tahun, masih butuh adaptasi dan pengertian dari semua keluarga nya.

Cecil, panggil Via yang melihat sang putri menung dan tak banyak tertawa. " Kamu kenapa sayang, kok abis pulang pergi sama Oma muka nya di tekuk begitu, jelek kali anak Mama"!!? Goda Via membuat Cecil semakin ingin menangis.

Tiba-tiba Cecil memeluk Via dan menangis di sana.

" Maaaa, Hiks hiks, Papa udah engga sayang ya sama Cecil?? Sekarang Papa udah ada anak baru dan dia masih bayi. Kata Papa kemarin, itu adik Cecil dan Papa ingin Cecil sayang adik itu.

Maa, tapi Cecil takut Papa engga sayang Cecil lagi, Papa udah ada anak lain, apa Cecil sekarang di buang jadi anak Papa?? Kek Amrita yang di buang Papa nya saat Papa Rita punya anak lagi dari ibu Tiri Rita, isak Cecil kembali membuat Via sungguh sakit saat ini.

Via mengelus rambut sang putri, mencoba untuk membuat Cecil tenang, akhirnya Cecil juga mau diam.

" Cecil dengar Mama Oke, Walaupun Papa Cecil punya adik bayi lain dan anak lain selain Cecil, Namun tidak ada yang bisa mengingkari jika Cecil itu anak Papa juga. Jadi Cecil jangan sedih lagi, Adik itu memang adik Cecil, kalau Cecil ingin jadi kakak yang baik, Cecil harus menyayangi nya juga, kan Cecil anak Mama yang sangat baik, jangan menyimpan dendam ya nak, iri hari itu semua engga baik, Via mencium kening Cecil.

Cecil terdiam dengar omongan sang Mama.

Memang anak seusia Cecil gampang sekali di pengaruhi pikiran nya,. karena dia belum bisa mengontrol pola pikir nya menjadi dewasa.

Sedangkan Di rumah sakit, Alex sedang menimang anak laki-laki nya Romeo. Sungguh Romeo menjadi tempat kebahagiaan Alex sekarang, dalam rumah tangga nya dengan Fika.

Walau tidak mencintai ibunya, namun Alex akan mencurahkan kasih sayang nya pada Romeo, agak putra nya tumbuh dengan baik dan penuh kasih sayang kedua orang tuanya.

Alex teringat Cecil, Seandainya dia mampu, dia ingin selalu ada di sisi anak gadis nya, namun Alex tak mampu, dia dan Via tak akan pernah bersama.

" Mas, apa Romeo udah tidur?? Tanya Fika yang baru selesai Makan siang.

" Hmm, Dia sudah tidur. Aku ke kantor dulu, ucap Alex lalu meletakkan bayi mereka ke dalam Box bayi.

Fika menarik dalam-dalam nafasnya, melihat sikap suami ya. Namun Fika tak ingin terlihat rapuh, dia ingin menjadi wanita kuat dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang.

" Maafkan Mami nak, jika kamu tak akan melihat keharmonisan keluarga kita. Mami selalu berusaha membuat Papa mu mau menerima Mami, tapi cinta Papa mu mentok di Tante Via mu.

Maafkan Mami, Fika membelai pipi Romeo.

Sungguh Fika menyesalinya karena termakan dengan ucapan janji manis Alex. Seandainya waktu mampu dia ulang, tak akan dia mau mengikuti semua keinginan Alex kala itu yang masih berstatus suami kakak nya.

Terjebak dengan cinta dan nafsu itulah yang Fika rasakan selama ini. Alex hanya mampu mengucapkan janji manis saat menggauli nya saja, setelah selesai Alex akan kembali menjadi biasa.