NovelToon NovelToon
Perjalanan Pulang Menuju Ajal

Perjalanan Pulang Menuju Ajal

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Pengganti / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Razanur salsa

di kisahkan seorang anak kecil hidup sebatang kara hingga dewasa kehidupannya selalu di timpa kesialan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razanur salsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria Bijak

Sudah satu minggu aku tak ikut berjualan dengan pakde, tubuhku sudah agak mendingan. Anak gadis pakde yang merawatku kalau pakde sedang pergi berjualan, ia sangat perhatian merawatku.

"kamu kelas berapa sekolahnya"ucapku berbasa-basi.

"kelas delapan kak"jawabnya sambil menaruh obat di atas meja.

"terima kasih ya sudah mau merawat kakak"balasku dengan tersenyum.

"iya kak, makannya di habiskan lalu minum obatnya ya kak"jawab putrinya pakde berlalu pergi keluar kamar.

Selesai makan aku mengambil obat yang sudah di siapkan di atas meja, rasa pahit obat tak aku hiraukan yang aku inginkan hanya sembuh agar bisa bantu pakde lagi.

Malam harinya aku terbangun karena siang harinya aku tidur cukup lama, aku keluar dari kamar dan melihat jam dinding. Jam menunjuk kan pukul satu dini hari, lalu aku pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka.

Setelah selesai aku duduk di ruang tengah, sambil menunggu pakde bangun. Aku akan menggantikan pakde lagi untuk belanja ke pasar, badanku sudah agak mendingan tidak seperti hari-hari kemarin.

Aku yang duduk bersandar di bangku ruang tengah, lama kelamaan aku tertidur kembali. Tubuhku terasa bergoyang hingga membuatku terbangun, ternyata pakde ada pakde berdiri di depanku sambil memegang pundak ku.

"mas kok tidur di sini? "tanya pakde sambil membangunkan ku.

Aku pun membuka mata melihat sekeliling.

"iya pakde, saya tadi sudah bangun tapi malah tertidur lagi"jawabku sambil menutup mulut yang mau menguap.

"ya sudah sana, kamu pindah ke kamar lagi"pinta pakde sambil berjalan ke arah dapur.

"hari ini saya saja yang belanja ke pasar pakde"balasku meminta.

"apa kamu sudah sembuh? "tanya pakde mendekatiku.

"sudah pakde, badan saya sudah agak enak kan"jawabku meyakinkan.

"alhamdulillah kalau kamu memang sudah sembuh, tapi kamu harus tetap jaga kesehatan"ujar pakde berjalan masuk kamar.

Tak lama pakde keluar dengan membawa sejumlah uang untuk belanja, uang itu di serahkan padaku. Aku masuk kamar untuk ganti pakaian, lalu keluarkan sepeda motor dari pintu samping.

Ku lajukan sepeda motor dengan pelan, badanku memang sudah agak mendingan tapi kalau terkena angin malam tetap menggigil.

Lama di perjalanan sekitar satu jam aku sampai di depan pasar, lalu aku parkirkan sepeda motornya. Aku masuk ke dalam pasar menuju ke tempat langganan pakde, seperti biasa aku menyerahkan catatan dari pakde ke penjual langganan pakdr.

"pak biasa ya, nih catatannya"ucapku sambil duduk.

"siap mas, tunggu di sana saja ya"jawab penjual itu tangannya mengambil kertas catatanku.

Aku duduk di warung kopi, lalu memesan segelas teh hangat. Aku melihat warung ini sangat ramai pembeli, tubuhku merasa ada makhluk lain di sekitarku.

"kok tubuhku agak merinding ya"gumamku mengusap leher belakang.

Tiba-tiba mataku tertuju pada sesuatu yang aneh di pojok warung, aku melihat sesesosok makhluk gaib sedang berdiri di dekat kompor.

Saat aku menatapnya ia tak sedikit pun menghiraukan orang di sekililingnya, yang ia lakukan hanya diam berdiri kadang mencelupkan rambutnya ke dalam panci.

Aku yang belum paham akan hal ini tak bisa menebak apa yang sedang ia lakukan, teh hangat pesananku sudah siap dan di berikan padaku.

"ada apa dengan air ini, tadi makhluk itu mencelupkan rambutnya ke dalam panci itu"gumamku menerka-nerka.

Aku tidak jadi meminum teh hangat itu, sengaja aku menumpahkannya agar tidak terlihat mencurigakan. Setelah membayar minuman aku pergi dari warung itu, dan menghampiri penjual langganan nya pakde.

"pak sudah semua? "tanyaku berbasa-basi.

"belum mas, sedikit lagi"jawab penjual itu.

Walau aku mengobrol dengan pria di depanku, tapi mataku terus tertuju pada warung itu. Entah kenapa aku jadi penasaran dengan sosok makhluk gaib itu, ada rasa ingin tahu dia itu sedang mengganggu apa tidak.

Kalau makhluk gaib itu memang sengaja mengganggu kasihan penjual kopi itu, ada sedikit pikiran untuk membantu penjual kopi itu.

Tiba-tiba ada yanh menepuk pundak ku, dan itu membuyarkan lamunanku.

"ga usah di pikirkan, memang begitu pekerjaan manusia kurang iman"ucap orang itu.

"hah..."aku bingung tak bisa bicara sambil terus menatap wajahnya.

"makhluk itu diperkerjakan oleh penjual kopi yang di sana, jadi kamu jangan heran melihatnya"lanjut pria itu menjelaskan.

Tanpa menunggu jawaban dariku pria itu berjalan menjauh sambil membawa tas belanjaannya, aku menatap pria itu hingga tak terlihat lagi.

"siapa ya pria itu? "tanyaku pada diri sendiri setelah menyadari pria itu pergi.

Aku berdiri menghampiri penjual sayuran,

"pak sudah semuanya? "tanyaku sambil membuka bungkusan plastik.

"sudah mas, tinggal yang ini"jawab penjual itu.

Setelah selesai semuanya, aku memasuk kan belanjaan ke dalam tas bronjong. Sepeda motor melaju dengan perlahan, aku masih memikirkan pria yang tadi.

Aku sampai di depan rumah, seperti biasa pakde sudah menungguku. Belanjaan di turunkan dari tas motor, lalu di tata ke atas meja, sebagian ke atas gerobak.

"kamu yakin mas, sudah bisa jualan hari ini? "tanya pakde meyakinkan.

"iya pakde, saya sudah mendingan"jawabku sambil duduk di depan teras.

Seperti hari biasanya aku jualan keliling mendorong gerobak, lama aku tidak berjualan banyak pembeli yang menanyakan keadaanku.

"kemana aja mas, kok baru kelihatan? "tanya seorang ibu.

"saya sakit bu"jawabku singkat sambil melayani ibu yang lain.

"sekarang sudah mendingan sudah bisa jualan? "timpal ibu yang lain.

"alhamdulillah bu"balasku singkat.

Selesai belanja para ibu-ibu kembali pulang untuk melanjutkan memasaknya, aku pun melanjutkan jualan keliling ke tempat biasa aku lalui.

Hari ini tidak ada hal yang menarik untuk di ceritakan, semua berjalan seperti hari-hari sebelumnya.

Cuaca hari ini pun mendukungku untuk berjualan, hari yang cerah ini membuatku sangat bersemangat untuk berjualan. Tak terasa lelah sedikit pun, banyak yang menghibur dan mendoakan ku agar jaga kesehatan.

Lingkungan di sini para warganya sangat ramah, aku nyaman tinggal di sini. Banyak para warga membantuku walau hanya sekedar memberi air minum, para ibu-ibu pun sangat senang berbelanja padaku.

1
desyaulia wahyuni05
I was very hurt reading it
Razanur Salsa
👍👍👍
Bisma
saat ini no komen ceritanya bagus
Nurhasanah
lanjut thor
Sarah Fadhilah mumtaz
lanjut kak
Nurhasanah
keren kak
OkitaNiken
Jadi sekarang umurnya Ridwan berapa tahun?
OkitaNiken
Ada masalah apa sih Pak Budi etega itu ga pulang-pulang selama bertahun-tahun? Minimal pulanglah sesekali lihat keadaan anaknya sendirian atau kasih nomor kontak kek biar bisa dihubungi.

Syukur ada pak Ibnu yang bener bener baik dermawan
OkitaNiken
Umur 8 tahun ditinggal sendirian di rumah? Bahkan tanpa makanan, astagaa tega sekalii/Sob/
OkitaNiken
Sedih banget bacanyaa, aku kira ayahnya Ridwan jahat karena ninggalin Ridwan tinggal sama kakek neneknya di desa. Tapi ternyata ayahnya Ridwan sebaik itu/Sob/

Semangat Thor, aku suka karyamuu
OkitaNiken
Ini kisah asli author nya kah? Astaga sedih sekali, kenapa orang tuanya Ridwan cerai?
Razanur Salsa
terima kasih kak, aku pemula dan ingin benar-benar menceritakan kisah nyata hiduku. aku hanya bisa menulis yang aku tahu aja, mohon bimbingannya kalau ada kesalahan/Pray/
OkitaNiken: Ini beneran kisah hidupmu Thor?
total 1 replies
Hiro Takachiho
Wah, cerita ini seru banget, bikin ketagihan!
Itzel Juárez
Gak bisa berhenti baca ceritanya, thor kesempatan ketemu penulis kayak kamu gak banyak loh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!