Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Maling Tampan
Bab. 11
Di dalam perjalanan, pria yang berada di belakang itu terus menatap ke arah Ara. Masih mengamati gadis yang duduk di depannya saat ini. Meskipun hanya dari samping dan sampai sekarang dia belum menyadari keberadaannya, Ryu sama sekali tidak ada niatan untuk menyapa atau berbicara sama Hiro.
Hingga mobil yang dikemudikan oleh Hiro berhenti di sebuah plataran perusahaan cabang RR Group.
"Kita ngapain ke sini, Kak?" tanya Ara menoleh ke arah Hiro. Gadis itu masih belum menyadari keberadaan Ryu di sana.
Hiro mengangkat satu alisnya. "Menurut, lo? Kita piknik di sini?" sahut Hiro yang sangat menyebalkan memang. Membuat Ara lagi dan lagi melayangkan pukulan kepada Hiro.
"Ini orang nyebelin banget. Pantes aja nggak laku," cibir Ara dengan begitu jelas.
Hiro ingin sekali memukul gadis di sampingnya ini. Akan tetapi ia melihat tatapan tajam dari arah belakang, di kala tangannya terangkat ke atas. Padahal niatan Hiro hanya ingin mengusap puncak kepala Ara saja.
'Ck! Lupa kalau ada pemiliknya di belakang.' rutuk Hiro dalam hati.
"Kayak yang ngomong aja udah pernah pacaran," sindir Hiro balik. Tentu, Ryu menajamkan pendengaran nya di saat Hiro mengungkit masalah ini.
Dari padangan matanya, gadis yang duduk di depannya ini bisa dibilang cantik, menarik, dan juga sepertinya asik di ajak ngobrol. Walaupun bahasanya sangat ceplas ceplos dan suka main tangan. Tidak jauh berbeda dari tante Sila malah. Sangat cocok sekali jika digandengkan dengan Hiro.
Sedangkan Ara yang disindir seperti itu, gadis tersebut menyengir kaku. Menyadari kalau dirinya tidak jauh dengan Hiro. Sama-sama tidak laku.
"Sama juga sih, Kak," balas Ara dengan tawa sumbang. "Eh, Kak! Apa keluarga kita kena kutuk, ya." tanya Ara. Wajahnya berubah serius saat menanyakan hal tersebut. Mengurungkan Hiro yang akan membuka pintu di sampingnya.
"Hah? Kutukan?" tanya Hiro lebih jelas.
Ara mengangguk. "He'em. Karena setelah aku pikir-pikir, kok di antara kita nggak ada yang punya pacar, ya? Kak Tami juga cantik, seksi, jabatan juga oke. Tapi dia juga jomblo kayak kita. Apa kita musti lakuin ritual mandi di pantai ya, Kak? Kayak buang kesialan gitu loh!" ujar Ara memberi saran.
Petak!
Sangking gemas sekaligus geram, Hiro pun tidak bisa menahan tangannya untuk tidak menjitak kening Ara.
Sementara pria yang duduk di jok belakang, tersenyum tipis sembari berdecak. Bisa-bisanya ada orang yang mempunyai pikiran seperti itu.
"Itu namanya belum nemu jodoh aja, Ra!" geram Hiro hingga merapatkan rahangnya. Berhadapan dengan gadis ini, memang sangat sangat menguji iman serta meningkatkan daya emosinya.
"Ya siapa tau aja, Kak. Aneh aja kan, kita nggak laku, padahal semua oke, loh!" ujar Ara yang masih ngeyel dengan segala pemikirannya itu. Bahkan gadis itu sampai menegakkan duduknya dan memperlihatkan lekuk tubuh bagian atas yang memang oke. Seperti apa yang barusan dia bilang.
Bruk!
Dan pada saat bersamaan, sebuah jas mendarat tepat di atas Ara hingga menutupi tubuh gadis itu. Membuat Ara terkejut luar biasa. Sampai-sampai dia langsung menoleh ke belakang.
"Kak! Ada maling!" teriak Ara ketika melihat sosok pria dengan wajah tampan serta memiliki tatapan yang begitu tajam.
Hiro menghela napas. Ribet banget melihat urusan orang lain seperti ini.
"Dia temen gue, Ra," ujar Hiro yang tidak berani mengatakan hal yang sebenarnya. Di tambah lagi Ryu menatapnya penuh dengan tatapan peringatan.
Ara yang semula takut dan terkejut, lantas gadis itu menyengir kaku.
"Maaf," cicitnya sembari mengembalikan jas yang mendarat tepat di atas tubuhnya barusan.
Sedangkan Ryu menerima jas itu dengan tatapan jengah. Bisa-bisanya orang setampan dirinya dan penampilannya yang seperti ini malah dikira maling. Ck! Benar-benar, memang.
"Udahlah, cepetan lo keluar. Dari pada makin gesrek lo ntar," ujar Hiro pada Ara.
Tanpa menjawab, Ara pun membuka pintu yang ada di sampingnya. Dan seketika itu juga, ia melihat sosok wanita yang sangat ia kenali. Ara langsung saja berlari menuju wanita itu, meninggalkan dua pria yang kini menatap ke arahnya.
"Jangan kaget. Dia memang kayak gitu. Tau sendiri kan didikan siapa," ujar Hiro sembari menepuk bahu Ryu.
Sementara itu Ryu hanya meliriknya dan melangkah ke arah dua orang yang kini sedang berpelukan.