NovelToon NovelToon
ISTRI ADIPATI

ISTRI ADIPATI

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Transmigrasi
Popularitas:518.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Rani

Jatuh ke danau setelah tahu pacarnya berkhianat, Juwita malah dibawa melintasi waktu ke abad sebelumnya. Abad di mana kerajaan masih kokoh berdiri. Peradaban dunia kuno yang masih kental, yang tentunya tidak terjamah oleh teknologi modern sedikitpun.

Di dunia kuno ini, Juwita malah memasuki tubuh seorang putri cantik yang sangat dicintai oleh seorang adipati. Sayangnya, sang putri malah mencintai pria lain. Tidak sedikitpun menganggap indah keberadaan Adipati yang sangat tulus memberikan semua kasih sayang terhadapnya.

Bagaimana kisah hidup Juwita di samping Adipati dunia kuno ini? Akankah Juwita mengikuti apa yang putri kuno ini lakukan? Atau, malah sebaliknya. Berbalik, lalu mencintai Adipati? Atau, adakah hubungannya dunia kuno ini dengan kehidupan Juwita sebelumnya? Ikuti kisah seru Juwi di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode #35

Di istana raja, Ayu yang terus menerus berusaha dekat dengan Bagas malah ketahuan ibunda selir. Usahanya untuk mengambil hati selir pun rusak karena si selir tentu tidak akan pernah setuju anaknya dekat dengan rakyat biasa. Mana rakyat biasa itu kini sudah berstatus sebagai dayang nya pula.

"Bagas! Jawab dengan jujur apa yang bunda tanyakan. Apa hubunganmu dengan dayang itu?"

"Bu-- bunda. Aku ... tidak ada hubungan apa-apa. Hanya sebatas dayang saja."

"Bohong! Bunda melihatnya sendiri kamu dan dia seolah punya hubungan tersembunyi. Ingat, Bagas! Kamu adalah pangeran. Anak raja yang kedepannya sudah bunda impikan sebagai pewaris tahta. Jangankan ratu, selir saja kamu harus memilih perempuan yang punya kedudukan tinggi. Bukan rakyat biasa, apalagi telah menjadi dayang pribadi bunda."

"Bunda tenang saja. Ananda tahu mana batasan nanda, bunda. Mana mungkin nanda mau bergaul dengan rakyat jelata. Apalagi itu dayang nya, bunda."

"Bagus, Bagas. Sebaiknya, nanda selalu ingat batasan itu. Jangan pernah nanda lupakan walau sedikitpun."

"Iya, bunda. Nanda akan selalu ingat."

Obrolan itu sebenarnya di dengar dengan sangat baik oleh Ayunda. Dia marah, sakit hati, kesal bukan kepalang. Amarahnya memuncak akhir-akhir ini karena Bagaskara sama sekali tidak menghiraukan kehadirannya.

Setelah semua bantuan yang ia berikan, Bagaskara malah melupakan semua jasa yang ia punya. Sekarang Ayu sadar, kalau selama ini, Bagas hanya memanfaatkan dirinya untuk meraih apa yang Bagas inginkan.

'Pria bajingan! Manusia tidak tahu di untung. Setelah semua yang aku lakukan, aku malah dilupakan begitu saja. Inilah yang orang-orang katakan, habis manis sepah di buang.' Ayu berkata dalam hati sambil menggenggam erat tangannya.

'Tidak. Aku tidak akan membiarkan Bagas mengambil manis dariku, lalu membuang aku. Aku akan paksa Bagas terus menerima aku walau semua manis sudah ia dapatkan. Akan aku buat dia tetap menjadi milikku. Biarpun nanti aku tidak bisa menjadi ratu setelah Bagas naik tahta, tapi setidaknya, aku akan jadi selir yang masih tetap punya nama.'

Ayu masih berharap akan hal itu. Dan, masih pula ia bahagia dengan hanya memikirkan hal yang masih mengambang di atas awan. Tidak jelas, jatuh atau tidaknya apa yang sedang ia harapkan.

Namun, hal yang tidak diinginkan terjadi. Ketika Ayu ingin meninggalkan ruangan tempat di mana Bagas dan bundanya sedang berbicara, Ayu malah menjatuhkan vas bunga milik selir tua saat ia ingin pergi.

Prank! Vas bunga kesayangan selir tua jatuh ke lantai. Pecah berserakan tak tertolong lagi. Malang, Ayu malah tidak bisa kabur karena di sana ada beberapa orang dayang yang kebetulan lewat.

"Apa itu!"

Selir tua yang mendengar hal tersebut tentu saja langsung berteriak keras. Dua dayang langsung menangkap Ayu untuk mereka bawa kehadapan selir tua.

"Tolong lepaskan aku. Aku tidak bersalah." Ayu berusaha membela diri. Tak lupa, dia meronta-rontakan tubuhnya agar cengkraman kedua dayang yang menegang tangannya bisa terlepas dengan cepat.

"Ampun, Yang mulai ibunda selir. Dayang baru ini sudah memecahkan vas kesayangan bunda selir yang raja berikan sebagai hadiah ulang tahun bunda selir."

"Apa!"

Memerah wajah selir tua mendengar apa yang salah satu dayang itu katakan. Bagaimana tidak? Vas kesayangannya sudah di rusak. Selir tua itu jangankan barang-barang kesayangan, barang yang tidak ia sayang saja akan menerima hukuman darinya jika ada dayang yang merusak barang miliknya.

"Kau!"

Berapi-api rasanya wajah si selir tua melihat ke arah Ayu. Sementara Ayu malah bersimpuh di depan selir tua untung mengharap ampunan karena dia benar-benar tidak sengaja melakukannya.

"Ampun, yang mulia bunda selir. Hamba tidak sengaja. Benar-benar tidak sengaja."

"Tidak sengaja! Apa dengan tidak sengaja yang kamu katakan itu vas ku bisa kembali lagi, hah? Kau tahu! Vas itu adalah barang antik yang harganya sangat mahal. Kau dan tujuh turunan keluargamu juga tidak akan mampu membayarnya."

"Yang mulai .... "

"Dayang! Tampar dia sebagai balasan atas kelancangannya yang sudah berani merusak barang-barang milikku. Kemudian, masukkan dia ke dalam penjara. Jangan lupa pukul tangan dan kakinya setiap hari. Jangan beri ia makan dan minum sedikitpun."

Membelalak mata Ayu mendengarnya. Dia pun memohon pengampunan lagi dan lagi sambil menangis histeris. Sayangnya, selir tua itu memang sudah terkenal kejam sejak lama. Mana mungkin hatinya akan luluh seperti apapun dayang nya meminta ampun.

Sementara itu, Bagaskara hanya terdiam tanpa berniat ikut campur sedikitpun. Ayu yang melihat hal itu tentu saja marah besar. Dia singkirkan aturan yang Bagas perbuat untuknya. Dengan cepat, Ayu menghampiri Bagaskara untuk meminta pertolongan.

"Pangeran ketiga, tolong saya. Anda tidak mungkin tega membiarkan saya di siksa habis-habisan oleh ibunda anda, bukan?"

"Kenapa tidak? Kamu yang sudah berbuat salah sendirian. Kenapa pula harus minta bantuan padaku, Dayang!"

Membulat mata Ayu mendengar kata yang Bagas ucapkan yang penuh dengan penekanan itu. Amarahnya yang sempat ia redakan, kini kembali memuncak. Naik hingga ke ubun-ubun.

"Bagaskara! Pangeran ketiga yang terhormat. Jangan lupa selama ini siapa yang sudah banyak berjasa pada anda. Saya, pangeran! Saya!"

"Saya sudah mengorbankan diri saja hanya untuk membantu pangeran menaklukkan teman saya sendiri. Saya sudah mengkhianati teman saya hanya karena pangeran. Karena janji-janji manis yang pangeran katakan pada saya."

Bagas yang awalnya duduk, langsung berdiri.

"Hei! Jangan lupa kalau apa yang kamu lakukan itu karena kamu iri padanya. Bukan karena aku, ingat itu!"

"Tapi -- "

Ucapan Ayu tertahankan karena selir tua sudah tidak tahan lagi dengan apa yang sedang terjadi. Dia perintahkan dayang-dayang itu untuk segera menjalankan hukuman yang sudah ia ucap sebelumnya.

"Lakukan perintahku, Dayang! Kenapa kalian malah diam, hah! Apa kalian juga ingin menerima nasib sama dengan yang ia rasakan!"

Sontak, tentu saja para dayang langsung bergegas melakukan tugas yang mereka terima. Mereka seret Ayu kembali menjauh dari Bagaskara dengan sekuat tenaga.

"Lepaskan aku! Tolong! Tolong aku!" Ayu berteriak sambil memberontak.

Besar harapan dalam hatinya ia bisa melepaskan diri dari cengkraman maut pada penjahat yang saat ini ada di sekelilingnya. Sayang, harapan itu tentu saja hanya tinggal harapan. Karena istana selir, letaknya cukup jauh dari istana utama milik raja. Dan lagi, istana selir itu dijaga dengan ketat oleh orang-orang kepercayaan selir tua sendiri. Yang sudah terlatih lama.

"Tolong!"

Plak! Plak! Plak!

Bertubi-tubi tamparan yang Ayu terima. Sedikitpun tidak ada belas kasihan yang dia dapatkan. Sangking kerasnya pukulan, sudut bibirnya pecah dan berdarah. Pipinya yang sakit, seolah mati rasa karena tamparan yang bertubi-tubi.

Selanjutnya, setelah tamparan yang dia terima, Ayu di seret kasar menuju penjara. Di sana, dia di lempar kasar di penjara yang menakutkan. Tidak tahu entah apa lagi hukuman yang akan dia terima selanjutnya, dia sudah tidak bisa memikirkannya lagi.

1
Yuli Yanti
👍👍👍
yudi
❤️
Rani: /Rose/
total 1 replies
Erni Fitriana
salam kenal thor....ku mampir
Dy
Luar biasa
Asmi Pandansari
aku kira Juwita dari masa depan walaupun tidak punyak ilmu Kanuragan tapi dia punya kecerdasan tapi ternyata harapan aku salah Juwita hanyak wanita bodoh yang bisa cuma menangis Tampa memiliki ide apa apa dikepalah kecilnya itu
nia kurniawati
Luar biasa
Rani: makasih buanyak😍🥰
total 1 replies
MYZW KEEW
soky enda apa sis
Rani: mmm🤔🤔🤔🤔
total 1 replies
nia kurniawati
Luar biasa
Rani: makasih🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Alirosidin
Lumayan
Rani: thanks 💖💖
total 1 replies
Alirosidin
Biasa
Rani: iya,,,,,,
total 1 replies
Bulan Bintang
bikin nangis cerita ny Thor 😭
Rani: huhuhu .... jangan ih, jangan.
total 1 replies
Supiah Susilawati
Luar biasa
Rani: makasih pake banyak. wek🥰💖
total 1 replies
eka wati
bab ini terlalu uwu.. 🥰🥰
Rani: yuhu💖💖💖💖
total 1 replies
eka wati
langsung keinget drakor moon lovers.. semoga endingnya ga kayak moon lovers 😁
Rani: endingnya gimana tuh
total 1 replies
🍃EllyA🍃
Luar biasa
Rani: makasih buanyak💖💖💖💖
total 1 replies
inayah machmud
mampir
Rani: yuhu, moga betah
total 1 replies
Aldiza azahra
makasih thor seru...
Rani: makasih kembali udah mau mampir
total 1 replies
Ayu Ayu
Luar biasa
Rani: makasih banyak yah
total 1 replies
Jarmini Wijayanti
sangat bagus ceritanya suka sikap adipati tegas dan bucin💖🤭
Rani: yuhu .... makasih huanyakkkkkk💖💖💖💖💖
total 1 replies
Jarmini Wijayanti
kutunggu cerita selanjutnya 💖💖💖💖💖
Rani: yuhu.... di sini aku yg gak kuat untuk pergi. aku banyak pemberi semangat setiap aku up karya. walau nt sedikit pilih kasih, eh ... tapi pembaca bikin semnagat buat lanjut.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!