NovelToon NovelToon
Keluarga Agen Rahasia

Keluarga Agen Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Romansa
Popularitas:218.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sindya

Brakkkk...

Seorang gadis jatuh terjerembab ke lantai dansa karena tidak kuat lagi menari bersama seorang pria tampan yang memaksanya terus berdansa.

Wanita berusia 17 tahun baru menjejaki kakinya di diskotik itu baru belajar minum alkohol dan menghisap rokok. Pakaiannya tidak minim bahan karena ia mengenakan biasa yaitu kaos lengan pendek dan celana jins ketat.


"Hai...! siapa menyuruhmu berhenti...! aku sudah membayarmu mahal. Ayo berdansa denganku..!" paksa seorang pria tampan pada wanitanya yang menggeleng lemah karena sudah mabuk parah namun pikirannya masih waras untuk menolak ajakan pria yang berani membayarnya mahal karena ia masih gadis.


"Aku tidak bisa..! kepalaku sangat pusing. Aku mau pulang..!" desisnya lalu berjalan menghindari pria yang telah membayarnya tadi.

Gadis itu menabrak Raffi yang baru masuk ke tempat itu untuk mencari seseorang yang menjadi targetnya.

"Maaf... maafkan aku...Hoekk... hoekkk!" gadis itu muntah di jaket Raffi lalu jatuh terkulai lemas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Penyamaran

Raffa berpura-pura menjadi keluarga pasien untuk mengunjungi kerabatnya yang baru selesai operasi di sebuah rumah sakit.

Saat menanyakan nama dari mafia yang menculik Chen Lee yaitu tuan Vincent. Saat menanyakan nama itu pada resepsionis rumah sakit, mereka agak bingung karena tidak ada nama itu sebagai pasien rumah sakit itu.

"Maaf tuan. Tidak ada pasien yang bernama Vincent dirawat di rumah sakit ini," ucap bagian resepsionis sambil melihat data pasien.

"Aku yakin, tuan Vincent dirawat di sini. Sebentar, aku punya fotonya. Mungkin kalian pernah melihat wajah pria ini?" pancing Raffa pada kedua wanita yang didepannya ini.

"Oh itu. Pasien itu baru selesai menjalani operasi semalam. Dia ada di kamar 105 di lantai 5," sahut salah satu resepsionis itu.

"Alhamdulillah. Terimakasih nona," ucap Raffa berhasil mengorek keterangan tuan Vincent.

"Dengan senang hati tuan. Pintu liftnya di sana...!" mengarahkan tangannya ke arah kanan dan Raffa mengangguk hormat pada resepsionis itu yang sempat terbuai dengan ketampanan Raffa.

Saat ke luar dari pintu lift, Raffa berpapasan dengan gadis bercadar yang ditemuinya di pesawat namun dia tidak begitu yakin karena takut salah mengenali orang karena gadis bercadar itu berjalan dengan tim dokter lainnya.

"Mana mungkin dia seorang dokter?" batin Raffa yang merasa gadis bercadar itu tidak terlalu seperti seorang dokter.

"Bukankah itu adalah pria yang duduk di sebelahku kemarin malam saat kami berada di pesawat? kenapa dia bisa berada di sini?" batin gadis bercadar itu yang bernama dokter Farah.

Farah tetap fokus bicara dengan timnya tentang perkembangan kesehatan tuan Vincent yang baru mereka lakukan operasi semalam.

Dokter Farah juga tidak tahu siapa tuan Vincent. Dia hanya seorang dokter bedah yang memiliki jam terbang tinggi dan selalu mendapatkan panggilan dari negara manapun yang membutuhkan tenaganya tentunya dengan bayaran yang tidak sedikit karena kasus penyakit yang sangat rumit dan kompleks yang dihadapi oleh pasiennya.

Sekitar pukul lima sore, Raffa yang pura-pura salah kamar masuk ke ruang rawat inap tuan Vincent yang dijaga oleh keluarganya. Ada istrinya dan juga dua orang anak yang bermain game di sofa.

Tidak ada pengawalan ketat di ruangan itu karena tuan Vincent sendiri tidak mau keberadaannya dicurigai banyak orang jika ia dikawal oleh anak buahnya.

"Selamat sore...!" sapa Raffa dengan membawa buket bunga.

"Sore pak...! Cari siapa...?" tanya nyonya Vero.

"Apakah ini kamarnya tuan Malik?" asal Raffa sambil melirik kedua bocah yang asyik dengan ponsel mereka bermain game.

"Maaf tuan. Anda salah kamar. Ini kamarnya pasien tuan Vincent," ucap nyonya Vero yang memaklumi sikap Raffa karena itu sering terjadi di rumah sakit.

"Oh iya maaf nyonya...! Saya cari kamar teman saya," ucap Raffa yang sudah melihat targetnya yaitu Chen Lee.

"Tidak masalah," ucap nyonya Vero yang mengira Raffa adalah warga setempat.

"Rupanya anak ini di sini juga. Bagaimana caraku untuk membawa anak ini pergi dari sini?" batin Raffa berpikir keras.

Raffa keluar dari kamar itu yang sudah ia tempel alat penyadap yang terdapat kamera kecil untuk memantau Chen Lee jika anak itu keluar dari kamar inap itu.

Raffa tidak begitu mempedulikan keadaan tuan Vincent. Justru keadaan ini yang ia inginkan karena bisa membawa pergi Chen Lee dari tangan musuh.

"Rupanya kamu memilih negara ini sebagai tempat pelarianmu. A

...----------------...

Sekitar pukul delapan malam, Chen Lee dan putra tunggalnya tuan Vincent dijemput oleh anak buahnya. Raffa memantau pergerakan anak buahnya tuan Vincent yang hanya membawa pergi Chen Lee terpisah dengan anak kandungnya tuan Vincent.

Chen Lee yang tidak suka disentuh oleh pria asing mulai mengamuk. Ia menjadi tantrum dan sulit dikendalikan. Chen Lee menjadi tenang saat berada di dekat nyonya Vero. Selain nyonya Vero, tidak ada yang bisa menangani bocah malang itu.

Melihat hal itu, dokter Farah yang tidak tega melihat anak kecil diperlakukan kasar oleh orang dewasa menegur komplotan penjahat itu yang tidak lain anak buahnya tuan Vincent.

"Diam lah bocah aneh...! Atau aku akan...-"

"Akan apa? Apakah kamu ingin menghajarnya?" tanya dokter Farah yang memang sedang menuju mobilnya di tempat parkir yang tidak jauh dengan mobil para penjahat.

"Ini bukan urusanmu, nona," bentak salah satu penjahat itu yang mendorong masuk Chen Lee membuat dokter Farah makin kesal.

"Kalian tidak bisa membawanya pergi dengan cara seperti ini. Anak itu harus ditenangkan," cicit dokter Farah ingin menyelamatkan anak itu.

"Kalau begitu kamu bisa ikut dengan kami untuk menenangkan bocah idiot ini. Ketiganya tertawa terbahak-bahak membuat dokter Farah naik pitam.

"Dasar bajingan kalian semua...!" maki dokter Farah menyerang ketiga penjahat itu.

Rupanya dokter Farah mengusai ilmu bela diri. Walaupun berpakaian syar'i, tidak menghalanginya untuk menghajar para penjahat itu.

Raffa yang melihat adegan action itu mengagumi kehebatan dokter Farah yang begitu lihai menghindari serangan musuh namun ia bisa memukul mundur para penjahat yang akhirnya mengeluarkan pistolnya yang langsung mengarah ke kepala dokter Farah.

Raffa yang awalnya ingin bergabung harus menahan diri karena tidak mau dokter Farah celaka.

"Rupanya kamu punya nyali juga, nona. Sekarang ikut kami kalau kamu ingin menenangkan anak tidak berguna itu...!" titah salah satu penjahat menggiring dokter Farah masuk ke dalam mobil.

Suasana di area parkir terlihat kembali tenang saat mobil penjahat itu membawa pergi dokter Farah dan Chen Lee yang saat ini terlihat sangat takut hingga ia menyakiti dirinya sendiri dengan membenturkan kepalanya ke pintu mobil.

Dokter Farah segera menenangkan Chen Lee dengan mengajaknya bicara.

"Ok. Kamu tidak apa sekarang. Lihat aku...!" pinta dokter Farah yang bisa menangani anak penderita autis seperti Chen Lee.

Chen Lee menatap mata dokter Farah. Walaupun sebenarnya dia ingin sekali melihat wajah dokter Farah namun tatapan mata teduh itu seakan sedang menghipnotis dirinya untuk menjadi penurut.

"Aku tidak akan menyakitimu dan mereka juga. Aku akan menjagamu. Apa yang kamu inginkan?" tanya dokter Farah lembut.

"Aku lapar. Aku ingin makan. Aku ingin ayam goreng," pinta Chen Lee menyebutkan nama brand dari ayam goreng yang dimaksud.

"Tidak ada makan malam untukmu," bentak salah satu penjahat itu membuat Chen Lee kembali mengamuk hingga ia ingin mencekik sang sopir karena sangat terancam dan lebih melampiaskan amarahnya.

Dokter Farah kembali menenangkan Chen Lee karena takut penjahat yang lain akan menyakiti anak itu. Mobil sempat berjalan oleng dan Raffa mengira kalau dokter Farah yang saat ini sedang mengamuk.

Ia menambah kecepatan mobilnya agar bisa menghentikan mobil penjahat itu sebelum mobil penjahat itu pergi lebih jauh meninggalkan mereka.

1
Erna
sebuah ke jahatan yg besar tdk akan perna terungkap klu tdk ada kerja sama dan begitupun kejahata yg besar klu tdk ada kerja sama dg pengusa,,seperti di negara konoha,.
jhon teyeng
manusia memang rumit kalau sdh berhubungan dg uang, dan melupakan sang pencipta.
Assalamualaikum Lady sehat selalu
suti markonah
☕☕☕☕ biar othor tambah semangat💪💪💪
R yuyun Saribanon
otak binatang hanya punya naluri utk membunuh krn lapar, itu hanya binatang2 yg superior, kalau sebaliknya mereka mati kelaparan. jd bukan di ganti dgn otak binatang. manusia jahat, pembunuh dan serakah soal dunia, tp mereka diganti dg otak iblis
Tangsah Jagad
astagfirullah dunia nyata pasti ada kayak gini
Diah Elmawati
Semoga kejahatan pemilik Yayasan dan kepala sekolah dapat terbongkar dan diketahui semua orang sehingga hal ini menjadi teguran yang memalukan bagi mereka sehingga menyebabkan mereka bunuh diri.
Merica Bubuk
Thor, Presiden yg k 6 bukan'y SBY ? 😁😁
Rosdiana Diana: ini mah, presiden dunia halu say... Indonesia abad eke
total 1 replies
Merica Bubuk
😘😘😘
Dewi Anggya
semoga itu anak²pd selamat... semangatt thoor... dtggu up nyaa💪😘😘😘
Russyulfi
lanjut thor
Merica Bubuk
I ❤️ U, Opa 😘😘😘
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
semangat terus
Merica Bubuk
Lagian Rafi jg ga cinta sm anakmu, nyonya...
Dia cm kagum aja sm kecantikan anakmu 😜😜
Merica Bubuk
I ❤️ aa Rafi 😘😘😘
Ira Sulastri
😍😍😍😍🌹🌹🌹🌹
Merica Bubuk
Ehm... ehmm... jatuh cinta apapun suka ❤️❤️❤️
Merica Bubuk
Jiieehhh... suit swiiiiwww 😙😙😙
Tangsah Jagad
keren thor ❤❤❤
Merica Bubuk
😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!