Keluarga Agen Rahasia

Keluarga Agen Rahasia

1. Mencari Target

Sekuel karya Dikira Pembantu Ternyata Istri Mafia

Brakkkk...

Seorang gadis jatuh terjerembab ke lantai dansa karena tidak kuat lagi menari bersama seorang pria tampan yang memaksanya terus berdansa.

Wanita berusia 18 tahun itu baru kali ini menjejaki kakinya di club malam itu dan baru merasakan pahitnya minuman alkohol dan juga harus menghisap rokok. Pakaiannya tidak minim bahan karena ia mengenakan pakaian biasa yaitu kaos lengan pendek dan celana jins ketat.

"Heiii...! siapa menyuruhmu berhenti berdansa...! aku sudah membayarmu mahal. Ayo berdansa denganku..!" paksa seorang pria tampan pada wanitanya yang menggeleng lemah karena sudah mabuk namun pikirannya masih waras untuk menolak ajakan pria yang berani membayarnya mahal itu karena ia seorang gadis perawan.

"Aku tidak bisa lagi berdansa..! kepalaku sangat pusing. Aku mau pulang..!" desisnya lalu berjalan menghindari pria yang telah membayarnya tadi.

Jalannya terlihat oleng karena pandangannya sedikit berputar untuk mencari pintu keluar. Gadis itu menabrak Raffi yang baru masuk ke tempat itu untuk mencari seseorang yang menjadi targetnya.

"Maaf... maafkan aku...! Hoekk... hoekkk!" gadis itu muntah tepat di jaket Raffi karena itu sudah jatuh terkulai lemas dalam pelukannya Raffi yang mencoba menahan bobot tubuhnya.

"Apakah kamu baik-baik saja, nona?" tanya Raffi berusaha menegakkan tubuh gadis itu dengan menahan dua lengannya.

"Lepaskan dia ..! Dia wanitaku," sergah pria tampan itu yang tadi bersama dengan gadis mabuk itu.

Pria itu menarik paksa lengan wanitanya untuk mengikuti langkahnya.

"Tolong aku tuan...!" lirih gadis itu dengan wajahnya masih mengarah pada Raffi yang menatapnya datar sementara tangannya ditarik oleh pria yang telah membayarnya.

Raffi yang sudah biasa menghadapi hal-hal seperti itu dalam dunianya sebagai agen rahasia tidak menanggapi kekacauan yang dibuat oleh gadis pemabuk itu. Ia hanya membuka jaketnya dan melipatnya untuk dibersihkan nanti.

Matanya yang tajam dengan kaca mata hitam yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk membaca biodata setiap orang yang ada di dalam club malam itu.

Merasa tidak menemukan targetnya di dalam sana, Raffi hendak keluar dari tempat itu karena ia bukan seorang peminum yang harus mampir duduk di depan bar tender untuk menikmati minuman beralkohol yang selalu disiapkan di club itu untuk para tamunya.

Saat langkahnya mulai terayun berjalan ke arah parkiran mobil, pekik keras dari gadis yang tadi jatuh didepannya tadi saat dibawa oleh seorang pria yang sudah menggendongnya seperti karung beras.

"Lepaskan aku....! Aku tidak mau ikut denganmu...!" memukul-mukul punggung tegap pria yang membawanya pergi.

"Kau harus melayaniku karena kau sudah aku beli dari ibumu," ucap lelaki itu tanpa menghiraukan permintaan gadis itu.

Raffi yang melihat ketidak berdayaan gadis itu awalnya cuek namun gadis itu seakan berusaha melepaskan diri dari pria itu. Kebetulan mobil pria itu terparkir tidak jauh dari mobilnya Raffi.

"Tolong aku ...! Aku mohon tolong aku....!" pekik gadis itu melolong panjang sebelum pintu mobil itu tertutup.

Raffi masih saja diam dan masuk ke dalam mobilnya dengan santai sambil menyalakan mesin mobilnya siap meninggalkan club' malam itu.

Mobil sang pria yang membawa gadis tadi sudah lebih dulu bergerak menjauh dari area club' malam. Raffi sedang menghubungi seseorang sambil matanya masih memperhatikan mobil yang di depan sana terlihat terguncang seakan ada yang sedang berontak di dalamnya.

"Sepertinya gadis itu sedang dipaksa oleh pria itu. Apakah aku harus menolongnya?" batin Raffi terganggu juga dengan keadaan gadis tadi.

Rupanya di dalam mobil itu, gadis itu berusaha bangkit untuk mencengkram leher sang sopir agar menghentikan mobilnya. Sontak saja mobil itu tidak terkendali hingga jalannya oleng ke sana ke mari.

"Hei....! Apa yang kau lakukan gadis sialan....! Apakah kamu mau kita mati, hah ..?!" menarik lengan gadis itu dengan kasar lalu menampar pipinya dengan keras.

"Augghtt..!" meringis kesakitan sambil mengusap pipinya dan terdapat darah segar mengalir di sudut bibirnya yang pecah.

Mobil kembali berjalan stabil. Gadis itu hanya bisa menangis ketakutan. Naas bagi dirinya kini karena mau saja dibodohi ibu tirinya yang mengatakan ayahnya butuh biaya untuk pengobatan penyakitnya yang saat ini sedang berada di rumah sakit.

Air mata kepasrahan yang mengalir tanpa henti dengan isak tangis yang tertahan karena takut dipukul lagi oleh pria yang ada di sebelahnya.

"Kau harus melayaniku selama tiga hari tiga malam karena uangku sudah masuk ke rekening ibumu," ucap pria itu sambil menyeringai licik.

Mata cantik gadis yang bernama Madeline itu hanya terpejam sambil memohon pertolongan pada Tuhannya walaupun ia sendiri adalah seorang atheis.

Mobil itu masuk ke wilayah yang makin jauh dari perkotaan. Rupanya mobil itu menuju rumah perkebunan milik pria kaya itu. Suasana di sekitarnya terlihat sangat sepi.

Hanya suara binatang malam yang lebih nyaman keluar di malam hari untuk berpesta mencari makanan atau mungkin menikmati waktu mereka dengan kelompok mereka masing-masing.

Brakkkk...dretttttt....

Bunyi deritan aspal dan ban mobil milik pria yang membawa Madeline yang tidak lain adalah putra seorang mafia yang sedang dicari oleh Raffi.

"Sialannn....! Mobil siapa itu...?!" tanya pria yang bernama Hansel itu.

"Tidak tahu bos," ujar sang sopir dengan tetap menatap ke depan untuk melihat siapa gerangan pemilik mobil yang telah menghalangi jalan mereka.

Raffi turun dari mobil itu sambil mengeluarkan pistolnya. Ia menggunakan helm yang bisa mendeteksi segala sesuatu yang berhubungan dengan apa yang dilihatnya.

Baik Hansel maupun Madeline sama-sama melihat ke depan. Hansel tidak gentar sedikitpun bahkan ia menarik sudut bibirnya karena merasa body mobilnya sangat aman karena dilapisi baja anti peluru.

"Tidak usah kuatir dan tabrak saja pria itu dan juga mobilnya...!" titah Hansel pada sang sopir yang menurut saja pada tuannya.

"Oh ... tidak....!" lirih Madeline tidak tega melihat orang yang ingin menolongnya akan ditabrak oleh sopir pribadinya Hansel.

Grung...grung....!" Suara mesin mobil itu menderu-deru siap untuk menabrak Raffi yang tetap berjalan menghampiri mobilnya Hansel.

"Tabrak dia...! Cepattt....!" titah Hansel dikuti sopirnya yang langsung mengangkat kakinya dari rem mobil.

Secepat kilat, Raffi berlari sambil melakukan lompatan salto dengan dua kakinya sudah mendarat di atas atap mobilnya Hansel. Lompatan yang tiba-tiba itu jelas-jelas membuat Hansel dan sang sopir kaget. Namun tidak dengan Madeline yang begitu kagum pada Raffi.

Mobil itu tetap melaju kencang dengan posisi Raffi masih tiarap berpegangan diatas atap. Setelah cukup jauh dari mobilnya Raffi berhenti, Hansel baru memerintahkan sang sopir untuk berhenti.

"Hentikan mobil ini. Dan biarkan ia bertindak sesukanya....!" titah Hazel pada sopir yang langsung menginjak rem mobil secara mendadak hingga Raffi sigap melompat ke belakang dengan posisi berdiri sempurna.

Hazel menengok ke belakang melihat Raffi yang berdiri dengan posisi sempurna sambil mengarahkan pistolnya ke mobil Hazel.

"Tembak lah...! Jika kamu yakin bisa melumpuhkan mobil ini," angkuh Hansel dengan senyum smirk.

Dor...dor...dor...

Tiga peluru milik Raffi tertancap di kedua ban belakang mobilnya Hansel dan satu lagi menimpa kaca mobil itu dengan retakan ringan.

Krekkk...

Hansel terperanjat tidak menyangka kaca mobilnya bisa retak padahal kaca mobil itu sudah didesain anti peluru.

"Yes....!" pekik Madeline membatin sambil tersenyum dalam kegelapan.

"Jalannnn....sialan...!" titah Hansel pada sopirnya yang langsung cabut dari tempat itu dengan dua ban mobil yang mulai kempes sehingga laju mobil itu terasa sangat berat.

"Tuan. Sepertinya ban mobilnya pecah," ucap sang sopir hati-hati.

"Kenapa bisa pecah? Mobil ini sudah teruji kualitasnya karena tidak akan tertembus peluru sekaliber apapun jenis pelurunya," geram pria berusia 25 tahun itu.

"Tapi, mobil ini masih mempan dengan peluru tuan."

"Sialll...! Jalan saja pelan-pelan. Aku akan menelpon yang lain untuk menjemput kita," ucap Hansel seraya mengambil ponselnya dari kantong jaketnya.

Sementara itu Raffi menekan tombol remote mobilnya untuk datang menjemputnya karena mobilnya itu bisa melaju sendiri secara otomatis tanpa sopir. Mobil ciptaan omanya Nabilla yang menjadi hadiah untuknya saat ia resmi diterima di agen rahasia FBI. Sekarang Raffi menetap di negara paman Sam itu untuk menjalankan tugasnya.

Besi baja hitam itu sudah terparkir di samping Raffi yang langsung masuk ke dalam mobilnya untuk menjemput Madeline yang masih berada dalam tawanan Hansel.

Terpopuler

Comments

M.R Zean

M.R Zean

hehe maaf Kaka ahtor aku mau promosi in novel ku berjudul"pengantin kecil tuan Dante"makasih bang baik deh 😘😘

2024-04-27

3

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

ooo kisah ini ada turun menurunnya ya. harus dari awal dong. bagus thor.

2024-04-27

2

Erna

Erna

baru bab pertama,sdh keren bangat,,

2024-04-27

2

lihat semua
Episodes
1 1. Mencari Target
2 2. Perang Dimulai
3 3. Siapa Kamu...?
4 4. Dikerjain
5 5. Rahasia Madeline
6 6. Seorang Princess
7 7. Menyelidiki
8 8. Aksi Ghaida
9 9. Ada Saja Halangan
10 10. Akhirnya Tahu Juga
11 11. Tidak Ingin Berpisah
12 12. Jatuh Cinta Padamu
13 13. Tidak Setuju
14 14. Firasat
15 15. Salah Bicara
16 16. Ulah Ghaida
17 17. Penyambutan
18 18. Tertangkap
19 19. Penobatan Putri Kerajaan
20 20. Perpisahan
21 21. Belum Move On
22 22. Memperkenalkan Diri
23 23. Tidak Mudah
24 24. Ayo Kita Perang...!
25 25. Strategi
26 26. Cermin Ajaib
27 27. Berhasil Kabur
28 28. Salah Tebak
29 29. Pendaratan Darurat
30 30. Menginap
31 31. Hilang
32 32. Gadis Aneh
33 33. Jadi Pikiran
34 34. Beralih Tugas
35 35. Penyamaran
36 36. Menegangkan
37 37. Benih Cinta
38 38. Bimbang
39 39. Diuji
40 40. Kenyataan Begitu
41 41. Pertikaian
42 42. Menyusul
43 43. Hero
44 44. Kau...?!
45 45. Salah Paham
46 46. Malu Sendiri
47 47. Akhirnya Sah
48 48. Ingin Mengaku Tapi Takut
49 49. Permainan Cantik
50 50. Tawaran
51 51. Uji Nyali
52 52. Gugup
53 53. Bukan Saya
54 54. Tidak Tega
55 55. Wanitaku
56 56. Curiga
57 57. Menggetarkan Hati
58 58. Petualangan Seru
59 59. Mengetahui Rahasianya
60 60. Pertempuran Sengit
61 61. Buta
62 62. Bala Bantuan
63 63. Tidak Ingin Bertemu
64 64. Kerinduan
65 65. Kecewa
66 66. Kenyataannya
67 67. Tak Sengaja
68 68. Tamu Terhormat
69 69. Gugup
70 70. Hanya Satu Nama
71 71. Tidak Bisa...!
72 72. Dipercepat Saja...!
73 73. Keluarga Baru
74 74. Tanpa Kendala
75 75. Nasehat Ghaida
76 76. Tak Peduli
77 77. Fantastis
78 78. Keisengan Nabilla
79 79. Hari Pernikahan
80 80. Oh Inikah Rasanya..?
81 81. Kesan Pertama Di rumah Mertua
82 82. Takluk
83 83. Akhirnya Ketahuan
84 84. Terjebak
85 85. Tugas Negara
86 86. Menunggu Disaat Yang Tepat
87 87. Dipermalukan
88 88. Tatapan Penuh Dendam
Episodes

Updated 88 Episodes

1
1. Mencari Target
2
2. Perang Dimulai
3
3. Siapa Kamu...?
4
4. Dikerjain
5
5. Rahasia Madeline
6
6. Seorang Princess
7
7. Menyelidiki
8
8. Aksi Ghaida
9
9. Ada Saja Halangan
10
10. Akhirnya Tahu Juga
11
11. Tidak Ingin Berpisah
12
12. Jatuh Cinta Padamu
13
13. Tidak Setuju
14
14. Firasat
15
15. Salah Bicara
16
16. Ulah Ghaida
17
17. Penyambutan
18
18. Tertangkap
19
19. Penobatan Putri Kerajaan
20
20. Perpisahan
21
21. Belum Move On
22
22. Memperkenalkan Diri
23
23. Tidak Mudah
24
24. Ayo Kita Perang...!
25
25. Strategi
26
26. Cermin Ajaib
27
27. Berhasil Kabur
28
28. Salah Tebak
29
29. Pendaratan Darurat
30
30. Menginap
31
31. Hilang
32
32. Gadis Aneh
33
33. Jadi Pikiran
34
34. Beralih Tugas
35
35. Penyamaran
36
36. Menegangkan
37
37. Benih Cinta
38
38. Bimbang
39
39. Diuji
40
40. Kenyataan Begitu
41
41. Pertikaian
42
42. Menyusul
43
43. Hero
44
44. Kau...?!
45
45. Salah Paham
46
46. Malu Sendiri
47
47. Akhirnya Sah
48
48. Ingin Mengaku Tapi Takut
49
49. Permainan Cantik
50
50. Tawaran
51
51. Uji Nyali
52
52. Gugup
53
53. Bukan Saya
54
54. Tidak Tega
55
55. Wanitaku
56
56. Curiga
57
57. Menggetarkan Hati
58
58. Petualangan Seru
59
59. Mengetahui Rahasianya
60
60. Pertempuran Sengit
61
61. Buta
62
62. Bala Bantuan
63
63. Tidak Ingin Bertemu
64
64. Kerinduan
65
65. Kecewa
66
66. Kenyataannya
67
67. Tak Sengaja
68
68. Tamu Terhormat
69
69. Gugup
70
70. Hanya Satu Nama
71
71. Tidak Bisa...!
72
72. Dipercepat Saja...!
73
73. Keluarga Baru
74
74. Tanpa Kendala
75
75. Nasehat Ghaida
76
76. Tak Peduli
77
77. Fantastis
78
78. Keisengan Nabilla
79
79. Hari Pernikahan
80
80. Oh Inikah Rasanya..?
81
81. Kesan Pertama Di rumah Mertua
82
82. Takluk
83
83. Akhirnya Ketahuan
84
84. Terjebak
85
85. Tugas Negara
86
86. Menunggu Disaat Yang Tepat
87
87. Dipermalukan
88
88. Tatapan Penuh Dendam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!