LITTLE NANNY

"Tuan, saya tidak setuju dengan ide Anda ingin menikahi Titi!" ujar Andre dengan serius.

Nizar yang sedang sibuk dengan laptop nya itu langsung melihat Andre yang sedang berdiri di depannya.

"Saya tidak butuh persetujuan mu!" jawab Nizar dengan santai.

"Tapi saya yang membawa Titi ke mari. Saya yang membawa Titi ke sisi Anda. Jadi, saya merasa bertanggungjawab dengan apa yang terjadi kepada Titi!" jelas Andre dengan tegas.

"Oh, jadi ini tujuanmu buru-buru pulang dari luar kota?" tanya Nizar sambil mengangkat alis kirinya.

Andre memang sedang mendapat tugas mengurus pekerjaan di luar kota. Mendapat kabar jika Nizar ingin melamar Tisha, ia bergegas pulang.

"Untuk apa Anda menikahinya jika Anda tidak mencintainya, Tuan?" tanya Andre.

"Tahu apa kamu tentang ku dan Tisha?" Nizar balik bertanya dengan dingin.

"Kamu terlalu polos, Andre. Dia setiap hari berada di sisiku. Kami menghirup udara dan makan makanan yang sama!" lanjut Nizar.

Andre hanya mematung di tempat.

"Kalau sejak awal kau memang suka kepadanya, seharusnya kamu tidak memasukkan dia ke kandang macan, Ndre!"

"Sekarang dia sudah ku jadikan mangsa. Bahkan kamu pun tidak bisa membawanya keluar dari kandang ini!"

Andre hanya mampu terdiam mendengar perkataan Nizar. Dia menghela napasnya dalam.

"Menikahinya tanpa cinta, apakah itu tidak akan menyakitinya, Tuan?" tanya Andre.

Nizar tersenyum. "Aku tidak tahu. Tapi yang jelas, aku tidak ada niatan untuk menyakitinya!"

"Apa tidak bahaya juga menikahi Titi demi menutup akses tentang perjodohan bisnis Anda, Tuan?" tanya Andre lagi.

Nizar terkekeh. Lelah sekali menghadapi rival bisnis yang selalu menawarkan putrinya sebagai alat perjanjian bisnis.

"Apa kau meremehkan ku tidak bisa menjaganya nanti?" Nizar ganti bertanya balik.

"Saya percaya Anda bisa menjaganya!" jawab Andre.

Nizar menatap Andre sembari tersenyum.

"Lalu, apa lagi yang kau ragukan dariku?" tanya Nizar.

Nizar berdiri dari kursi kerjanya dan melangkah menuju jendela kaca besar yang ada di ruangannya. Dia melihat banyaknya gedung pencakar langit di luar sana.

Andre berjalan mendekat kepada Nizar.

"Baiklah, Tuan. Selagi Anda bahagia, saya rasa tidak ada yang perlu saya ragukan!" jawab Andre

Nizar tersenyum tipis.

"Apa kau sudah menebak alurnya akan begini sejak awal?" tanya Nizar.

Andre mengangguk. "Sekarang saya merasa menjadi orang yang sangat jahat karena telah menjebak gadis kecil yang polos, lugu, dan baik hati itu untuk masuk ke dalam kehidupan Tuan Nizar yang keras!"

"Jangan terlalu memujinya Andre, apa kau ingin aku marah?"

Andre terkekeh, "Tidak cinta, tapi marah ketika ada pria lain yang memujinya." Andre mengejek Nizar secara halus.

Nizar menghela napasnya. "Aku sudah lupa bagaimana wujud cinta itu." Wajahnya berubah sendu sambil menerawang langit yang mendung.

Andre mengangguk. Dia paham betul apa yang telah terjadi dengan Nizar hingga membuatnya seperti ini.

"Ndre, lalu bagiamana perasaanmu kepada Tisha?" tanya Nizar dengan serius.

Andre tersenyum. "Saya akan menjadi orang pertama yang membawa Titi pergi jauh jika Anda sampai menyakitinya, Tuan!" ancam Andre.

Nizar tertawa, lalu menepuk-nepuk pundak kiri Andre. "Akan ku pastikan hal itu tidak pernah terjadi!"

"Saya harap begitu, Tuan!" jawab Andre sembari tersenyum.

"Kau tidak dendam kepadaku, kan?" tanya Nizar.

Andre tertawa kecil. "Saya tidak berani, Tuan!"

"Baguslah kalau begitu. Jika tidak, aku tanpa ragu akan menghancurkan mu. Bahkan, walaupun dendam itu masih berwujud niat sekali pun!" ujar Nizar sembari tertawa.

Nizar juga langsung memeluk Andre dan menepuk pundaknya.

"Terima kasih sudah memberikan ku gadis sebaik dia. Gadis langka yang sulit kutemukan!" lirih Nizar saat memeluk Andre.

"Apapun Tuan. Apapun itu demi kebahagiaan Anda. Bahkan nyawa saya sekalipun, saya tidak pernah ragu!" jawab Andre.

*****

"Wah, manis sekali buahnya!" seru Cean saat makan strawberry oleh-oleh dari Andre.

Andre mengambil satu strawberry lalu melahapnya. Bibirnya tersenyum karena merasakan strawbery yang manis di mulutnya.

"Anda harus mencobanya Nyonya Muda!" ucap Andre kepada Tisha.

Tisha sejak tadi merasa risih dipanggil Nyonya Muda oleh Andre. Alasannya karena sebentar lagi Tisha akan menikah dengan Nizar.

"Padahal juga belum tentu diterima," gerutu Tisha dengan pelan, lalu mengambil satu strawberry dan melahapnya.

Strawberry ini berasal dari kebun milik Nizar yang ada di luar kota. Andre mendapat tugas ke luar kota kemarin adalah untuk mengurus kebun strawberry ini yang juga dijadikan tempat wisata petik strawberry.

Sepulang dari kantor, Andre meminta izin kepada Nizar untuk ke apartemen dengan tujuan memberikan strawberry ini secara langsung kepada Cean. Walaupun tujuan aslinya adalah bertemu Tisha.

"Cean, coba tanya ke maminya Cean, enak nggak strawberry nya?" perintah Andre kepada Cean.

Sontak Tisha langsung melotot. Tisha belum mengizinkan siapapun untuk memberi tahu Cean jika Tisha akan menikah dengan papinya.

Lagi pula juga belum tentu Tisha menerima lamarannya.

"Mami?" tanya Cean dengan bingung. Siapa yang dimaksud Andre dengan maminya Cean.

Andre berusaha menahan tawa. "Kak Titi!"

"Ada apa dengan Kak Titi?" tanya Cean dengan bingung.

"Sebentar lagi Kak Titi akan menjadi maminya Cean!" jawab Andre tanpa ragu.

Cean terkejut. Dia langsung menatap Tisha dengan tatapan penuh tanya.

"Pak Andre!" pekik Tisha dengan kesal kepada Andre.

"Beneran ya Kak Titi mau jadi maminya Cean?" tanya Cean dengan antusias.

Titi menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia bingung harus menjawab apa. Tisha juga bingung mau menerima Nizar atau tidak.

Ibunya di rumah sih sudah mengizinkan, walaupun awalnya terkejut. Bagaimana tidak terkejut jika anaknya akan menikah dengan bosnya.

Bahkan awalnya ibunya juga menuduh Tisha sudah melakukan hubungan suami istri dengan Nizar, makanya Nizar akan menikahi Tisha.

Penuh usaha yang keras untuk meyakinkan ibunya jika Tisha tidak pernah melakukan hubungan badan dengan Nizar. Bahkan, Tisha berbohong jika Nizar ingin menikahinya karena Nizar sangat mencintai dan tergila-gila kepada Tisha. Cean juga sangat dekat dan nyaman dengannya.

Syukurlah ibunya percaya dengan kebohongan yang Tisha buat. Tidak mungkin juga Tisha mengatakan alasan yang sesungguhnya. Sedangkan Tisha sendiri tidak tahu alasan sesungguhnya Nizar mengajaknya menikah.

Tisha tersenyum manis kepada Cean yang sedang menunggu jawabannya.

"Nanti Cean tanya aja sama Papi, ya!" jawab Tisha karena bingung ingin menjawab apa. Tisha sendiri belum mengatakan 'yes' kepada Nizar.

Andre tertawa melihat Tisha yang sedang bingung.

'Anda harus memberi saya bonus karena saya telah berhasil membuat Tisha semakin kecil kemungkinannya untuk menolak Anda, Pak!' batin Andre.

Cean memiliki peran penting dalam hal ini. Pasti Tisha sulit menolak jika sudah berhadapan dengan Cean.

"Nyonya Muda jangan ragu untuk berkata kepada saya jika ada kesulitan!" ucap Andre kepada Tisha.

Tisha hanya memandang Andre dengan kesal. Muak sekali mendengar Andre memanggilnya Nyonya Muda.

"Kenapa tidak berkata kepadaku saja? Aku kan yang menjadi suaminya!" sahut Nizar yang datang dari belakang.

Tisha semakin muak lagi melihat Nizar. Ajakan nikah macam apa ini. Semuanya serba memaksa.