NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Di dalam apartemen Irul sudah misuh misuh menunggu kedatangan sahabatnya. Ingin sekali ia memukul kepala Khalil. Jelas calon istrinya cantik, tapi tidak ada yang boleh memuji Dian cantik.

"kita sudah sampai tuan". Ucap Raka setelah mereka sampai di unit apartemen Irul.

Khalil memencet bel apartemen Irul. Tanpa menunggu waktu lama Irul membukakan pintu apartemennya, dia sudah tau bahwa yang datang adalah para sahabatnya.

Irul yang mendapati Khalil berdiri di depan pintu tak menyia nyiakan kesempatan, ia langsung menjitak kepala sang sahabat.

"sakit woy, tega banget sih bro, masih dendam aja". Ucap Khalil mengusap kepalanya yang terasa panas.

"sekali lagi lu muji Dian, gue tambahin lebih". Ucap Irul.

"dasar posesif, muji cantik aja ngga boleh". Gumam Khalil.

"lu ngomong apa". Tanya Irul.

"udah udah, lu ngga nyuruh kita masuk Rul". Ucap Farel.

"eh iya, maaf Rel, ayo masuk semua". Ucap Irul.

Semuanya pun masuk ke dalam apartemen Irul dan duduk di sofa.

"kamu juga istirahat saja dulu Ka, nanti malam kamu bisa pulang". Ucap Irul.

"saya langsung pulang saja pak". Ucap Raka sungkan.

Raka merasa tidak enak jika harus tinggal untuk istirahat, dia tau pasti banyak yang ingin di obrolkan oleh bosnya bersama para sahabatnya.

"kalo begitu hati hati Ka, terimakasih sudah menjemput sahabat sahabat saya". Ucap Irul sambil memukul pelan bahu Raka.

"sama sama pak, sudah tugas saya menjalankan perintah". Ucap Raka.

Sebagai asisten pribadi Irul, Raka harus siap di perintahkan apa pun meski itu di luar kantor.

Irul mengantar Raka sampai di depan pintu, setelah Raka masuk ke dalam lift, Irul pun menutup pintu apartemennya.

"gimana Rel perjalanannya". Tanya Irul.

"ngga terlalu melelahkan, aman kok semua, ini juga kan bukan pertama kalinya gue ke kota B, sebelumnya gue udah pernah beberapa kali ke kota ini buat gantiin bokap ketemu klien". jawab Farel.

"lu sendiri gimana bro persiapan lo jadi manten". Tanya Khalil.

"gue lebih sibuk di perusahaan, soalnya gue pengen abis nikah langsung ajak Dian bulan madu". Jawab Irul.

"widih mau langsung gas aja lu". Ucap Khalil tertawa.

Irul melempar Khalil dengan bantal sofa hingga mengenai wajah Khalil. Khalil yang tadinya tertawa pun menghentikan tawanya.

"bukannya apa apa, soalnya kalo udah masuk kerja pasti susah lagi buat gue libur, ini aja masih banyak banget berkas yang perlu gue tanda tangani, belum lagi pertemuan sama klien, gue takut nanti malah susah bawa Dian buat liburan". Ucap Irul lalu menghela napas pelan.

Farel menganggung mendengar curhatan Irul, dia dapat mengerti, dia saja yang hanya memegang bisnis restoran keluarganya kadang terlalu sibuk hingga jarang untuk mengajak Aini jalan. Apa lagi Irul yang memegang perusahaan besar.

"kan ada bang Rifky yang bisa bantu lu". Ucap Umar.

"gue ngga enak kalo terus ninggalin perusahaan, bang Rifky udah cukup banyak ngebantu gue megang perusahaan saat gue tinggal jadi Lurah, dan itu membuat bang Rifky kurang waktunya buat keluarganya". Ucap Irul.

"sorry, yang kalian ceritain ini siapa". Tanya Farel.

"bang Rifky itu kakak sepupu saya bang, dia adalah direktur di perusahaan saya". Jawab Irul.

Farel hanya mengagguk, dia memang belum mengenal semua anggota keluarga Irul, tentang Irul yang memiliki perusahaan kertas saja dia baru tau saat Irul memilih berhenti dari pekerjaannya sebagai Lurah.

"kalian ngga mau istirahat dulu". Tanya Irul kepada para sahabatnya.

"saya boleh masuk ke kamar kamu, bukan untuk istirahat sih, tapi mau mantau keadaan restoran". Ucap Farel.

"boleh dong Rel, maaf ya di apartemen gue cuman ada dua kamar, jadi kita tidurnya berdua satu kamar, lu sama gue di kamar itu Rel, itu kamar pribadi gue". Ucap Irul sambil menunjuk kamar pribadinya.

"oke, sorry gue tinggal kalian dulu". Ucap Farel.

Farel langsung masuk ke kamar pribadi Irul sambil membawa kopernya, kamar yang begitu luas dan membuat nyaman. Yah, Farel sepertinya nyaman tidur di kamar ini.

Sedangkan di ruang tamu, Irul dan kedua sahabatnya melanjutkan obrolan mereka.

"kapan lu akan ngelamar Risa Mar". Tanya Irul kepada Umar.

Khalil melirik ke arah Umar, dia juga menantikan jawaban sahabatnya.

"setelah pernikahan bang Farel gue baru akan ngelamar Risa, 2 bulan setelah pernikahan lu kan pernikahan bang Farel, 2 minggu setelah pernikahan bang Farel gue berencana buat ngelamar Risa secara resmi, gue juga udah omongin ini sama bang Farel dan Papanya Risa, mereka juga setuju, dan gue harap lu, Dian dan juga ibu bisa dampingin gue, kalo bisa Ayah sama Bunda juga Lil". Jawab Umar.

"pasti Mar, gue akan dampingin lu ngelamar Risa, ibu pasti juga seneng anak keduanya akan melamar gadisnya". Ucap Irul.

"ayah sama bunda juga pasti bersedia dampingin lu, lu ngga usah khawatir, kita ini kan saudara bro". Ucap Irul sambil merangkul Umar yang berada di sampingnya.

"thanks ya bro, kalian emang saudara gue". Ucap Umar terharu.

"lu sendiri gimana Lil, kapan lu rencana lamar Lisa". Tanya Irul kepada Khalil.

Khalil yang mendapat giliran pertanyaan menghela napas berat sebelum ia menjawab.

"lisa belum mau nikah dalam waktu dekat ini, dia mau nyelesein kuliahnya dulu, padahal gue udah bilang kalo dia bisa tetep kuliah meski kita udah nikah, dan dia bisa lebih fokus lagi kuliahnya karna ngga perlu kerja lagi, tapi dia tetep ngga mau, katanya ngga mau ngerepotin gue buat bayarin kuliah dia, gila kan". Ucap Khalil sedikit kesal.

Khalil terkadang tidak habis pikir dengan jalan pikiran kekasihnya, apa segitu tidak percayanya Lisa terhadap dirinya, apa Lisa pikir dia tidak akan mampu membiayai kuliah Lisa. Mengingat semua itu membuat Khalil pusing.

"lu harus sabar bro, Lisa adalah anak yang melewati kehidupan yang keras di kota M seorang diri, jadi wajar kalo dia bersikap keras, keadaannya yang memaksa dia hidup mandiri, jadi ngga akan mudah buat dia limpahin semua bebannya ke orang lain, beda cerita kalo kalian memang udah resmi jadi suami istri, gue rasa Lisa akan berubah jadi wanita yang manja ketika sama lu". Ucap Irul.

"Irul bener bro, lu jangan terlalu maksa dia buat ikutin kemauan lu, lagian Lisa kan masih bocah, salah lu sendiri suka sama bocah". Ucap Umar sambil tertawa.

Irul ikut menertawakan nasib sahabatnya.

"sialan emang kalian, bukannya prihatin sama sahabat malah kalian ketawain". Ucap Khalil kesal.

Irul dan Umar semakin kencang tertawa membuat Farel yang baru saja keluar dari kamar menatap heran dengan keduanya.

"ada apa nih". Tanya Farel.

"kita lagi ngetawain orang tua yang pengen nikahin bocah bang". Jawab Umar masih tertawa.

Irul yang tadinya sudah menghentikan tawanya malah kembali tertawa mendengar jawaban Umar.

Khalil menggeplak kepala belakang Umar karna semakin jengkel dengan jawaban sahabatnya.

Farel dapat membaca situsi, dia mengerti sekarang bahwa yang Umar bicarakan adalah Khalil dan Lisa.

"besok Aini pengen jalan, lu ada mobil lain ngga Rul". tanya Farel.

"Aini suruh minta anter kesini aja bang sama pak Asep, soalnya mobil gue cuman ada satu buat ke kantor besok, motor juga di rumah semua, gue cuman pake satu mobil kesininya". Jawab Irul.

"kalo gitu ntar gue hubungin Aini lagi". Ucap Farel.

"yah bang Farel ngambil start duluan bro, kita berdua gimana ini". Ucap Khalil.

"lu berdua bantuin gue di kantor supaya kerjaan gue cepet kelar". Ucap Irul ketus.

Irul tidak akan membiarkan Umar dan Khalil enak enakan bersama kekasih mereka, dia kan meminta mereka datang lebih awal untuk menemaninya di apartemen.

"ya elah Rul, lu ngga pengen banget kita seneng, gue kan juga pengen ngajak Lisa jalan, ngajak Lisa ketemu Ayah sama Bunda". Ucap Khalil lesu.

Irul hanya tersenyum mendengar keluhan sahabatnya, sedangkan Umar sudah pasrah.

"gue boleh nyusul ke kantor lu ngga entar, pak Asep tau kan kantor lu dimana". Tanya Farel.

"kalo gitu ntar lu pulangnya langsung ke rumah aja Rel, ntar Raka jemput lu di rumah, gue soalnya pengen minta di masakin sama Dian, gue minta tolong sekalian lu bawain boleh ngga". Jawab Irul.

"ok siap". Ucap Farel.

Mereka berempat terus mengobrol hingga tak terasa sudah masuk waktu maghrib. Irul sudah memesan makanan untuk makan malam mereka.

Setelah sholat maghrib mereka pun makan malam sembari mengobrol, terkadang membicarakan soal bisnis, kadang membicarakan hal konyol yang membuat mereka tertawa.

***

Pagi ini Irul dan kedua sahabatnya sudah bersiap akan ke kantor, sedangkan Farel sendiri belum mandi karna dia akan keluar agak siangan.

"kita berangkat dulu ya Rel, kalo ada sesuatu lu bisa hubungin gue atau Umar". Ucap Irul.

"pamit ya bang". Ucap Umar kepada sang calon kakak Ipar.

Sesampainya di kantor, ketiga pria itu menjadi pusat perhatian karyawan perusahaan.

Irul berjalan dengan wajah dingin dan pandangan lurus ke depan, dia tak membalas sapaan dari karyawan wanitanya, tapi dia menganggukkan sedikit kepala jika yang menyapanya adalah karyawan pria.

Berbeda dengan Umar dan Khalil, mereka berdua yang sudah di kenal oleh karyawan yang lama juga banyak yang menyapa, mereka bedua tersenyum tipis sebagai jawaban.

***

Farel dan Aini sedang berada di mall yang pernah Aini datangi bersama kedua sahabatnya, dia mengajak Farel untuk sekedar jalan dan makan di salah satu restoran yang ada di dalam mall.

"sayang, abang berencana nyusulin Irul dan yang lain ke perusahaannya Irul". Ucap Farel.

"widih pada main kesana yah, aku juga penasaran pengen main ke perusahaannya bang Irul deh, aku boleh ikut ngga bang". Tanya Aini.

"lain kali aja ya sayang bareng Dian sama Risa, soalnya kan ngga enak masa kamu sendirian yang gabung, entar yang ada si adek malah ngambek lagi, kalo Dian sih mungkin ngga masalah". Jawab Farel.

"iya juga sih bang". Ucap Aini nyengir.

Farel mengacak rambut sang kekasih gemas.

Setelah puas berada di mall dan membeli beberpa pakaian, Aini pun mengajak Farel pulang karna waktu juga sudah sore.

Sesampainya di rumah, Farel ikut masuk ke dalam rumah untuk mengambil pesanan Irul.

"assalamu'alaikum, ibu sehat bu". Sapa Farel kepada bu Ida yang sedang duduk di ruang keluarga.

"wa'alaikumussalam, sudah lama nak". Tanya bu Ida lembut.

"baru kok bu, baru aja datang". Jawab Farel sopan.

"kamu makan malam disini saja ya nak, abis makan baru balik ke apartemen". Ucap bu Ida.

"maaf bu, Farel mau nyusul Irul dan yang lain ke perusahaan, Farel cuman mampir buat ngambil pesanan Irul, dia minta di bawakan masakannya Dian bu". Ucap Farel sedikit tidak enak.

"anak itu benar benar manja sama Dian". Gumam bu Ida yang masih dapat di dengar oleh Farel.

Farel hanya tersenyum.

Tak lama Dian pun keluar dari dapur dengan membawa paperbag yang lumayan besar.

"nih bang, Dian nyiapin banyak buat makan malam kalian berempat". Ucap Dian sambil menyerahkan paperbag yang dia pegang.

"hari hati ya nak, maaf kalo Irul merepotkan kamu". Ucap bu Ida.

"ngga repot kok bu, kalo begitu Farel langsung berangkat ya bu, Raka katanya sudah ada di depan". Pamit Farel.

***

Farel, Irul dan kedua sahabatnya sudah melaksanakan sholat maghrib, mereka sholat di dalam ruangan Irul.

"enak banget kayaknya, jadi makin laper nih". Ucap Khalil melihat makanan yang di bawa oleh Farel tadi.

"ya udah yuk kita langsung makan aja". Ucap Irul.

Irul dan yang lain begitu menikmati masakan Dian, mereka sampai menghabiskan masakan Dian tanpa sisa sedikitpun.

"alhamdulillah, gila enak banget masakan Dian". Ucap Khalil.

"jelas dong, calon istri gue tuh". Ucap Irul.

Khalil membolakan matanya, benar benar Khalil di buat heran dengan tingkah sahabat dinginnya ini.

"oia kalian ngga papa pulang bareng gue, soalnya gue bakalan pulang agak malem lagi". Tanya Irul kepada para sahabatnya.

"ngga papa Rul, kita bareng aja pulangnya". Ucap Farel.

Umar dan Khalil pun mengangguk setuju.

Umar terlihat serius mengerjakan pekerjaannya, sedangkan di sofa, ketiga sahabatnya sibuk dengan ponsel masing masing.

Mereka menunggu Irul menyelesaikan pekerjaannya hingga pukul 23.42 malam barulah mereka pulang ke apartemen.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!