suatu malam di sebuah acara keluarga "tuan muda anda telah kembali" seketika keadaan menjadi hening sebagian ada yang berlutut sebagai lagi menjadi ketakutan.
seorang tuan muda yang harus mengembara bertahun tahun akibat pertikaian di dalam keluarga besarnya. tuan muda yang seorang petarung juga memiliki wajah yang tampan banyak menyelamatkan wanita cantik sehingga dia selalu di kelilingi gadis gadis cantik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 35 DUEL MELAWAN PETARUNG
Steven mulai berjalan mendekati ke arah Dedi Toni dan Anton. Steven berniat untuk menghabisi mereka agar kelak tidak akan ada lagi orang yang mencari masalah dengannya.
Akan tetapi pengawal Anton yang seorang lelaki tua langsung bergerak dan kemudian mulai menghadang Steven.
"aku tidak akan membiarkanmu untuk membunuh mereka" lelaki tua berkata sambil bersiap dengan posisi siap untuk menyerang.
"cepat habisi dia" teriak Anton memerintahkan pengawalnya yang seorang lelaki tua untuk menyerang Steven.
"dik apa kah lelaki tua itu bisa mengalahkan Steven" tanya Dedi yang khawatir melihat kemampuan Steven yang mampu mengalahkan anak buahnya dengan sangat mudah.
"tentu saja itu sangat mudah baginya karna dia adalah seorang petarung" jawab Anton dengan yakin.
"aku tidak mengerti apa itu seorang petarung" ujar Dedi.
Kemudian Anton mulai menjelaskan bahwa Petarung adalah merupakan sosok yang sangat hebat. Tidak semua orang bisa menjadi seorang petarung. selain melalui latihan yang gila dan begitu keras juga harus memiliki fisik yang kuat.
mereka para petarung sangat di takuti dan dapat membunuh puluhan orang biasa dengan sangat mudah.
Mendengar penjelasan dari Anton Dedi mulai mengerti bahwa orang yg di bawanya pastilah sangat kuat sehingga membuat senyum di wajah Dedi kembali muncul.
Kembali lagi ke Steven yang berjalan menuju ke arah mereka tiba-tiba berhenti stelah di hadang oleh lelaki tua itu.
"anak muda kamu lumayan hebat tapi kamu masih terlalu lemah bagiku" ujar lelaki tua itu.
"lebih baik kamu segera menyingkir atau aku akan membunuhmu" jawab Steven.
mendengar ucapan Steven membuat lelaki itu sangat marah ini pertama kalinya ada yang berbicara seperti itu kepadanya. lelaki tua itu belum menyadari seberapa kuat Steven.
Lelaki itu segera mengeluarkan aura Petarungnya dan mulai menunjukkan niat membunuhnya.
Sementara Steven masih tetap santai seolah olah tidak terpengaruh oleh kehadiran lelaki tua tersebut.
"aku tahu kau juga seorang petarung segara keluarkan kekuatan mu" ucap lelaki itu dengan kondisi siap menyerang.
Lelaki tua itu menyadari Steven seorang petarung dari gerakan dan cara Steven menghabisi puluhan pengawal tadi.
"bersiaplah rasakan ini" lelaki tua itu bergerak dengan cepat sehingga menimbulkan gelombang angin dan juga serpihan debu.
Sebuah terjangan dengan kaki kanan mengarah ke Steven dengan cepat. Terjangan itu sangat tajam dan kokoh.
"pak" terjangan itu sangat keras akan tetapi dengan mudah di tangkis oleh Steven dengan menggunakan satu tangan. gelombang angin berputar kuat diantara mereka berdua.
terjangan yang begitu kuat di tahan dengan sangat mudah oleh Steven. Menyadari serangannya berhasil di tahan lelaki tua itu segera melompat mundur. Terlihat kaki kanannya mulai bergetar setelah melakukan terjangan itu.
"sialan aku tidak menyangka dia mampu menahan serangan ku dan juga dia kuat sekali bahkan kakiku langsung bergetar setelah menyerangnya" ucap lelaki tua itu dalam hati.
"Anton serangan itu kuat sekali bahkan anginnya begitu kencang" ucap Dedi melihat kejadian barusan yang tidak menyadari bahwa Steven jauh lebih unggul dari lelaki tua itu.
"itu belum seberapa sebentar lagi pasti Steven akan terbunuh" jawab Anton dia yakin bahwa lelaki tua itu mampu membunuhnya. Tapi Anton hanya mengetahui bahwa Steven hanyalah orang biasa dia juga tidak menyadari bahwa Steven juga adalah seorang petarung yang kekuatan sangat luar biasa
"tapi paman Anton barusan Steven mampu menangkis serangan yang begitu kuat itu" ujar Toni.
"kamu tenang saja itu baru permulaan" Anton berkata sambil menyilangkan kedua tangannya.
"anak muda aku tidak bisa Merasakan aura petarung mu tapi aku yakin kamu juga adalah seorang petarung makan tunjukanlah kemampuanmu" lelaki tua itu kembali bergerak untuk melakukan serangan berikutnya.
seluruh kekuatan di pusatkan di tangannya kali ini lelaki tua itu hendak meninju Steven dengan kekuatan penuh yaitu kekuatan dari seorang petarung tengah tingkat awal.
"sekarang coba kau tahan ini" teriak lelaki tua itu yang yakin pasti kali ini serangannya akan langsung menghabisi Steven atau paling tidak akan membuatnya terbaring dengan luka yang parah.
Serangan tinju itu jauh lebih kuat dari serangan sebelumnya gelombang angin yang di hasilkan jauh lebih kuat. Tinju itu menggunakan seluruh kekuatan yang di punyai oleh lelaki tua itu.
"kali ini dia pasti mati" ucap Anton melihat serangan itu begitu sangat kuat.
"hahaha" Toni tertawa kali ini Steven akan tewas dan dendamnya akan segera terbalaskan.
"memang sangat menakutkan kekuatan dari seorang petarung" ucap Dedi yang merasakan gelombang angin dari serangannya itu membuat tubuhnya rasa rasa akan terbang.
Tinju yang melesat dengan kekuatan penuh itu segera akan menghantam Steven. Steven terlihat sangat santai dan mulai mengangkat tangannya untuk menyerang.
Steven juga mulai melayangkan tinjunya sehingga kedua tinju itu langsung beradu. tinju yang beradu itu mengakibatkan debu berterbangan menyelimuti mereka sehingga tidak terlihat apapun di ruangan itu.
Toni Anton dan juga Dedi tidak bisa melihat ke arah Steven dan lelaki tua itu yang mengakibatkan mereka tidak bisa mengetahui mana yang lebih unggul.
tinju lelaki tua itu sangat keras dan kuat akan tetapi tinju dari Steven sangat jauh lebih kuat darinya. Lelaki tua itu langsung terpental beberapa meter sementara Steven sama sekali tidak beranjak dari tempatnya.
"ini mustahil" lelaki tua itu merasakan kekuatan tinju dari Steven yang belum pernah di lihatnya. Jelas di usianya yang masih begitu muda level Petarungnya jauh di atas nya pikirnya. Lelaki tua itu merasakan tangan yang telah beradu tinju itu mati rasa.
barulah beberapa detik kemudian dia menyadari bahwa tulang tangannya patah hampir hancur dan juga banyak goresan di tangannya. darah mulai mengalir dan menetes dari tangan tersebut.
beberapa saat kemudian baru debu itu mulai menghilang perlahan sehingga Anton Dedi dan Toni bisa melihat pertempuran itu dengan jelas lagi.
Mereka melihat samar-samar Steven masih berdiri di tempat yang sama sedangkan lelaki tua itu tampak telah mundur beberapa meter.
mereka juga melihat tangan lelaki tua itu tergantung lemas dan mengeluarkan banyak darah segar yang mengalir. Seolah tangannya itu seperti sudah tidak berguna.
Melihat hasil dari serangan tinju itu mereka mulai menyadari bahwa lelaki tua itu sepertinya sedang terluka dan Steven terlihat sangat santai.
Mereka bertiga mulai gelisah bagaimana mungkin Steven bisa lebih unggul dari seorang petarung dan bahkan dapat di lihat bahwa Steven juga akan memenangkan pertarungan tersebut. Mereka juga tidak mengetahui bahwa sebenarnya Steven adalah seorang petarung.
"aku tidak menyangka di usiamu yang begitu muda kekuatan mu sungguh luar biasa" ucap lelaki tua itu sambil memegangi tangannya yang patah.