Hana gadis tolaki berparas cantik yg menjadi incaran para pemuda,namun budaya nya yg yg masih sangat kental dengan mistis membuat para lelaki itu menjadi ciut,tapi tidak dengan danu yg mengejar cintanya hingga titik darah penghabisan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Try yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saat ku marah
Hana pindah ke kabupaten baru,hasil dari pemekaran salah satu kabupaten yg memiliki banyak tambang nekel,hingga membuat kabupaten itu berkembang pesat.
Hana sendiri bekerja di sebuah perkantoran dinas pertambangan,ia mendapat kedudukan yg cukup tinggi.
Tinggal di daerah ini membuatku sedikit merasa tenang,semoga saja aura negatif ku tidak datang mengusik hidupku lagi.
Sebulan,dua bulan,belum terasa terjadi keanehan apa apa pada diriku,hingga membuatku mulai bernapas lega.
"Pegawai baru ya disini", lamunanku terusik oleh sebuah tangan kekar yg menyalamiku dan bertanya.
"Hm iya pak,kenalkan namaku hana", aku mencoba bersikap ramah pada lelaki di depanku ini.
Ia mengambil kursi dan duduk didepanku,kuperhatikan sosok atletis didepanku ini,dengan sorot matanya yg tajam,makin kupandang makin nyata wajahnya yg sangat tampan.
"Kenapa memandangku seperti itu?", pertanyaan itu membuatku tersentak,rupanya ia melihatku sedang memperhatikannya.
ia tersenyum yg makin membuatku blingsatan.
"Gila,pria ini betul betul terasa menyihir hatiku", aku mencoba menguasai pikiranku yg sedang dimabuk rasa kagum.
"Jangan lama lama melihatku Hana,takutnya kamu jatuh cinta", pria itu sekali lagi membuatku salah tingkah.
"Kenalkan saya Nawir,saya juga pegawai disini", ucapnya sambil menggenggam erat tanganku.
Sejak perkenalan itu,Nawir kian dekat denganku,ia sering mengunjungiku dirumah dinas yg kutempati.sekedar berbincang seadanya,hingga kemudian bicara tentang kehidupan masing masing.
"Saya disini sendiri Hana,saya bukan penduduk asli tapi dari kabupaten lain", ucapnya,matanya tak berhenti menatapku,sesekali ia terlihat menelan air liurnya.
Dari pertemuan ke pertemuan berikutnya,mulai tercipta hubungan yg sangat akrab.
Hari ini kami semua libur,berhubung ada demo besar besaran,hingga membuatku takut keluar,apalagi gerimis yg mulai pagi tidak reda reda juga,Munawir tiba tiba datang membawa gorengan yg cukup banyak,kamipun segera memakannya,sementara anak anakku,tertidur pulas,mungkin pengaruh cuaca dingin.
"Cocok juga ya makan gorengan yg panas panas di cuaca dingin begini", ucap Nawir sambil terus makan gorengan.
"Cuma sambelnya pedes sekali", ucapku dengan mendesis desis kepedasan.
Nawir memperhatikanku sambil tersenyum,entah kenapa,tiba tiba bunyi petir terasa membelah bumi,aku terkejut tiba tiba memeluk Nawir,iapun membalas pelukanku dan saling berciuman,hingga berlanjut ke pergumulan yg berakhir dengan lenguhan.
"Maafkan aku Hana", ucap Nawir,saat menyadari kami telah berbuat mesum.
Aku hanya mengangguk kecil,rupanya kejadian itu membuatku malah ketagihan berbuat zina dengan Nawir,yg belum ada ikatan apapun,bahkan mengutarakan rasa cinta pun tak pernah.
"Nawir,sepertinya aku hamil", ucapku terus terang pada Nawir,karena merasakan gejala gejala mual pada diriku,dan keinginanku makan yg asem asem
"Haa,jangan becanda Hana", Nawir terkejut mendengarnya,raut mukanya kelihatan ketakutan.
"Aku serius wir,karena aku pernah merasakan sebelumnya,jadi aku tau bagaimana rasanya saat hamil", ucapku terus terang.
Nawir terdiam mendengar penuturanku,hingga perutku mulai membuncit,Nawir tak kunjung mau tanggung jawab.
"Hana,gugurkan saja kandunganmu,aku takut ketahuan isteriku,bisa berakibat fatal buatmu nanti", ucapan Nawir barusan membuatku merasa seketika lemas sekujur tubuhku.
"Kok baru sekarang ngaku udah punya isteri,tega kamu wir", aku memukul dada Nawir dengan emosi yg membuncah.
Nawir malah lebih emosi dariku,ia menangkap tanganku dan berusaha mendorongku,membuatku makin marah.seketika sisi gelapku kembali muncul,mataku menyala nyala seperti kobaran api,lidahku terjulur keluar dan merobek robek dada Nawir,dan mencabik cabik isi perutnya.
Rupanya sisi gelapku muncul saat sedang dalam keadaan emosi,Nawir seketika menjadi mayat tak berguna,wajah yg kukagumi telah pergi untuk selama lamanya.
"Maafkan aku Nawir,bukan maksudku untuk membunuhmu,tapi kamulah yg membangkitkan sisi gelapku,dengan menolak janin hasil dari perbuatanmu juga", ucapku.
Kutinggalkan mayat Nawir,takut ada yg melihatku,sudah pasti ku jadi tersangka utamanya.