Dicerai saat jahitan bekas operasi sesar belum kering, Yunda juga mendapat penolakan dari keluarganya karena malu memiliki anak seorang janda.
Yunda pun pergi dari kotanya dan pindah ke kota besar. Berbekal ijasah S1, Yunda pun mencari pekerjaan di kota besar. Yunda pun bertemu dengan Gandhi, pria beristri yang ternyata adalah bos-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSDKDSO BAB 35
Mau di kembalikan sebagian juga tidak mungkin, semua yang Gandhi pilih untuk Amreesha, Gandhi suka. Jadi biarlah begitu, urusan Yunda mengomel urusan belakangan.
"Oh iya Mbak, kalau stroller ada? Sama car seat baby ada?" tanya Gandhi.
"Ada Pak. Mari ikut saya." jawab SPG itu lalu berjalan menuju tempat perlengkapan perjalanan bayi.
Gandhi pun membeli satu stroller dan satu car seat untuk dia pasang di mobilnya. Tidak habis pikir kenapa Gandhi sampai harus membeli car seat baby untuk di mobilnya. Apa Gandhi berencana sering-sering mengajak Yunda dan bayinya jalan-jalan makanya Gandhi sampai menyiapkan itu semua?
Setelah Gandhi selesai belanja barang-barang untuk Reesha, Gandhi pun pergi ke kasir untuk membayar.
Sedangkan di tempat lain, Yunda juga sudah selesai mencoba semua baju yang Gandhi pilihkan.
Begitu keluar dari ruang ganti, Yunda tidak menemukan Gandhi bersama anaknya. Panik? Jelas!
Yunda pun mencari kesana kemari, SPG yang membantu Yunda tadi juga ikut membantu mencari Gandhi. Sampai akhirnya mereka menemukan Gandhi di kasir B. Melihat Gandhi ada di kasir, Yunda bernafas lega.
Yunda terkekeh kecil. Ia sempat berpikiran konyol kalau Gandhi akan membawa anaknya pergi.
Bodoh! Kenapa juga aku punya pikiran seperti itu! Untuk apa juga Mas Gandhi membawa anak ku pergi! gumam Yunda dalam hati.
Yunda pun berjalan mendekati Gandhi di kasir.
"Mas..." panggil Yunda sesampainya dia di kasir.
Yunda masih belum menyadari kalau Gandhi di kasir untuk membayar barang belanjaan untuk anaknya.
Melihat kedatangan Yunda, cepat-cepat Gandhi memberi kode pada kasir, untuk menyembunyikan barang-barang itu.
"Udah selesai?" tanya Gandhi.
Yunda menganggukkan kepalanya.
"Kalau gitu sekarang kamu pergi cari sepatu kerja." ucap Gandhi.
Yunda menggelengkan kepalanya.
"Gak usah Mas. Pakaian yang Mas pilih tadi aja kalau aku hitung-hitung udah lima jutaan, udah cukup lah itu Mas." jawab Yunda.
"Yang nyuruh kamu ngitung siapa? Kamu tadi aku suruh cobain pakaian yang aku pilih bukan ngitung harga pakaian yang aku pilih. Kan udah aku bilang uang aku banyak, uang segitu aku bisa mendapatkannya hanya dengan sekali aku buang nafas, tau kamu!" kesal Gandhi karena Yunda menghitung harga pakaian yang tadi Gandhi pilih. Sebagai laki-laki Gandhi merasa harga dirinya terinjak-injak kalau ada perempuan yang menghitung harga barang pemberiannya.
"Udah sana cari sepatu, tas, make up!" paksa Gandhi.
"Tapi Mas-"
"Gak ada tapi-tapian, jadi sekretaris aku selain harus bisa sat set sat set, kamu juga harus bisa punya penampilan yang menarik." potong Gandhi.
"Mbak, tolong dibantu yah cari sepatu, tas dan make-up, tas sama sepatunya masing-masing sepuluh." ucap Gandhi pada SPG yang tadi membantu Yunda memadukan pakaian.
"Baik Pak." jawab SPG itu.
"Mari Bu, ikut saya." ucap SPG itu pada Yunda. Dengan terpaksa Yunda pun ikut dengan SPG itu.
Setelah Yunda dan SPG itu jauh, barulah Gandhi menyuruh kasir untuk melanjutkan mengemasi barang belanjaan untuk Reesha.
Setelah semua barang selesai di kemas, Gandhi pun meminta tolong pada SPB untuk membantunya membawa barang-barang itu ke mobil. Setelah barang belanjaan Reesha sudah dimasukkan dalam mobil, Gandhi pun kembali ke toko pakaian itu lagi dan menyusul Yunda di bagian sepatu.
Yunda mengernyitkan keningnya saat Gandhi menghampirinya sambil mendorong stroller. Dan begitu Gandhi sudah ada di dekatnya, Yunda melihat ternyata Reesha yang ada di dalam stroller.
"Stroller darimana ini, Mas?" tanya Yunda.
"Ya beli lah! Masa nyuri!" jawab Gandhi.
"Tapi untuk apa, Mas? Ini pasti mahal kan?" Sesuai dugaan Gandhi, pasti Yunda protes. Baru stroller saja Yunda sudah protes, apalagi kalau nanti Yunda melihat barang-barang yang ia belikan untuk Reesha, alamat mulut Yunda komat-kamit baca mantra sepanjang jalan.
"Ya untuk anak kita lah!" jawab Gandhi. Sengaja Gandhi menyebut "anak kita" agar Yunda terdiam. Lagipula saat ini ada tiga SPG yang ada di dekat mereka, jadi Gandhi harus membangun image Bapak yang sayang anak.
Dan benar saja, Yunda langsung terdiam.
"Tenang aja, ini gak mahal kok gak sampe dua jutaan." kata Gandhi lagi.
Yunda menghela nafasnya kasar.
Harga hampir dua juta dibilang gak mahal! Harga stroller itu sama dengan uang belanja yang di kasih Mas Rio sebulan. Gumam Yunda dalam hati.
"Udah sana lanjut lagi cari sepatunya, malah bengong. Aku tunggu disitu yah." ucap Gandhi karena Yunda malah mematung di tempatnya.
Yunda pun kembali mencari-cari sepatu sedangkan Gandhi memilih duduk di bangku ketimbang harus ikut berkeliling dan pastinya dia akan bermain bersama Amreesha.
Setelah selesai belanja baju, sepatu, tas dan alat make up untuk Yunda. Gandhi pun mengajak Yunda makan di restoran Jepang sebelum mereka pulang.
💋💋💋
Bersambung...
paling ujung " nya
bahas kaum pelangi
jadi oon terus...