Cinta Marsha
Deskripsi
“Alga-Alga , kenapa Alga jahat banget sama Malsha , Alga kan tau kalau Malsha enggak suka sama cicak ,tapi ini ahhh Alga ” rengek Marsha sembari mengibaskan-ngibas kan rok pendek nya yang di tempelin cicak oleh Arga . Arga terkikik , “Siapa suluh kamu enggak mau jadi istli aku , kan aku udah lamal kamu” sahut Arga . “Enggak mau lah kita kan masih kecil” Marsha Adelina , gadis cantik nan lembut , harus memendam perasaan nya sedari dulu kepada seorang sahabat nya , Argantara Kusuma , bad boy tampan . Marsha selalu melindungi Arga dari segala kenakalan remaja nya , pria tampan itu selalu membuat ulah , “Kamu akan Mami hukum Arga , kamu sudah berani balapan liar , ! ” pekik Mami Reta- Mami Arga . Arga menggeleng kan kepala nya , “Enggak Mi , Arga tadi kerja kelompok kok di rumah Marsha , Arga ketiduran Mi , tanya deh sama Marsha , iya kan sha !!” Arga mengedipkan sebelah mata nya menyuruh Marsha untuk mengiyakan perkataan nya . Marsha yang faham langsung tersenyum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
"Apa ?? Kak Nathan di penjara ?" Pekik Tristan membulatkan kedua bola mata nya .
Paman Tristan langsung mengangguk kan kepala nya . Menghembuskan nafas nya kasar , lalu menjatuhkan bokong nya di sofa , sambil melirik keponakan perempuan nya yang tengah berbaring di ranjang rumah sakit jiwa di kota C . Ya Tristan membawa adik nya ke kota C , tepat di kota sang paman , itu juga permintaan sang paman .
"Tris , cuman kamu yang bisa paman andalkan saat sekarang ini . Pulang lah ke ibukota . Rawat Mama mu yang tengah kritis . Nesya , biar paman yang pantau . " Ucap sang paman
Tristan mengangguk singkat , lalu menjatuhkan bokong nya ke sofa , tepat di samping sang paman . Menghembuskan nafas nya panjang , pandangan Tristan juga mengarah kepada sang adik yang tengah tergolek tak berdaya di atas brangkar . Nyeri , tapi setelah mengetahui fakta yang baru saja terkuak , Tristan jadi merasa bersalah kepada sosok Kavandra . Ya sosok yang pernah diri nya benci dulu ketika mengetahui jika adik nya mengalami gangguan jiwa , akibat cowok itu . Tapi setelah mengetahui sedikit fakta tersembunyi selama ini , Tristan menjadi merasa bersalah . Dalam hati selalu berjanji , jika kembali nanti diri nya akan meminta maaf kepada Kavandra . Tristan memang belum mengetahui nya , belum mengetahui kabar tentang Kavandra .
"Paman , aku tau kak Nathan salah , tapi apa enggak bisa kita coba buat bebasin dia . Lagian dia --" Tristan tidak melanjadi meneruskan kalimat nya , ketika menoleh ke arah sang paman , dan paman nya menatap tajam ke arah nya .
"Sampai kapan kamu mau melindungi nya Tris !" Ucap sang paman dengan nada akan sarat penuh penekanan .
"Paman--"
"Cukup ! Dan cukup ! Sekarang kamu fokus kepada kesembuhan Mama kamu ! Soal Nesya ? Kamu serahkan kepada paman , paman jamin , jika diri nya berada di sini dan tidak bertemu dengan pria bajing*n itu , Nesya akan sembuh " Ucap sang paman lagi .
Tristan meneguk Saliva nya susah payah , ketika melihat raut wajah sang paman yang saat ini berubah menjadi sangat menyeramkan .
"Tris ! Paman tidak mau menjadi paman yang gagal untuk mu , Nathan dan juga Nesya , tapi -- " menjedah nya sesaat . Sang paman menarik nafas nya panjang , ada rasa sesak di dalam dada nya .
"Saya sudah gagal menjadi paman untuk Nathan dan juga Nesya , nyatanya saya sudah kecolongan banyak . Nesya yang hamil dan guguran di luar nikah dan menjadi seperti ini . Dan Nathan -- yang entah mengulah seperti apa , saya bingung menghadapi nya . Saya sudah berkhianat , saya sudah berkhianat dengan janji saya yang saya buat dengan Papa kamu Tristan ..." Ungkap nya dengan buliran air mata nya yang tiba-tiba menetes , mengingat bagaimana sang kakak sebelum menghembuskan nafas nya yang terakhir kali nya menitipkan anak-anak nya kepada nya . Ya walaupun ada istri nya , tapi Papa Tristan lebih percaya kepada Adik nya .
Tristan menunduk dalam , Tristan mesti nya tidak mengatakan hal tersebut yang membuat sang paman harus bersedih seperti saat sekarang ini .
"Maaf paman .." lirih Tristan .
Sang paman mengangguk singkat , menepuk pundak Tristan dengan lembut . "Ayo , kamu pergi sekarang ke bandara , pesawat mu akan berangkat setengah jam dari sekarang . Kamu jangan telat . Pesan paman jadi lah pria yang baik Tris" ucap sang paman .
Tristan mendongak , lalu menoleh ke arah sang paman , mengangguk kan kepala nya dengan senyuman tipis di kedua sudut bibir nya , Tristan lalu berhamburan memeluk tubuh sang paman . Rasa nya hangat , SE hangat pelukan Tristan kepada Papa nya dulu .
____oOo___
"Pernikahan tidak bisa di batalkan, semua nya persiapan sudah matang , bahkan keluarga besar sudah bersedia melonggarkan waktu nya untuk menghadiri acara pernikahan Arga dan Marsha " ucap Jordan tegas , membantah permintaan Omi yang meminta pernikahan Marsha dengan Arga di tunda , bukan tanpa sebab , karena mereka baru saja kehilangan Kavandra , dan esok sudah melangsungkan acara tersebut , apakah ini sopan untuk menghormati Kavandra , yang sudah mengorbankan nyawa nya demi Marsha .
"Jor , Mama minta undur dulu . Mama tidak enak dengan kakek Malik " ucap Omi lagi mencoba membujuk Jordan .
Jordan menghembuskan nafas nya panjang , lalu menggeleng kan kepala nya lagi . "Ma , ini Enggak bisa . Mama kan tau bagaimana keluarga besar kita . Aku takut membuat mereka kecewa ma , dan ini bukan hanya keluarga kita saja . Tapi ada keluarga besar Darta dan juga Reta , " sahut Jordan , sebenarnya diri nya juga memahami akan hal tersebut , tapi ini masalah nya sungguh sulit , diri nya takut keluarga besar Darta kecewa .
Omi menghela nafas nya dalam . "Kamu sudah membicarakan nya dengan Darta ?"
"Sudah , dan Darta juga sama pusing nya dengan aku . Dan aku putus kan untuk meneruskan nya esok . Maaf Ma , jika aku salah telah mengambil keputusan sepihak "
Omi lagi-lagi menghela nafas nya dalam , ada rasa bersalah kepada kakek Malik , jika acara tersebut di laksanakan di tengah berduka nya diri nya .
"Terserah kamu saja , nanti kamu minta maaf kepada kakek Malik , bagaimana pun kita harus menghormati Kavandra , dia yang sudah mengorbankan nyawa nya demi Marsha " ucap Omi lalu bangkit dari duduk nya , melangkah kan kaki nya pergi dari sana .
Jordan mengangguk lemah , ada rasa bersalah di dalam diri nya , sebab , sedari dulu diri nya tidak pernah respect dengan Kavandra , anak dari almarhum teman nya itu . Tapi setelah mengetahui seberapa besar perjuangan Kavandra untuk sang putri semata wayang , Jordan memohon banyak-banyak maaf kepada sang teman , Jordan sampai diam-diam berjiarah ke makam sang teman , hal yang pertama di lakukan oleh nya semenjak kepergian kedua orang tua Kavandra .
"Maafin aku Al , aku sudah membenci putra mu , putra yang selalu baik dan melindungi putri ku" gumam Jordan .
___oOo___
"Cy cy yang besok udah sah jadi suami , gue enggak bayangin deh , gimana Lo gerogi nya , bisa gue pastiin Lo bakalan pipis tuh di celana " ledek Revan sembari memperagakan ekspresi Arga ketika besok acara ijab kabul berlangsung . Dan hal itu juga baru saja di ketahui oleh Arga dan Revan dari Mami Reta . Arga pikir pernikahan nya akan di undur karena situasi yang tidak memungkinkan , namun karena alasan yang jelas dan akurat yang di sampaikan mami Reta , Arga pun faham dan membiarkan nya saja .
"Sialan Lo " umpat Arga kesal , lalu melempar bantal ke arah Revan yang di balas kekehan oleh pria itu .
Arga lalu meneruskan hafalan ijab kabul nya lagi , ya harus kalian tau ya netizen , bahwa Arga ketika mengetahui bahwa diri nya besok menikah , Arga langsung menghafal ijab kabul , diri nya tadi minta belajar kepada pak ustadz yang ada di dekat kediaman nya , dan setelah mendapatkan ajaran , Arga langsung menghafal nya . Diri nya besok tidak boleh salah .
"Saya terima -- Bangs*t " umpat Revan ketika sebuah pukulan mendarat sempurna di bahu nya saat diri nya ingin menirukan gaya komat-kamit Arga .
"Lo rese'"
"Lo judes banget sih Ga , "
Mengedikkan bahu nya acuh , Arga lalu fokus ke arah kertas yang di tulis pak ustadz tadi .
"Lihat aja , Marsha pasti bakalan kabur waktu malam pertama , "
Hiyya
Sebelum Arga menimpuk nya lagi , Revan sudah berlari dulu keluar dari kamar Arga .
Arga mendengus kesal, lalu kembali lagi fokus ke secarik kertas yang di pegang nya .
Arga sudah tidak sabar cuy .... Hehehe
___oOo___
Setelah mandi dan membersihkan tubuh nya , Marsha menatap jam yang ada di dinding nya , ini sudah pukul 09, Marsha lalu melangkah kan kaki nya menuju ke ranjang nya .
Padahal tadi Semua orang sudah melarang nya untuk mandi , tapi Marsha tetap kekeuh ingin mandi , karena badan nya butuh penyegaran , dan saat ini Marsha jauh lebih baik lagi dari pada tadi .
Marsha lalu mencoba memejamkan kedua bola mata nya , tapi tidak bisa . Marsha perlahan membuka kedua bola mata nya , lalu
Deg
Kavandra ?
Marsha melihat nya , Marsha melihat sosok Kavandra tepat ada di atas nya , mengulas senyuman manis nya. .
Marsha menggerakkan tangan nya , mengangkat nya , ingin menyentuh wajah pria itu , namun Kavandra nya menghilang .
"Vandra !!!" Marsha bangkit dan duduk dengan nafas nya yang tersengal-sengal , dan jangan lupakan keringat yang mengucur deras di kening nya .
Semua orang masuk ke dalam kamar Marsha , Mama Nia , langsung merengkuh tubuh sang putri lalu mendekap nya erat .
"Sayang --"
"Ma Vandra ! Tadi Marsha lihat Vandra ada di sini , " teriak Marsha .
"Sha --"
"Marsha enggak bohong " ucap Marsha .
Mama Nia , memejamkan kedua bola mata nya , sesak , sesak yang ada di dalam dada nya . Bohong , jika Mama Nia tidak kehilangan sosok pria itu, karena selama ini Mama Nia lah yang sangat dekat dengan sosok Kavandra Alianda .
Sedangkan Omi dan Papa Jordan sudah membuang pandang ke sembarang arah , demi menghindari cairan bening yang akan keluar dari kedua sudut mata mereka .
Setengah jam , masih dalam posisi yang sama , Setelah Marsha sudah tenang , Mama Nia menguraikan pelukan nya , lalu mengelus lembut pipi sang putri , menata rambut nya yang berantakan ,
"Tidur ya , biar Mama yang nemenin " ucap nya lembut.
Marsha mengangguk kan kepala nya singkat lalu berbaring .
Papa Jordan mencium kening sang putri dengan sayang sebelum keluar dari kamar Marsha .
Omi juga melakukan hal yang sama