JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN🙏🏻
Ekonomi membuat Rian yang sudah memiliki istri bernama Elsa, menghalalkan segala cara untuk bisa menafkahi istri dan anaknya yang masih balita.
Rian mengaku memiliki job di luar daerah, dan jarang sekali pulang ke rumah. Pada nyatanya, Rian hanyalah seorang mainan dari seorang wanita kaya, yang memintanya untuk menjadi teman tidurnya.
Apakah Rian akan terus melakukan hal ini, atau kembali kepada istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesepakatan
"Ayolah, Rian, jangan banyak berpikir. Ini kesempatan yang bagus untukmu, kapan lagi kamu bisa mendapatkan uang yang banyak hanya dengan menemani mereka? Aku bisa menjamin kalau kamu akan mendapatkan uang yang banyak." Karena Rian hanya diam saja, Hakim kembali membujuk Rian.
"Lagipula kita sudah tanggung pergi ke sini tidak mungkin jika kamu tidak melakukan pekerjaan itu 'kan? Sia-sia saja kita datang ke sini kalau kamu tidak mau melakukannya," ucap Hakim lagi.
"Tetapi aku—"
"Jangan banyak berpikir lagi, Rian, ayo sana duduk di dekat mereka." Hakim terlihat tidak mau mendengar bantahan dari Rian, pria itu sedikit mendorong tubuh Rian agar pria itu bisa pergi duduk dengan mereka.
Rian menghela napas, hingga akhirnya ia pun duduk di tempatnya duduk tadi. Tepatnya ia duduk di tengah-tengah para wanita setengah baya. Sementara itu, Hakim duduk di sebuah sofa panjang yang tak jauh dari mereka. Hakim sengaja duduk jauhan agar bisa memberikan kesempatan pada Rian untuk berbaur dengan kliennya itu. Rian benar-benar merasa tak nyaman, sesekali pria itu melirik ke arah Hakim yang mengkode pada Rian agar Rian bisa bekerja dengan baik. Kebanyakan wanita yang ada di sini memiliki suami, suami mereka bahkan masih hidup dan kaya raya. Tetapi memang suami mereka terlalu sibuk bekerja sehingga jarang pulang, hal itu membuat mereka kesepian dan butuh seorang pria tampan yang bisa menghiasi hidup mereka.
Suami mereka memang tidak ada yang kurang, selalu memberikan uang yang bahkan melimpah untuk mereka. Membiarkan mereka berbelanja berapapun habisnya, tetapi para suami itu lupa kalau seorang wanita apalagi seorang istri seperti mereka butuh pria yang menemani. Apalagi kebutuhan biologis mereka yang juga ingin di penuhi, tak hanya kebutuhan materi saja. Maka dari itu, mereka mencari hal yang tak mereka dapatkan dari suami mereka dengan harta kekayaan mereka. Sekarang ini ada banyak sekali sosok pria tampan yang rela menjadi gigolo demi mendapatkan uang, tak sulit mencari pria tampan bagi mereka. Asal mereka ada uang, maka semua terlihat mudah.
Melihat Rian yang kembali duduk di dekat mereka, hal itu membuat mereka berebutan bertanya kepada Rian. Mereka terlihat sangat tertarik pada Rian, selain wajahnya yang tampan juga bentuk tubuh pria itu yang bagus hingga membuat diri kesepian mereka meronta-ronta ingin ditemani oleh Rian. Wajah Rian memang tampan, wanita seperti mereka jelas tidak akan pernah menolak jika disodori pria tampan seperti Rian. Meskipun harus mengeluarkan uang yang banyak, mereka sama sekali tidak masalah asalkan bisa mendapatkan Rian.
"Kamu tampan sekali ya, siapa namamu?" tanya seorang wanita setengah baya itu pada Rian.
"Usiamu berapa? Sudah punya pasangan atau belum?"
"Dari mana asalmu?"
"Akh tak pernah melihatmu sebelumnya, apa kamu orang baru?"
Rentetan pertanyaan tertuju pada Rian dan itu membuat Rian merasa risih dengan pertanyaan mereka, padahal mungkin itu pertanyaan yang biasa orang lain lontarkan. Namun, sadar atau tidak, Rian merasa nada suara mereka dibuat mendayu-dayu bahkan seperti mendesah. Jujur saja Rian jijik mendengar suara mereka, tetapi ia menahannya dan tidak menampilkan ekspresi risihnya itu.
"Namaku Rian, aku berasal dari luar kota." Rian mulai menjawab satu persatu pertanyaan dari mereka dengan jujur, ia sama sekali tidak memanipulasi semua jawaban dan fakta mengenai dirinya.
"Wah usiamu sangat muda ya, aku suka sekali pria muda." Salah seorang wanita mulai bersikap genit pada Rian, wanita itu berusaha menyentuh Rian, tetapi Rian dengan halus menolak dan bahkan mundur.
"Ayo, minum bersama kami. Jangan malu-malu," ucap wanita lainnya.
"Iya, ayo diminum, Rian." Salah seorang dari mereka menuangkan sebuah minuman di dalam gelas kecil kemudian memberi Rian minuman itu.
Rian ragu-ragu menerimanya, meskipun ia bukan orang asli sini, tetapi ia tahu kalau minuman yang saat ini ia pegang mengandung alkohol. Rian tidak mau meminum minuman seperti ini karena itu akan membuat otaknya kacau.
"Ayo diminum, Rian, jangan malu-malu. "
"Kalian minum saja, aku tidak terbiasa minum seperti ini, Tante." Dengan canggung Rian mengatakan hal itu.
Rian kemudian menemani mereka semua minum, sesekali ia menjawab pertanyaan dari mereka seputar dirinya. Rian berusaha membuat dirinya nyaman di tempat ini, walaupun pada kenyataannya ia sama sekali tak merasakan kenyamanan itu. Namun, ia harus berusaha bersikap nyaman, semua ini demi mendapatkan uang yang dijanjikan oleh Hakim. Hakim tadi sempat mengatakan kalau ia akan mendapatkan uang banyak kalau bisa menemani tante-tante kesepian ini minum dan saling mengobrol.
Dalam hati, Rian meminta maaf pada Elsa dan Faqih. Ia tak bermaksud bekerja seperti ini, tetapi keadaan lah yang memaksa. Ia melakukan semua ini hanya demi Elsa dan Faqih semata, bukan untuk dirinya sendiri.
"Maaf aku terlambat."
Tiba-tiba saja seorang wanita memasuki ruangan di mana mereka berada. Seseorang yang datang terlambat itu bernama Tante Maya. Semua mata langsung tertuju pada Tante Maya begitu wanita itu muncul di ruangan itu. Wanita itu menatap ke arah Rian. Pada pandangan pertama, Tante Maya langsung tertarik kepada pria itu. Rian terlihat begitu tampan dan masih muda, sangat sesuai dengan kriterianya. Tante Maya terus memperhatikan Rian, dari atas hingga bawah wanita setengah baya yang masih terlihat cantik itu memandangi Rian. Ia nampak meneliti apakah ada kekurangan dalam diri Rian atau tidak, ternyata tidak ada sama sekali. Rian terlihat sempurna di matanya dan Tante Maya merasa tertarik saat itu juga.
"Maya, akhirnya kamu datang juga. Mengapa kamu bisa terlambat?" tanya teman Tante Maya itu yang membuatnya mengalihkan pandangannya dari Rian menuju temennya.
"Oh, aku tadi baru saja selasai dengan urusanku. Aku langsung ke sini," jawab Tante Maya.
"Maya, ayo sini minum bersama kami. Ada seorang pria tampan juga yang akan menemani kita malam ini," ucap Tante Dishi.
"Iya, kalian duluan saja. Aku akan berbicara pada seseorang sebentar," balas Tante Maya.
Ia kemudian memanggil Hakim dengan kode tangannya, Hakim tentu saja langsung menghampiri Tante Maya kemudian mereka pergi agak jauh dari tempat di mana Rian dan tante-tante itu minum. Rian melihat ke arah Hakim dan seorang wanita yang pergi menjauhi mereka, Rian penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh mereka. Ia bahkan tak bisa fokus dengan obrolannya bersama tante-tante yang ada di sini karena rasa penasarannya itu.
"Apakah dia orangnya?" tanya Tante Maya tanpa perlu berbasa-basi.
"Iya, Tante. Bagaimana menurut Tante?"
"Hmm, aku menyukainya. Sesuai kesepakatan kita, aku akan mentransfer uangnya ke rekeningmu," ucap Tante Maya yang membuat Hakim langsung tersenyum. Kalau masalah uang ia tidak akan menolaknya.
Tambahan extra part kak👍👍☺️☺️