Setelah Kakak kembarnya menikah dan mempunyai anak. Kaira seperti di kejar deadline untuk segera menikah. Rasanya ia jengah padahal umur masih belum tua.
Namun siapa sangka, saat dia pasrah lamaran datang tiba-tiba. Tetapi yang menjadi masalah, dia di lamar oleh Regantara.
"Kenapa harus dia?"
"Memangnya kenapa?"
"Astaghfirullah kak...mana mungkin aku menerima pria yang jelas-jelas menyamakan wajahku dengan boneka babi!"
cuzz squele "Menikah Janda"
Dan jangan lupa follow igku weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Sampai malam Regan tak kunjung pulang ke rumah, tak ada pesan pun yang ia tinggalkan setelah pertengkaran yang terjadi pagi tadi. Persoalan rumah tangga yang cukup pelik. Keinginan Kaira yang tidak bisa di terima oleh Regan sama sekali. Tak ada pisah perkara anak dan Regan berharap dengan waktu yang ia berikan, Kaira sadar jika apa yang ia inginkan tidaklah benar.
Tepat tengah malam Regan baru menginjakkan kakinya di rumah, dia menghela nafas berat sebelum menaiki tangga menuju kamar. Jam segini sang istri pasti sudah tertidur nyenyak, setidaknya ia bisa menghindari perdebatan dan istirahat memeluk Kaira dengan nyaman.
Jujur satu hari ini begitu berat bagi Regan, terasa sekali jauh dari sang istri. Padahal hanya tidak memberi kabar, bagaimana jika memang harus berpisah. Mungkin dunianya tak lagi sama dan hidupnya hampa. Perlahan langkahnya masuk ke dalam kamar, sambutan yang membuat pilu hati kembali terdengar.
Suara Isak tangis di atas sajadah begitu terdengar menyakitkan. Kaira belum terlelap, dia masih mengadukan nasibnya pada sang Kholiq dengan menengadah kedua tangan. Wanita itu mencari ketenangan setelah seharian begitu gelisah. Dan semalaman matanya tak mampu terpejam.
"Ya Allah ampuni aku jika aku membuat marah suamiku....Hatiku patah di saat berulang kali merasa kecewa, apa belum ada secercah kepercayaan untukku Ya Allah. Hingga sampai saat ini engkau belum memberikan hamba kepercayaan untuk mengandung dan melahirkan anak. Ampun jika kesalahan hamba menghambat rejeki yang akan engkau beri. Tapi hamba hanya manusia biasa, istri yang sangat ingin membahagiakan suami Ya Allah....hiks...."
"Aku tak sanggup berpisah dengan tulang rusukku, tapi aku juga tak sanggup jika membuatnya menunggu. Maaf jika aku terlalu mencintai makhluk ciptaanMu. Namun jika keputusan yang terbaik memang harus melepas, kelak kuatkan hatiku agar aku lebih ikhlas dan mampu menghadapi semua. Aku hanya ingin dia bahagia dan harapannya tak lagi pupus jika terus bersamaku meski aku tidak tau, mampukah aku jika tidak ada dia lagi di keseharian ku."
Kaira terisak dengan menundukkan kepala, tubuhnya bergetar dengan tangis yang pecah. Kaira tak sanggup menyembunyikan rasa, merasakan kedua pundaknya di sentuh seseorang ia segara berbalik dan mendekap. Dia yakin betul suaminya pasti pulang, meski seharian di buat tidak tenang. Dia yang ingin pergi dari hidup Regan namun dirinya yang merasa sakit saat melihat Regan pergi dengan wajah penuh kekecewaan.
"Maaf..hiks....hiks....Maaf...."
Regan membalas pelukan Kaira dengan erat, ujian hidup pasti ada. Perdebatan dan percekcokan adalah warna dalam rumah tangga. Namun bagaimana mereka bersikap adalah yang utama. Dengan tindakan Regan pergi menghindari kemarahan adalah solusi yang tepat. Untuk sama-sama bebenah diri dan pulang dengan membawa rindu yang menggebu.
Kini keduanya saling mengeratkan dan saling mencurahkan kerinduan. Meski masalah belum ada solusinya namun rasa saling mencintai mengalahkan semuanya. Regan tau, ucapan Kaira tadi karena kekecewaan pada dirinya sendiri. Dan ia berusaha untuk mengerti bagaimana perasaan Kaira saat ini.
"Maaf Re...."
"Iya sayang, ssssttt......Sudah ya, jangan bahas itu lagi! Aku tau kamu kalut dan sekarang pasti kamu merindukanku kan?" Kaira melepaskan pelukannya, masih mencekal kemeja Regan ia menganggukkan kepala.
Regan mengecup kening Kaira dan kembali menatap manik mata bulat yang kini menatapnya tanpa bosan. "Kenapa belum tidur?"
"Bagaimana bisa tidur jika suamiku pergi membawa amarah. Maafin aku Re..."
Regan tersenyum tipis, ia menganggukkan kepala dan mengecup bibir Kaira. "Aku memaafkanmu istriku! Sekarang kamu istirahat ya, sudah jam dua. Aku mau bersih-bersih dulu setalah itu menyusul!" Regan membuka mukenah yang Kaira kenakan dan mengangkat tubuh Kaira menuju ranjang. Setelah memastikan Kaira dalam posisi nyaman, Regan segera membereskan bekas sholat Kaira dan masuk ke kamar mandi.
Sejak tadi Kaira diam memperhatikan dan menerima sikap manis Regan tanpa penolakan. Bagaimana mungkin ia sanggup berpisah dengan pria sesempurna Regan. Suami yang sangat mencintai dengan sepenuh hati dan mau menerima dirinya dengan segala kekurangannya.
Regan menyusul ke ranjang kemudian menelusup masuk ke dalam selimut kemudian memeluk erat tubuh sang istri yang ternyata belum kunjung meraih mimpi. Memberi kehangatan dan saling mencari kehangatan hingga keduanya tertidur lelap.
"Kamulah jodohku Regantara, meski aku tidak tau bagaimana cara untuk meyakinkan diriku, jika bersamaku kamu tetap bahagia meski di terpa banyak gunjingan."
Produksi kalii
..
Di kasih monongan ketika menginjak 10 thn usia perkawinan
Dan ternyata stlh punya anak Baru sy sadar knp Mgkn Tuhan ngasih lama krn faktor istri adik saya.. Yg mgk secara kesiapan mental blm siap di kasih momongan mgk secara umur Iya tp mental blm krn msh Sak karepe dhewe..
Tapi kok kyk bego Dari peran istri gimana
Haruse ga boleh menolak apapun jatah suami
Mlh bahkan sunahnya menawarkan diri, Kan Dah hatam ilmunya seorang guru pula..
Klo kesannya menghindari Dr kewajiban gitu kok kyk org ga pernah punya ilmu