NovelToon NovelToon
ANAK MAFIA MENJADI BOCAH

ANAK MAFIA MENJADI BOCAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Time Travel / Mengubah Takdir / Roman-Angst Mafia / Menjadi bayi
Popularitas:29.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!

Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.

Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.

Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.

Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.

Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16. TENANG

Beberapa hari setelah kegaduhan yang terjadi di perusahaan utama Lorenzo, keadaan mulai kembali membaik. Rion dan Dante bekerja sama dengan pihak kepolisian mengenai kasus kemarin, mencari dalang di balik serangan yang nyaris menjadi tragedi besar di San Fransisco. Bahkan itu pun media masa telah ramai membicarakan tentang kejadian tersebut, membuat Rion dan Dante kewalahan akan pihak reporter yang menunggu di depan perusahaan untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan.

"Beb?" panggil Lili yang sedang membuat makan malam ketika Rion membantunya.

"Ya?" sahut Rion yang langsung mengalihkan pandangan ke sang istri sepenuhnya.

"Ada yang ingin kubicarakan tentang Rose," kata Lili seraya mengerjakan aktivitas memasaknya.

"Rose? Ada apa dengannya?" tanya Rion.

"Kau tahu, ketika kejadian di perusahaan kemarin. Ketika aku dan Frans melawan serangan yang entah darimana itu, Rose yang mengarahkanku untuk langkah apa yang harus kuambil. Saat itu aku memang kewalahan karena orang yang menyerang menggunakan sistem lebih canggih, mirip dengan projek yang sedang kita garap," beritahu Lili.

"Rose mengarahkanmu? Maksudnya?" Rion tidak mengerti, arahan seperti apa yang gadis kecil itu lakukan kepada Lili kemarin.

"Rose mengerti tentang hacking, dia membantuku melakukan serangan balik kepada lawan kita kemarin. Rasanya seolah Rose sudah terbiasa dengan semua yang berbau hacking dan dunia cyber. Aku tahu ini terdengar aneh bahkan untukku sendiri pun masih belum bisa percaya. Tapi Rose memang melakukannya, dia membantuku yang bahkan nyaris termakan jebakan musuh. Jacob juga mendengar dan melihat apa yang Rose katakan saat itu," jelas Lili.

"Bagaimana bisa? Rose bahkan tidak pernah menyentuh komputer. Benda elektronik yang dia mainkan hanyalah ponsel Lucas dan televisi di ruang tengah." Rion merasa tidak percaya.

"Itulah yang membuatku tidak bisa percaya, tapi jelas Rose membantuku kemarin. Aku sempat bertanya kepada Rose, tapi gadis itu tidak mau menjawab walau aku bujuk sekali pun," kata Lili.

Rion terdiam. Ia memikirkan semua kemungkinan bagaimana gadis kecilnya bisa melakukan itu. Bahkan untuk Lucas dan Arthur pun harus setidaknya melihat dan membaca terlebih dahulu untuk mereka dapat memahami sesuatu. Dan itu tidak Rion lihat pada Rosetta yang lebih senang bermain selama ini.

"Aku juga baru ingat, Roderick mengatakan padaku kalau Rose aneh dan berbeda dari biasanya. Dia lebih tenang di sekolah dan bersikap seperti orang yang lebih dewasa. Senang bicara dan mengobrol dengan guru-guru. Rod sampai khawatir kalau-kalau itu efek kekerasan yang dia dapatkan. Tapi kalau sampai Rose mengerti tentang hacking, itu benar-benar di luar pemahamanku," kata Rion.

"Haruskah kita bertanya lagi tentang ini. Aku takut terjadi sesuatu pada Rose yang tidak kita tahu," ujar Lili.

"Akan lebih baik kalau kita tanyakan. Tapi kita juga tidak bisa memaksa Rose bercerita kalau dia tidak mau menceritakannya," kata Rion, tidak ingin sampai gadis kecilnya itu kembali masuk ke dalam jurang depresi padahal gadis itu belum lama lepas dari pikiran negatifnya kemarin.

Mereka berdua kembali melanjutkan pembicaraan seraya memasak. Membicarakan Rose dan segala keanehannya beberapa waktu belakangan ini. Cukup sekali mereka ditegur dan dimarahi oleh Robert karena tidak peka dengan kondisi anak mereka, dan mereka tidak ingin ditegur lagi.

Di ruangan tengah justru tiga bocah sedang belajar dengan tenang. Bersamaan dengan cuaca hujan dan dingin, membuat mereka menjadi semakin menikmati waktu belajar bersama dengan Lucas yang mengajari adik-adiknya.

"Rose?" panggil Lucas ketika melihat adik perempuannya itu begitu tenang dan diam sejak tadi.

"Ya?" sahut Rose.

"Kau tenang sekali sejak tadi, ada apa? Apa ada yang mengganggumu lagi?" tanya Lucas khawatir ketika melihat gelagat adiknya yang tidak biasa.

"Aku hanya sedang membaca buku," jawab Rose dengan wajah polos seraya menunjukkan buku yang memang sejak tadi ia baca.

"Kau baca buku apa memangnya sampai serius seperti itu?" tanya Lucas, berdiri da menghampiri sang adik yang berbaring di atas sofa dengan buku di tangan.

"Buku di ruang belajar Mom," jawab Rose.

Lucas terkejut mendengar jawaban dari Rose. Ia melihat buku yang adiknya itu baca dan memang benar kalau buku itu salah satu koleksi ibu mereka yang ada di ruang kerjanya. Tapi, sejak kapan Rose membaca buku-buku seperti ini? Padahal disuruh membaca buku dongeng saja adiknya itu tidak pernah mau.

"Kenapa?" tanya Rose ketika mendapati sang kakak melihat Rose dengan pandangan heran.

"Sejak kapan kau suka membaca buku seperti itu, Rose?" tanya Lucas. Kalau Roderick mungkin Lucas tidak akan kaget karena adiknya yang satu itu memang suka sekali membaca buku bahkan buku-buku dengan pemahaman berat seperti yang juga Lucas lakukan.

"Ehm, sudah lama," jawab Rose.

Dahi Lucas mengerut bingung, dan bertanya, "Sudah lama? Tapi aku tidak pernah melihatmu membaca buku sebelumnya."

"Aku baca diam-diam," jawab Rose malu-malu.

"Diam-diam? Kenapa?" tanya Lucas kembali, ingin tahu kenapa adiknya justru diam-diam membaca padahal tidak ada yang melarang Rose untuk membaca buku.

"Malu," jawab Rose lagi, menyembunyikan setengah wajahnya dengan buku yang dipegang olehnya.

"Karena Rose ingin seperti Lucas dan Rod yang jenius, jadi aku diam-diam banyak membaca dan belajar tanpa ada yang tahu. Kalau ada yang tahu aku tidak akan bisa dibilang jenius, karena harus belajar dulu," jawab Rose dengan wajah merona karena malu. Walau jawabannya memang benar, setidaknya Rose belajar dengan luar biasa keras di masa yang berbeda dari sekarang.

"Kalian dengar, kan," kata Lucas yang melihat ke arah belakang sofa dimana sejak tadi ayah dan ibunya berdiri dan mendengarkan.

"Mom?! Dad?!" Rose terkejut ketika mendapati kedua orang tuanya ternyata ada di ruangan ini, terlebih lagi mendengarkan apa yang Rose kataan barusan.

Rion tersenyum melihat wajah malu anak perempuannya, ketika tertangkap basah diam-diam belajar dengan giat demi bisa sejajar dengan saudara-saudaranya. Ia kemudian duduk di sofa dekat dengan Rose yang saat ini menyembunyikan wajahnya di bantal sofa, karena malu bahwa orang tuanya mendengarkan.

"Oh, jadi karena itu Rose banyak membaca buku sekarang?" ucap Roderick dengan wajah berseri, lega karena ternyata perubahan sikap saudari kembarnya itu bukan karena hal buruk.

"Sssttt ... Rod diam," perintah Rose, tidak ingin sampai orang tuanya tahu kalau Rose ternyata senang belajar.

"Daddy?! Mommy?! Ternyata Rose suka belajar dan membaca!" seru Roderick antusias, senang kalau adik perempuannya itu tidak membenci dua hal tersebut selama ini.

"Agh, Rod, kenapa kau beritahu," protes Rose yang semakin malu.

"Kenapa kau malu, Rose. Itu bukan hal buruk, loh," kata Lucas.

"Come here and talk with Daddy," ucap Rion seraya mengangkat tubuh putrinya ke pangkuan Rion. "Jadi selama ini Rose belajar diam-diam?" sambungnya.

Lili duduk di samping Rion, menarik Lucas dan Roderick untuk duduk juga dengan santai sambil mendengarkan pengakuan Rose.

Rose mengangguk malu-malu.

"Lalu kenapa Rose belajarnya diam-diam, kenapa tidak bicara saja ke Daddy dan Mommy kalau Rose suka belajar?" tanya Rion dengan nada lembut, tidak ingin terdengar menyudutkan.

"Karena kalau orang lain tahu Rose belajar artinya Rose tidak jenius dilihatnya," jawab Rose.

Mendengar hal itu Rion tertawa dan begitu pula dengan Lucas.

"Kenapa tertawa?" tanya Rose bingung.

"Rose, Rod dan Lucas jenius?" tanya Rion.

"Iya, mereka jenius. Bahkan sudah hapal semua pelajaran sekolah atas, bahkan Lucas aku lihat sedang membaca buku-buku universitas," jawab Rose.

"Sweetheart, Lucas dan Rod tidak bisa dibilang jenius kalau dari awal mereka juga tidak mau belajar. Karena tidak ada orang yang akan tahu akan sesuatu kalau mereka tidak belajar terlebih dahulu. Bahkan yang jenius pun harus belajar agar mereka jadi tahu. Bukankah kau lihat kalau Lucas dan Rod selalu membaca buku dan juga menonton acara-acara berbau pendidikan?" Rion mengelus kepala Rose.

Gadis iu mengangguk. Rose tidak pernah satu hari pun tidak melihat kedua kakaknya itu membawa buku di tangan.

"Itu mereka sedang belajar, Nak. Kakak-kakakmu sedang belajar. Mereka disebut jenius karena daya ingat mereka lebih tinggi dibandingkan anak-anak biasa. Tapi tanpa belajar dan membaca mereka tidak akan tahu apa-apa. Bahkan yang jenius juga belajar, termasuk ibumu," kata Rion.

Tidak hanya Rose, Lucas dan Roderick juga menatap ke arah sang ibu yang tersenyum sejak tadi.

"Mom, juga jenius?" tanya Rod.

"Rod, percayalah, Mommy kita itu sangat jenius terutama di pekerjaannya sebagai programer komputer, yang terjadi kemarin di perusahaan Daddy. Itu di belakang Mommy sedang melawan orang jahat lewat komputernya," beritahu Lucas.

Mata Roderick berbinar penuh semangat ketika tahu kalau ibunya adalah orang hebat dan jenius. Ia tahu kalau ibunya bekerja dengan komputer, tapi tidak menyangka kalau ibunya justru orang yang jenius. Kemarin ia melihat betapa hebat kekuasaan ayahnya yang memiliki orang-orang seperti tentara, dan sekarang tahu kalau ibunya juga orang yang sama hebatnya. Ia benar-benar semangat.

"Aku akan belajar lebih giat lagi agar bisa seperti Mommy dan Daddy!" seru Roderick termotivasi.

"Hmp ... jangan terlalu giat, Rod. Nanti aku ketinggalan jauh darimu," protes Rose, membayangkan kalau ia dulu sebelum kembali ke tubuh kecil ini bahkan tidak sempat mengenyam bangku universitas karena kekacauan yang ia buat hingga harus pergi dari rumah untuk memerbaikinya.

"Aku juga tidak ingin ketinggalan," sahut Lucas yang juga jadi termotivasi.

"Hei, hei. Daddy tahu kalau kalian suka belajar. Tapi ingat, Daddy tidak ingin kalian memaksakan diri untuk meraih puncak tertinggi dengan susah payah. Daddy dan Mommy ingin kalian menikmati waktu muda kalian. Bermain, bersenang-senang, mencari banyak teman, bahkan berkelahi sekali pun, lakukan dulu. Tidak perlu memaksakan menjadi nomor satu, karena pengalaman dan waktu yang kalian pakai dengan banyak kegiatan itu lebih baik. Buku mungkin akan mengajarkan kalian tentang semua pengetahuan, tapi dunia luar sangat berbeda dengan teori buku yang kalian baca," kata Rion.

"Benar yang dikatakan Daddy kalian. Mommy ingin kalian tidak usah memaksakan diri dengan pelajaran, peringkat, nilai. Bersenang-senang, bermain, adalah tugas kalian sebagai anak-anak. Karena dunia orang dewasa, akan membuat kalian tidak memiliki waktu luang untuk bermain. Tidak perlu membuktikan kepada siapa pun tentang betapa hebatnya kalian, karena tanpa perlu dibuktikan kalau kalian pantas, orang akan mengakui kalian," nasehat Lili.

"Dan Rose, tidak perlu malu untuk belajar. Kau bisa belajar dengan sesuka hatimu. Pokoknya apa yang kalian butuhkan akan Daddy berikan, asal kalian menggunakannya dengan baik dan sesuai aturan," kata Rion.

"Baik, Dad," jawab Rose.

Obrolan mereka terus berlanjut, membicarakan banyak hal antara orang tua dan anak. Mendengarkan cerita dari masing-masing akan banyak hal. Mendekatkan diri untuk memererat hubungan keluarga ini seperti yang selalu orang tua Rion dan Lili ajarkan.

Meskipun pepatah lama mengatakan kalau dalam sebuah ketenangan akan selalu ada badai yang menerjang, karena tenang salah satu tanda bahwa badai akan datang.

1
Acik Bae
Suka sama karyamu thor
Terus semangat berkarya 💪👍
Lala Kusumah
duh bener-bener tegaaaanng 😵‍💫😵‍💫🫣🫣
ir
kak jangan bilang itu jacob pleaseee
Costa: lebih tepatnya atasan si lili dibidang IT mungkin
Yhunie Arthi: /Slight//Slight//Slight//Slight/
total 2 replies
ir
menyala little devil
Ana Kurniawan
🥰🥰🥰🥰
Ana Kurniawan
mantab rose... 👍
Sri Wulandari Buamonabot
UP LAGI
ir
ayoo Rose bantu daddy mu, kamu pasti bisa
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut 🙏🙏
ir
masuk akal, kalo di masa depan Rose beneran meninggal ga mungkin seorang Rion Lorenzo akan diem aja, yg pasti bakal balas dendam dan peperangan besar terjadi
sekarang paham siapa orh yg meluk Rose pas dia di tembak pasti Panther, dan mimpi Arthur ada lah peringatan mungkin untuk hati², gemana ya perasaan Rion saat dia tau tentang Rose di masa depan dan dia orang yg paling tau terakhir dan pas Rose bilang bahwa Arthur ga akan bisa menangkap Rose saat jadi polisi wajar karna di masa itu Rosetta jadi Ubi cilembu
ir: satu negara kek nye kena semua dah kak
Yhunie Arthi: Bener, tahu sendiri bapak Rion kita, Lili di culik aja satu organisasi abis cuman berdua dia sama dante, apalagi pas tahu Rose jadi ubi dan dia terlambat. Apa nggak perang itu /Grimace/
total 2 replies
Lala Kusumah
😭😭😭😭😭
Nilawati Raiyan
👍👍❤️
Ana Kurniawan
mantab...
ir
selalu penasaran weeehh
Yhunie Arthi: /Slight//Slight//Slight//Slight//Slight/
total 1 replies
Ppur Wanto
mau ditumpuk dulu babnya biar banyakan, eh ngk kuat jga jadi dibuka deh... lanjut dah
Yhunie Arthi: hahaha... semangat bacanya /Facepalm/
total 1 replies
Ana Kurniawan
kuuraang.... thor /Grimace//Grimace/
Yhunie Arthi: Sabar ya menunggu update /Chuckle/
total 1 replies
ir
siapa dua orang di ambang pintu, Arthur dan lucas kah?
kak kan di part yg Rose kena tembak ada kalimat " ada seseorang yg menangis dengan penyesalan " kalo ga salah apa itu Arthur 🤔
Yhunie Arthi: muehehe /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
ir
kak dirimu anak IT kah, ko tau dunia Cyber 😁😁
Yhunie Arthi: saya cuman othor aja kok /Proud/
total 1 replies
dimsum mbluber1
lagiiiiii
lagiiiiii
lagiii
up
up
up
ir
kek nya Dante sama jacob lebih peka deh sama sikap Rosetta
Yhunie Arthi: Setuju /Slight/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!