🥈 Juara 2 Super System Season 2
EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORAN!
Seorang pria bernama Ferzo adalah anak miskin yang tinggal di sebuah gubuk milik orang lain, sedangkan kerjanya adalah menjadi pengembala kambing milik majikannya. Di sekolah ia di buli oleh teman sekelasnya, sayangnya ia tak berani melawan dan memilih untuk diam.
Bukan itu saja, saat ia baru saja pulang sekolah, ia langsung di pecat oleh majikannya, karena 5 ekor kambing yang siap jual hilang. Ferzo pun di usir dari tempat tinggalnya yang sudah bertahun-tahun ia tinggali. Dengan berat hati ia pun pergi dari tempat itu.
Keberuntungannya datang, ia mendapatkan sebuah system super canggih yang membantunya memenuhi harapannya. Setelah ia mendapatkan system', ia mengerjakan misi yang sudah di programkan oleh system untuknya.
Ia membangun perusahaannya dari saldo yang ia dapatkan. Meskipun ia sudah kaya, tapi tetap membantu orang yang sudah dan menolong orang yang membut
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Ferzo melajukan motornya di jalanan dan tak lama kemudian ia sampai di rumahnya. Dan seperti biasa, rumahnya penuh dengan pup dua anabulnya.
"He-he-he, mana Iyan nih, aku suruh dia saja yang bersihkan," ucap Ferzo terkekeh. Ia mengambil ponselnya dan mencari kontak tukang bangunan untuk membuat ruang khusus untuk anabulnya itu.
Ferzo keluar dari rumahnya dan berdiri di teras, terlihat 2 orang menggunakan motor. Itu adalah Iyan dan Mul.
"Hey! Kesini!" teriak Ferzo. Mereka melihat ke arah Ferzo dan membelokkan motornya ke pekarangan rumah Ferzo.
Mereka melihat rumah Ferzo dan terpukau dengan kemewahan rumahnya.
"Ini rumah kamu?" tanya Mul mengangkat alisnya.
"Iya." angguk Ferzo. Mereka melongo melihat rumah Ferzo yang besar itu.
"Baiklah Iyan kau ingin game mu itu kan? Tentu aku tidak akan memberikan mu begitu saja, jadi kamu harus melakukan sesuatu untuk ku dulu," ucap Ferzo.
"Memangnya apa yang harus aku lakukan?" tanya Iyan.
"Kemarilah dan masuk," ucap Ferzo. Mereka ragu-ragu dan tetap menuruti ucapan Ferzo.
"Uweeekk ...! Bau apaan ini!" teriak Iyan menutup hidungnya dan keluar dari rumah Ferzo.
"Nah, jika kamu ingin aku mengembalikan game mu itu, maka bersihkan dulu rumahku sampai kinclong," ucap Ferzo memberikan pel dan tissue.
"Bersihkan ya, aku masih ada keperluan dan jangan lupa bersihkan juga rumah ku, jika tidak tidak maka aku tidak akan memberikan game mu itu," ucap Ferzo. Ferzo pun membawa kedua anabulnya itu keluar dari rumah lalu ia menuju garasi mobil dan mengeluarkan mobilnya keluar.
Triring! Triring! Triring!
"Halo," jawab Ferzo.
"Di mana rumahnya?" tanya tukang itu.
"Apa lihat rumah tingkat 2 warna putih?" tanya Ferzo.
"Oh iya ada, oh ini ya rumahnya, ya udah saya ke sana." panggilan di putuskan.
Ada sebuah motor yang masuk ke perkarangan rumah Ferzo dan berhenti. Ferzo keluar dari mobilnya dan menghampiri bapak tukang tersebut.
"Apa yang harus aku kerjakan Dek?" tanya bapak itu.
"Ayo masuk dulu Pak, aku tunjukkan," ajak Ferzo masuk ke dalam rumahnya.
"Oh, ada pembersih juga di rumah ini?" tanya tukang itu.
"Hm … mereka melakukannya secara suka rela kok Pak," jawab Ferzo menyengir.
"Sial! Dia benar-benar menyebalkan!" decak Iyan kesal.
Ferzo pun menunjuk sebuah ruangan khusus untuk anabulnya, dan Ferzo mengarahkan tukang itu untuk membuatnya.
[Ding Ding]
[Misi baru]
[Seorang pengemis di pukuli, selamatkan dia]
[Hadiah 6.000.000]
[Status misi: Sedang berlangsung]
"Hm ... Pak, saya pergi sebentar ya, tunggu saja saya pulang ya, dan untuk kalian berdua tetap di sini, tugas kalian melihat bapak itu, atau aku akan menghancurkan game mu ini," ucap Ferzo memperlihatkan gamenya dan ia buru-buru masuk ke dalam mobilnya.
"Haishh! Dia pikir aku ini pembantunya!" teriak Iyan.
"Sudah terima saja, setidaknya hanya menunggu beberapa menit saja, menunggu 1 Minggu di rumah Yun aja kita sabar," ucap Mul terkekeh.
"Ayo ke dapur, mana tau ada makanan di kulkas," ucap Iyan. Mereka melongo karena di dalam kulkas tidak ada apa-apa di sana.
"Katanya kaya, tapi sebungkus roti pun tidak ada," sungut Iyan.
Ferzo terus melajukan mobilnya ke arah tujuannya. Di sebuah jalan yang tidak terlalu ramai di lalui orang, seorang pria dengan baju compang camping di tendang oleh pengemis yang lain.