Kuliah diluar kota membuat Della mau tak mau harus tinggal serumah dengan kakak serta kakak iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon israningsa 08., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 : Mata Bengkak Della
Della mengurung diri didalam kamarnya hingga langit berubah gelap, beberapa kali Raka mengetuk pintu kamarnya tapi gadis tak banyak respon padanya.
Suara motor berhenti didepan rumah, Sepertinya Mala sudah pulang dari tempat kerjanya. Raka memijit pelipisnya sembari berjalan keluar.
"Kamu kenapa sayang? Kok kayak orang lagi banyak fikiran gitu sih?"
"Iya nihh kayaknya kepalaku lagi sakit, tadi juga aku pulang lebih cepet gara2 kepalaku sakit!" Alasannya.
"Kamu udah minum obat?"
Raka menggeleng, "belum sayang!"
"Ya ampun, kayaknya stok obat sakit kepala juga udah habis lagi, ya udah... Kamu tunggu disini biar aku ke apotek bentar beliin obat buat kamu!"
"Ehh nggak usah sayang, lagian kamu kan capek baru pulang juga. Kepalaku udah nggak terlalu sakit kok! Kamu tenang aja!"
"Kamu yakin? Terus Della dimana? Kok aku nggak denger suara dia!?" Mala celingak-celinguk ke belakang Raka.
Raka menggigit kecil sudut bibirnya, ia mencoba mencari alasan, "Dia ada di kamarnya!"
"Ohh... Terus kamu gimana? Yakin nggak mau aku beliin obat di apotek? Aku khawatir sakit kepalamu bakal parah, dan juga didepan itu mobil siapa? Terus motor kamu dimana?" Tanyanya lagi.
"Ya ampun sayangku, pertanyaan kamu banyak banget sih, tapi aku bakal jawab kok heheh... Tadi itu teman aku suruh nganterin barang banyak banget, mungkin gara-gara itu kepalaku jadi sakit kali ya?! Terus teman aku bilang dia mau tukaran kendaraan sehari sama aku, katanya dia bosen bawa mobil terus!" Alasan Raka.
"Teman kamu agak aneh yah!"
"Ehm... Yahh gitu dehh, mau gimana lagi dia sama aku udah kayak saudara kandung malah. Ehh ngapain bicara di sini, mending istriku tercinta ini istirahat di kamar aja!"
Raka berjalan lalu berdiri tepat di belakang Mala, dia meletakkan kedua tangannya di bahu istrinya itu kemudian berjalan menuju kamar.
"Kamu mau ngapain?"
"Bawa istri aku kekamarlah!"
"Hemmm... Bilang aja kamu mau sesuatu!" Celetuk Mala.
"Enggak sayang, aku ngerti kok kalau kamu itu capek banget, kan kamu bisa ngasih aku besok atau enggak lusa mungkin iya kan?"
Mala hanya tersenyum tipis, "Ini pertama kalinya lohh kamu bilang gini ke aku!"
"Heheh, udah ahh jangan bahas disini, mending kita kekamar aja!"
Mereka mulai berjalan menuju kamar, saat selesai berganti pakaian Mala langsung menuju kamar adiknya itu.
Dia mengetuk pintu tapi sama sekali tak ada jawaban, Raka yang lewat lalu berkata, "Mungkin Della udah tidur sayang, udah jangan diketuk lagi!"
"Enggak ahh aku nggak yakin kalau dia bakal tidur jam segini!" Sangkalnya.
Tokk... Tok...
"Del... Buka pintunya dong! Kakak mau masuk nih! Del.... Della, kamu dengar kakak nggak sih? Buka pintunya! Kamu nggak kenapa-kenapa kan?" Ucap Mala cemas.
"Udah sayang!"
"Seenggaknya dia bangun buat makan dulu baru tidur lagi! Gimana kalau sampai dia sakit?"
"Sayang... Della itu bukan anak kecil lagi, dia tau mana yang baik buat dia, kalau dia lapar pasti dia bakalan bangun makan sendiri, iya kan?" Kata Raka.
Pada akhirnya Mala menghela nafasnya, "ya udah dehh!"
Mala memutuskan untuk makan berdua dengan suaminya tanpa kehadiran Della, dia yang merasa agak capek itu tak berdaya saat melihat tumpukan piring kotor di westafel, rasa kantuk itu perlahan membuat menguap beberapa kali.
"Bentar subuh aja kali ya cuci piringnya hoahhh!" Gumam Mala dengan suara lemas.
Ia berjalan meninggalkan dapur namun langkahnya terhenti saat melihat adiknya itu keluar dari kamarnya.
Rambut Della begitu acak-acakan bahkan hampir menutupi wajahnya, gadis itu juga tertunduk sampai Mala merinding melihat adiknya.
"Dell... Kamu, kamu kenapa?" Tanya Mala berjalan menghampiri adiknya.
Della tak menjawab, dia hanya terus tertunduk.
"Della, jawab kakak, kamu kenapa? Apa kamu sakit? Please jangan buat kakak takut dong!"
Mala menyelipkan rambut Della kesamping hingga mata bengkak Della akhirnya nampak oleh kakaknya itu.
Mala terkejut melihatnya, "Mata kamu kenapa? Kamu abis nangis? Hah? Jawab kakak Dell... Kamu sebenarnya kenapa sih? Dell.... Jawab kakak!" Desaknya.
Della menggelengkan kepalanya, Mala semakin penasaran dengan tingkah adiknya itu, apalagi ketika ia lengah Della hampir masuk kembali kedalam kamarnya tanpa bercerita kepada Mala untung saja Mala dengan cepat memegang tangan adiknya itu.