NovelToon NovelToon
Terpaksa Nikah

Terpaksa Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Berbaikan / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Pelakor jahat
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Star123

Rania Zakiyah, gadis berumur 21 tahun yang terpaksa nikah dengan laki-laki yang tidak dikenalnya. Akankah pernikahan mereka berlanjut atau harus berpisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Dibelahan negara lain, seorang ibu sedang merindukan putranya. Dalam doa, ibu itu terus menyebut nama anaknya. Ibu itu menyesal kenapa dia juga tidak ikut membawa anak laki-lakinya. Ibu itu takut jika nanti dia serta merta membawa putra sulungnya, takut jika nanti tidak bisa membiayai.

"Semoga kamu bahagia, Rafa. Maafkan mamanya yang meninggalkanmu" lirihnya. Mama Agatha memeluk erat handphone yang dilayarnya ada foto Rafa. Mudah sekali mencari foto Rafa, Rafa termasuk dalam jajaran pembisnis muda yang berjaya.

"Ma" tegur Dania. Dania masuk ke dalam kamar mamanya. Dengan gerakan cepat, Mama Agatha menghapus air matanya.

"Kenapa, Dania?" Mama Agatha mencoba tersenyum. Raut wajah sedih tadi langsung berubah. Mama Agatha langsung menaruh handphone di nakas yang berada disampingnya.

"Ayo, kita pulang" lirih Dania.

"Pulang kemana, Dania?"

"Dania tahu Mama selalu merindukan Kak Rafa. Ayo, kita kembali ke Indonesia. Sudah cukup kita bersembunyi. Kak Rafa pasti melindungi kita" Dania menggenggam tangan Mamanya yang sudah tidak sehalus dulu. Mereka berdua harus berjuang melanjutkan hidup dengan membuka toko kue.

"Tapi, Dania. Apakah kakakmu akan memaafkan mama yang telah meninggalkan dia. Mama takut untuk bertemu kakakmu. Mama... Mama meninggalkan dia, Dania" Mama Agatha menumpahkan segala kerisauan yang selalu ada di dalam dadanya selama ini. Dania yang melihat mamanya menangis langsung memeluk wanita yang sudah melahirkannya 20 tahun yang lalu.

***

"Jangan kepedean ya, Rania mau dianterin abang" gerutu Rania yang sudah mengomel sejak kembali ke kamarnya. Saat ini, Rania sedang siap-siap untuk pergi ke kampus. Rafa hanya mendengarkan Rania berbicara.

"Ayo" ajak Rania yang sudah selesai bersiap-siap. Rania memakai setelan rok dengan warna biru muda dan dipadukan kerudung bermotif yang senada dengan pakainnya. Dengan makeup yang seadaanya, wajah Rania tambah terlihat cantik.

Rafa yang sedang bermain handphone sempat terpesona dengan penampilan Rania. Sebelum Rania sadar, Rafa langsung berdiri dan memasukkan handphone ke dalam sakunya.

"Sebentar, Abang ambil jaket dulu" Rafa langsung mengambil jaket yang berada di gantungan kamar Rania. Kebetulan sekali kemarin naik motor dan panas.

Rafa sudah berada duluan di atas motor, Rania masih izin pamit ke ibu dan bapaknya. Sebelumnya, Rafa juga sudah berpamitan.

"Pegangan" perintah Rafa ketika Rania sudah duduk dibelakangnya. Meskipun pakai rok, Rania tetap memakai dalaman celana panjang untuk menghindari ketika posisi naik motor saat ini.

"Modus"

"Ya sudah, Abang ga tanggung-jawab kalau kamu jatuh ya" ujar Rafa yang sedikit menyunggingkan senyum di bibirnya.

"Heum"

"Mari, Pak Bu. Kami berangkat dulu" pamit Rafa sebelum dia menarik gas motornya.

"Assalamualaikum" Rania yang mengucapkan salam karena tidak ada salam yang terdengar dari Rafa.

"Walaikumsalam, kalian hati-hati ya. Rafa bawa motornya pelan-pelan ya" ucap Ibu Tania.

"Ya bu" jawab Rafa.

Setelah berpamitan Rafa mulai menarik gas motornya, awalnya Rafa mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Namun, ketika keluar dari gang rumah Rania. Kecepatan motor ditambah oleh Rafa.

"Bang, jangan laju-laju" teriak Rania yang kaget.

"Apa? Abang ga dengar" balas Rafa.

"Jangan laju-laju, jam kuliah Rania masih lama"

"Oh" Bukannya menuruti Rania, Rafa malah menambah kecepatan motornya. Rania yang kaget tiba-tiba memeluk Rafa. Kecepatan motor punya Rania sebenarnya belum ada ap-apanya jika dibanding dengan motor sport Rafa.

"Jangan kepedean ya, bang. Ini karena Rania ga mau mati muda" samar-samar Rafa mendengar Rania mengomel. Rafa tersenyum, baru kali ini Rafa membonceng wanita. Selama bareng Bella, Bella selalu menolak jika diajak naik motor. Selalu ada saja alasannya entah yang panas, hujan atau berdebu.

Perjalanan yang biasanya ditempuh Rania selama 30 menit. Ini dengan Rafa hanya 15 menit, separuh dari perjalanan Rania. Rania turun dari motor setelah Rafa memberhentikan motornya.

"Kalau mau pulang ntar info aja" Rania memberi helm yang digunakan kepada Rafa.

"Infonya gimana? Punya nomor abang aja ga ada" ucap Rania. Rafa yang sadar segera mengambil handphonenya yang berada di saku. Rafa sedikit mengotak-atik hanphonenya dan handphone Rania berdering.

"Itu nomor abang, disimpan jangan diblokir" ujar Rafa kembali memasukkan handphonenya ke saku. Rania yang mendengar sindiran Rafa hanya bisa memanyunkan bibirnya.

"Kok abang bisa tahu nomor Rania?" tanya Rania yang penasaran.

"Ada deh, sudah sana masuk. Ntar telat lagi yang disalahin malah abang"

"Ehmmmm" Rania menjulurkan tangannya.

"Apa?" tanya Rafa yang tidak mengerti. Dengan cepat, Rania menarik tangan Rafa dan mencium punggung tangan Rafa. Mau bagaimana pun keadaannya, Rafa tetap suami Rania.

"Assalamualaikum" ucap Rania dengan wajah yang sudah merah. Rania langsung pergi dari hadapan Rafa dengan terburu-buru meninggalkan Rafa yang masih terbengong. Perlakuan Rania saat ini membuat Rafa seperti dihargai.

"Hayo, tadi itu siapa?" tanya Winie, teman Rania satu jurusan. Winie tidak sendiri ada Keyla juga disampingnya.

"Siapa?" tanya Rania yang pura-pura ga ngerti arah pembicaraan temannya.

"Idiihhh, pura-pura bego dah dia. Itu tuh yang baru ngantar mana dicium lagi tangannya. Oh, so sweet banget" goda Keyla. Jangan heran dengan Keyla, walaupun wajahnya manis tapi kalau bicara suka ga direm

"Oh, yang tadi yang ngantar aku. Itu sepupuku" jawab Rania sambil berjalan. "Semoga mereka ga tau kalau aku bohong. Maafkan Rania, ya allah" lanjut Rania dalam hati.

"Sepupu darimana? Kok gue ga pernah tahu ya. Lu tahu key?"

"Gak. Lu ga lagi bohong kan, Ran?" Keyla menggeleng dan mencoba menelisik wajah Rania.

"Ya, Lu ga tahu lah. Orang dari kampung kok, baru juga datang kemarin sore" Rania memundurkan wajah Keyla. Rania masih mencoba menutupi walau dalam hati terus-menerus meminta maaf pada Sang Pencipta.

"Tapi gue kaya pernah lihat deh, tapi dimana ya. Wajahnya kaya ga asing" Keyla masih mencoba mikir. Wajah laki-laki yang mengantar Rania seperti pernah dilihat Keyla.

"Sudah-sudah, ga penting sekali kalian ini keponya. Ayo, kita masuk ntar telat" ajak Rania sambil menggandeng teman-temannya disamping kiri-kanan.

Setelah mengantar Rania, Rafa tidak kembali kerumah Rania tapi pergi lke penthousenya. Ada yang ingin Rafa kerjakan karena Dustin baru saja mengirim email.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Noveria_MawarViani
lanjut
wirdya maula
semangat terus nulisnya ya thorr😄
H
😂😂😂
Noveria_MawarViani
penasaran
Noveria_MawarViani
Bagus kak jalan ceritanya.

beri dukungan di Novel terbaruku juga ya kak, jangan lupa kritik dan saran untuk membangun penulisanku
Star123: Terima kasih, kak. siap kak, mohkn ditunggu ya😀
total 1 replies
Ketty Wewengkang Tingkue
aku suka ceritanya
Ketty Wewengkang Tingkue
lanjut penasaran ini ceritanya bagus
Ketty Wewengkang Tingkue
lanjut ceritanya bangus
Alex
lanjut kakak
Rini
pertahankan dong klu emang suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!