A Dangerous Man ( Balas Dendam Sang Mafia )

Dengan berat hati rencana pernikahan Nadine dan Damar terpaksa ditunda. Keluarga Damar akan tetap setia menunggu keajaiban sampai Nadine kembali.

"Saya sangat mencintai Nadine, Om. Saya akan bersedia menunggu sampai Nadine kembali." ucap Damar pada calon mertuanya.

Saat ini keluarga Damar sedang berkunjung ke kediaman Tuan Rama.

Tuan Rama merasa tersentuh hatinya dengan ketulusan calon menantunya itu.

"Damar memang pria sejati ya Mas, putri kita sangat beruntung memiliki calon suami seperti Damar." Sonya memuji calon menantunya. Walaupun sebenarnya dia sedang galau karena dia sudah mengirim pesan beberapa kali pada Adam Alvarez, tapi Adam belum juga menanggapi pesan darinya.

Sonya pun tidak tau kenapa perasaan dia pada pria muda itu begitu menggebu, sosok Adam memang terlalu sempurna, membuat dia sering memimpikan pria itu. Sampai dia berkhayal tubuh pria yang indah itu begitu gagah berada di atasnya.

Sesekali Sonya melirik ponselnya, berharap Adam membalas pesan darinya dan menepati janjinya untuk makan malam bersamanya, walaupun sebenarnya dia sangat berharap mereka bisa berakhir di kamar hotel. Menghabiskan malam bersama pria itu.

Tuan Rama hanya tersenyum tipis, kondisinya sedang tidak begitu sehat, karena selalu memikirkan Nadine setiap waktu. Hatinya sungguh tidak tenang dan begitu gelisah takut Nadine terluka.

...****************...

Hari ini Nadine sangat kelelahan sekali, staminanya telah terkuras semalam, dan sekarang dia harus membersihkan Mansion yang begitu megah. Namun walaupun begitu, dia harus bisa membereskan semuanya sebelum Marvin pulang, jangan sampai dia dihukum oleh pria itu di atas ranjang.

Nadine tidak munafik, hukuman Marvin memang memberikan kenikmatan, dia wanita normal, pastinya dia merasakan bagaimana nikmatnya saat Marvin menjamah seluruh tubuhnya. Pria itu begitu ganas di atas ranjang, tapi dia juga pandai memancing gairah kewanita-annya, membuatnya tidak bisa marah, malah ikut terhanyut menikmati malam panas mereka.

Adam Alvarez, seorang pria dengan sejuta pesona, banyak wanita yang memujanya, memiliki paras yang begitu tampan dan memiliki tubuh yang sixpack, dan otot-otot yang melekat di tangan dan perutnya. Pasti banyak wanita yang menginginkan bisa berada di bawah kungkungan pria itu.

Namun bagi Nadine, pria itu begitu jahat dan kejam, menculiknya tanpa alasan yang jelas, mengurungnya di mansion, memberikan pekerjaan yang berat padanya, dan merenggut kesuciannya. Pria itu tidak sesempurna yang orang pikirkan.

"Tapi aku tidak bisa begini terus, bagaimana kalau aku dikurung selamanya disini olehnya atau mungkin dia akan membunuhku?" Nadine bergidik ngeri membayangkannya.

"Aku harus keluar dari sini apapun yang terjadi." Nadine harus mengesampingkan perasaan amarahnya pada Marvin, dia harus tetap berusaha untuk mengambil hati Marvin, agar Marvin mau melepaskannya, karena hanya itu satu-satunya jalan agar dia bisa keluar dari mansion ini.

Ketika Nadine membersihkan sebuah ruangan, dia melihat ada foto Marvin yang sedang dirangkul oleh Om Theo, Nadine memperhatikan wajah Om Theo, "Siapa pria ini? Apa dia ayahnya Adam? Atau Omnya Adam?"

...****************...

Sementara itu, di Australia, Om Theo sedang berbicara dengan salah satu pengawalnya Marvin, yaitu Dami. Dia hanya ingin tau bagaimana hubungan persaudaraan Nadine dan Marvin, dia hanya takut Marvin tidak tega membunuh Nadine, gara-gara Nadine anak dari ayahnya.

"Tuan Adam sering memberikan hukuman setiap hari pada gadis itu. Bahkan gadis itu harus tidur digudang setiap malam." jawab Dami, begitu ditanyai apa yang Marvin lakukan pada Nadine disetiap harinya.

Marvin melarang para pengawal masuk ke dalam mansion tanpa seizin darinya, mereka hanya berjaga-jaga di depan gerbang, dan tersedia tempat khusus untuk mereka, yang letaknya lumayan jauh dari mansion, karena mansion milik Marvin memiliki halaman yang begitu sangat luas, dikelilingi benteng yang begitu tinggi.

Dami hanya diperbolehkan masuk ke dalam mansion jika Marvin tidak ada, untuk mengawasi Nadine. Maka dari itu dia tidak tau apa yang terjadi semalam antara Nadine dan Marvin.

Om Theo merasa lega mendengar laporan dari Dami, dia hanya takut hubungan darah diantara mereka membuat Marvin luluh pada Nadine. Bagaimana pun juga Nadine adalah anak dari Sonya dan Tuan Rama, orang yang telah menyakiti Bu Rena. Walaupun Bu Rena hanyalah kakak angkatnya, namun dulu saat dia masih kecil Bu Rena selalu menjadi kakak yang baik untuknya dan selalu menjaganya.

Nadine adalah hal yang paling berharga untuk Tuan Rama, karena itu Om Theo ingin Tuan Rama merasakan bagaimana kehilangan orang yang paling berharga untuknya. Dan ia akan menunggu dimana Marvin memiliki keberanian untuk mengikuti apa yang dia perintahkan, dengan mengirimkan kejutan berikutnya untuk Tuan Rama dan Sonya.

"Baguslah kalau begitu, aku ingin kamu mengawasi mereka."

"Baik, Tuan."

"Apa Adam selama di Indonesia dekat dengan seorang wanita?"

"Tidak, Tuan. Tuan Adam tidak terlihat dekat dengan wanita manapun."

Om Theo merasa puas mendengarnya, dia menginginkan Marvin bisa lebih kuat darinya, karena itu dia melarang Marvin untuk tidak jatuh cinta, apalagi dia ingin Marvin fokus untuk membalaskan dendamnya.

"Jika kamu melihat Adam dekat dengan seorang wanita, laporan padaku, aku akan melenyapkan wanita itu."

"Baik, Tuan."

Bagi Om Theo, wanita akan menjadi kelemahan untuk Marvin, yang bisa saja digunakan oleh musuh untuk menghancurkannya, Om Theo ingin Marvin tetap menjadi a dangerous man, seorang pria yang selalu ditakuti oleh musuh-musuhnya, dan sukses membawa gang Athena menjadi kelompok mafia terkuat di dunia ini.